Mohon tunggu...
MELSI ANGRAINI
MELSI ANGRAINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Prodi Pendidikan IPS (Konsentrasi Ilmu Ekonomi), dan menyukai seputar Sejarah karena sejarah adalah gurunya kehidupan. 🤗❤️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Kamang dan PDRI

27 Juli 2022   12:49 Diperbarui: 27 Juli 2022   12:54 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

7. Kantor polisi meliter dan kantor polisi ada di dusun Ladang darek dan guguak rang pisang

Melihat invasi meliter Belanda sepertinya meliternya merencanakn perang gerak cepat menaklukan Kamang, dan menganggap enteng kekuatan tentara rakyat, ternyata inilah yang jadi malapetaka bagi mereka. Strategi yang diterapkan memperkuat pintu masuk di dusun pintu koto yang dikomandoi oleh Letnan Bakhtiar, Sofyan, Jamaan tembak, Zulkarnain dan lainnya, sehingga mereka berhasil membuat pasukan Belanda kembali ke Bukittinggi dengan membawa korban dan kegagalan. Dan hal ini selalu terjadi di setiap penyerbuan Belanda ke Kamang. Dan akan lebih menjadi kenangan tersendiri bagi Belanda setelah memasuki tahun 1949 dimana dimasa ini terbentuk satu unit gerilya yang bernama pasukan mobil teras (pmt). Kelompok ini terdiri dari unsur pemuda setempat yang pernah menerima latihan kemeliteran dari jepang dimana unit ini berjiwa militan, berhaluan keras dan berani mati.

Tetapi lambat laun perlawanan pejuang di Kamang ini dapat diantisipasi oleh Belanda, dimana dengan secara brutal mereka menyerang dan menembaki tempat yang di anggap kantong gerilyawan dengan persenjataan lengkap yang didukung dengan kendaraan lapis baja dan pesawat tempur. Kolonel Dahlan Jambek segera memerintahkan pasukannya untuk mundur lebih jauh ke perbukitan.

Barulah keadaan ini mengalami sedikit perubahan setelah garnizun dari Suaya/suliki tiba di dusun rumah tinggi untuk bergabung dengan pasukan beruang agam dibawah komandan Letna Hasrul Dt Rangkayo basa dan terbentuknya kerjasama dengan pasukan Letna Sidi amir hosen yang ber pos di nagari koto tangah.

Namun walaupun bagaimana gigihnya para pejuang akhirnya tgl 3 juli 1949 pintu koto akhirnya jatuh juga ketangan Belanda, barulah tiga hari kemudian tepatnya tgl 7 juli 1949 pasukan Belanda mengakhiri pendudukannya bertepatapan dengan diumumkannya cease fire (penghentian tembak menembak) antara Belanda dan Indonesia

Sumber : 

Kamang dalam pertumbuhan dan perjuangan menentang kolonialis disusun oleh A. Sutan M. Indo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun