honorer di sekolah negeri bukanlah suatu pilihan yang menjanjikan. Pasalnya, dengan gaji yang dibayar seadanya dan diberikan tidak tentu membuat guru honorer mengalami banyak kendala dalam kehidupan bila tidak diiringi oleh usaha yang lain.Â
Menjadi guruMeskipun begitu, banyak orang yang berbondong-bodong mendaftar menjadi seorang guru honorer.
Pada kenyataannya, seorang guru honorer melakukan hal-hal yang sama dengan guru PNS. Kewajiban keduanya bisa dikatakan seimbang. Namun, tetap saja di mata masyarakat guru honorer dipandang sebelah mata.
Saya pernah merasakan menjadi guru yayasan dan juga menjadi guru honorer. Ketimpangan bekerja di sebuah yayasan dan sekolah negeri berbeda jauh.Â
Dari segi pendapatan dan kenyamanan, menjadi guru dari sebuah yayasan cukup menjanjikan. Namun, tidak dalam hal waktu yang dihabiskan di sekolah.Â
Guru honorer di sekolah negeri terkesan fleksibel. Waktu yang dicurahkan pun cukup signifikan. Inilah salah satu yang menyebabkan perbedaan di antara keduanya. Yang akhirnya akan berimbas pada pengajian guru tersebut.
Di sebuah yayasan Islam saya sebelum bekerja kami dibekali oleh pelatihan. Selama pelatihan itu kami betul-betul digembleng untuk menjadi seorang guru yang 'layak' dan sesuai slogan 'digugu dan ditiru'.Â
Berbeda halnya saat menjadi guru honorer di sebuah sekolah negeri, sehari tak ada pelatihan. Yang mau menjadi honorer harus siap bekerja tanpa ada pengarahan lebih lanjut.
Kewajiban dan Hak Guru
Selama hampir 10 tahun bekerja menjadi guru di yayasan Islam, saya mengerti betul hak dan kewajiban saya sebagai guru.Â