Mohon tunggu...
Mella sari Pili
Mella sari Pili Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Keterangan menegenai sosial dan politik dan juga seluruh isi hati dari berbagai penjuru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Greenpeace Terhadap Pembakaran Hutan Papua yang Memandang Masalah Menjadi Porposional

6 Januari 2021   11:35 Diperbarui: 7 Januari 2021   13:47 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Papua yang dikenal dengan kaya terhadap alam dan beberapa kabupaten hutan menjadi sumber ketergantungan hidup untuk masyrakat daerah khususnya, bahkan tanpa hutan sumber mereka tidak ada yang akan di temui. Namun dengan di sayangkan terhadap apa yang sudah di timpa oleh Papua yang terjadi dengan kebakaran hutan yang di sengaja. Tanah adat Papua yang kerap dijadikan membela kepentingan rakyat dengan alasan jangan menghilangkan hutan mereka, yang dimana seharusnya membiarkan atau bebas membuka perkebunan yang hanya memanipulasi rakyat untuk kepentingan sendiri.

            Satu sudut pandang melihat lahan papua sedikit demi sedikit akan punah atau habis dimana dengan kejadian yang sudah terjadi terhadap hutan papua dimulai dari 2001-2019 itu sudah mencapai puluhan tindakan yang tidak di inginkan Papua. Masyarakat papua sendiri mengakui tidak pernah bongkar huutan, tetapi orang luarlah yang bongkar hutan itu, buat masyarakat Papua sendiri itu adalah luka besar yang menjadi beban terbesar kami.

            Hutan di Papua dikenal punya nilai keanekaragaman hayati tinggi, lebih dari 60% nilai hayati itu tinggi yang ada di Papua. Namun semakin lama, semakin hari nilai tumbuh pada hutan papua berkurang yang menjadi benih petak untuk perkebunan kelapa sawit, dimana adanya hutan yang sengaja dibakar memungkinkan menjadi keuntungan dari pihak kedua yaitu pihak luar yang bisa berpotensi pulau bahkan hancurnya atau kehilangan negara sendiri. Banyak konglomerasi yang menginginkan tanah atau hutan papua demi mencari keuntungan.

            Kebakaran papua di hutan di indonesai bukan lagi merupakan hal asing bagi masyarakat indonesia karena sering terjadi, di saat itiu juga banyak kebakaran hutan yang tidak bisa di kendalikan oleh semua pihak terkait yang belajar dari fenomena El Nino sebellumnya di Papua Barat yang menyebabkan musim kering yang berkepanjangan. Papua adalah rumah bagi hutan terluas yang tersisa di Asia. Sebuah investigasi visual dengan menunjukan perusahaan raksasa asal korea selatan sengaja menggunakan api untuk membuka hutan Papua demi memperluas lahan sawit.

Berdasarkan akun Twitter yang digunakan masalah Papua menjadi hal trending no.1 di Twitter yang menggunakan hastag #SavePapuaForest pada tanggal 13 november 2020 yang permasalahannya pembakaran hutan di Papua untuk lahan perkebunan. Adanya pelaku utama yag disangka adalah Seoul atau Korea Selatan yang menginginkan membuka lahan perkebunan di tanah papua. Huta menjadi bagian yang tak terpisahkan oleh masyarakat papua yang menjadi garda terdepan perluasan bisnis perusahaan sawit, dengan itulah hal ini menjadi trending salah satu akun Twitter.

            Pengaduan yang sudah diduga kebakaran hutan tersebut yang dilakukan secara sengaja dimana ajuan itu oleh Mighty Earth, Board of International Directors dari Forest Stewardship Council (FSC). Spesifik untuk mengetahui fakta terkait isu yang diambil memnjadi isu nasional dan internasional karena pelakunya disinyalir perusahaan asing, yang dimana ada kesengajaan mendekati izin perusahaan asing yang melakukan kegiatan di negara kesatuan republik indonesia.

            BBC sendiri mengangkat pemberitaan pembakaran hutan di papua yang digunakan unutk perkebunan kelapa sawit, yang dimana masalah pembakaran hutan di Papua sejak lama sudah terjadi dan banyak menyelidik terhadap citra satelit dan titik dasar api dari satelit nealsa di area yang sama di pada perioda yang sama.

            Korindo Korea dan Indonesia bisa dikatakan penebangan dan kelapa sawit yang konglomerat yang dalam deforestasi berskala besar di Papua dan maluku utara di indonesia. Berdasar analisis yang di dapatkan Korindo memeiliki perkebunnan kelapa sawit dengan mengahncurkan lahan yang ada di papua berkisar 57.000 hektar hutan yang bisa dibilang seluas Korea Selatan yang dimana Green Peace sendiri juga melakukan investigasi terhadap kebakaran lahan yang dinilai seluas wilayah Seoul tersebut.

            Grup Korindo sendiri semua yang telah menerima pembayaran kompensasi terhadap pelepasan lahan pada saat ini Korindo sendiri belum pernah melakukan pembukaan lahan di seluruh areal tersebut sehingga bisa dipastikan bahwa tidak ada hak atas tanah yang dilanggar oleh perusahaan yang dimaan mereka juga menegaskan penyataan The Forest Stewardship Council (FSC) yang hasil kesimpulan investigasi tersebut menyatakan tuduhan bahwa Korindo dengan sengaja dan ilegal membakar aeral perkebunan yang menyatakan hal itu salah dan tidak benar.

            para peneliti yang menerapkan analisis spasial dan arsitektural serta teknik pemodelan dan penelitian canggih untuk menyelidiki perusakan lingkuangan yang dimana sudah menemukan pola,arah dan kecepatan pergerakan angin dengan pola kecepan dan arah pembukaan lahan, hal inilah yang menjadi tolak ukur peneliti Forensic Architectur dan berpotensi melanggar ham

            Salah satu Kapolres Boven Digoel menjelaskan hal itu tak lepas karena perkebunan kelapa sawit yang dikategorikan sebagai objek vital.Sedangkan  Korindo sendiri beralasan perkebunan sawitnya berada dekat dengan perbatasan Papua dan Papua nugini sehingga keberadaan aparat polisi diperlukan untuk menjaga kemananan. dan melihat beberapa ajuan masyarakat polisi sendiri sudah menjaga dan sudah mengawasi pengawasan pos yang di dalam pertanian dimana pengawasan yang selalu menjadi tindak lanjuti secara rutin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun