Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Radioku Dulu, Radioku Kini

5 Desember 2022   11:05 Diperbarui: 5 Desember 2022   13:10 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, radio sekarang sudah nyaris hilang. Dulu tahun 2019 di desa tempat saya merantau masih saya dengar warga menyetel radio. Bahkan warga di sana ada yang membuat radio daerah. Bagi penduduk desa, radio sangat berperan sekali meskipun sudah sedikit yang menggunakannya.

Saya sendiri pernah mencoba untuk mencari sinyal, yang saya dapat hanya sinyal radio RRI. Itu pun hanya sekali, lalu hilang. Sampai saya pindah pun, saya tidak lagi mendengarkan radio RRI di sana. Sayang sekali.

Radio mau tidak mau harus tergerus oleh zaman. Dulu dia begitu diidolakan, kini seakan tersingkir. Bahkan suara penyiar radio pun dielu-elukan, seperti mengidolakan seseorang di zaman sekarang.

Dengan hanya mendengarkan kisah dari sandiwara radio, kita diajak masuk ke dalam cerita. Hebatnya, suara-suara pemain yang menggetarkan menjadikan kita bak pendekar atau wanita cantik yang mandraguna.

Sebenarnya, bila dibandingkan antara televisi dan streaming video, radio memiliki kelemahan. Namun, dibandingkan kedua media tersebut, radio tidak begitu membawa dampak negatif bagi pendengarnya. Yah, paling goyang-goyang saja. Beda halnya, dengan akibat yang ditimbulkan oleh televisi dan streaming video, jika tidak betul-betul dibatasi dan dikelola dengan baik, dampak buruknya sangat banyak.

Entah, seberapa besar lagi kita bisa membangkitkan kembali fungsi radio pada masa kini? Namun, jika memungkinkan, kita akan diajak bernostalgila lagi dengannya. Untuk membangkitkan radio di masa kini, sepertinya harus dilakukan usaha keras dan maksimal.

Para pemilik radio mesti jeli untuk melihat kesempatan yang ada di depan mata, misalnya. Seperti podcast yang sedang marak, para pemilik radio harus bisa menciptakan tren baru. Inilah yang harus dipelajari. Mungkin berkolaborasi dengan publik figur akan bisa menciptakan siaran yang menarik.

Bisa juga dengan membuat acara yang tidak ada habis manfaatnya, seperti berbagi informasi tentang kesehatan dan pendidikan. Dibumbui dengan taburan hadiah bagi pendengar. Namun, semua itu butuh waktu dan perencanaan yang matang.

Kerja sama dan kolaborasi antar berbagai pihak akan membuat radio bisa berperan kembali di kehidupan masyarakat meskipun saya tahu kenyataan buruk mungkin saja akan terjadi. Namun, kenapa tidak kita coba dulu. Toh, tak ada salahnya mencoba, bukan? Kalau gagal dengan strategi yang satu, pasti sudah ada ancangan pada strategi yang kedua. Semangat radio Indonesia, bergerak bersama menguara tanpa batas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun