Menjadi seorang ibu itu tidak mudah. Seorang wanita harus bisa merawat dan mendidik putra-putrinya dengan baik. Mereka harus bisa mendidik anaknya mulai dari kandungan sampai besar. Tentu saja hal itu membutuhkan waktu, materi, dan tenaga yang tidak sedikit.
Dalam mendidik putra-putri tercinta, seorang ibu harus menyiapkan fisik, mental, dan keilmuan. Tidak heran bila ada seorang ibu yang kebingungan dalam mendidik anaknya. Padahal baik atau tidaknya seorang anak dimulai dari ibu. Ibu sebagai sekolah pertama bagi anak.
Wanita adalah guru. Rumah tangga adalah lahan yang akan menghasilkan ksatria-ksatria, cendekiawan, pemimpin di masa yang akan datang. Sebagai istri, wanita itu tergantung kepada pembawaan suaminya. Kalau suaminya berada di jalan yang lurus dan benar, maka istrinya akan demikian juga. Begitu juga dengan anak akan menurut didikan orang tuanya. Kalau anak berkembang menjadi anak yang tidak baik, maka yang disalahkan adalah orang tuanya yang tidak mendidik dengan baik.
Kenyataan yang beredar di sekitar bahwa wanita yang sibuk sering melalaikan rumah tangganya. Anak-anaknya bahkan tidak terurus dengan baik, lalu terbentuklah anak-anak yang berakhlak buruk.
Oleh karena ibu berperan sebagai sekolah pertama bagi anak, para ibu pun harus bisa menjadi pendidik yang baik. Melalui perilaku dan ucapan yang keluar dari mulut seorang ibu, anak akan banyak belajar dan meniru. Sayangnya, para ibu sering terbawa emosi karena faktor kelelahan dalam melakukan pekerjaan rutinnya.
Semua wanita menyadari bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga itu tidak mudah. Dia harus mengurus rumah tangganya selama 24 jam. Mulai dari memperhatikan kebersihan dan kerapian rumah, kebersihan dan makanan anak, mandi, main, dan tidurnya anak. Semuanya harus menjadi perhatian ibu. Rutinitas itu dilakukan setiap hari tanpa libur. Meskipun sakit, para wanita ini harus kuat.
Mereka tahu bahwa tugas wanita itu adalah seolah-olah tangan kanannya bertugas menangani urusan rumah tangganya, sedangkan tangan kiri menangani masalah-masalah sosial dan tugas lain di luar rumah. Meskipun demikian, seorang wanita tidak boleh menampakkan perhiasan dirinya dan tetap melakukan kewajiban di rumah tangganya.
Allah memberikan hak yang sama, baik laki-laki dan perempuan. Seperti yang ada pada kalam Allah swt.
"Wanita mempunyai hak yang sama seperti hak yang dimiliki oleh kaum pria dengan cara yang baik, dan bagi kaum pria mempunyai derajat atau kekuasaan terhadap kaum wanita." (QS. Al Baqarah: 228)
Dengan begitu, Islam tidak melarang kaum wanita untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai kemajuan yang setinggi-tingginya, memilih pekerjaan yang sesuai, misalnya sebagai guru,