Mohon tunggu...
Melati Larasati Susi
Melati Larasati Susi Mohon Tunggu... -

Ini aku akan mengguncang dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik

1001 Cara Kampanye Parpol 2014

4 April 2014   20:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:05 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang ini sedang maraknya kampanye menuju Pileg 2014, semua parpol selalu berebut suara bahkan segala cara pun dilakukan dari yang positif sampai yang negatif.

PDI-P

Partai ini selalu menyasar pada pemilih muda yang berkisar antara 24-27 tahun untuk mendapatkan suara pada setiap pemilunya. Hal ini dapat dilihat melalui iklan-iklan PDI-P yang sering muncul di televisi nasional.

Hal yang paling fenomenal adalah memandatkan Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi Capres pada 3 hari sebelum masa kampanye dimulai yang membuat beberapa partai lain dikatakan menjadi ketar-ketir. Hal ini dapat menjadi hal yang positif mengingat elektabilitas Jokowi saat ini sangat tinggi, tapi apakah ini merupakan tindakan yang tepat bagi PDI-P, mengingat janji Jokowi pada saat kampanye Gubernur DKI dulu berjanji untuk memimpin selama 5 tahun di DKI? Ya banyak serangan yang ditujukan mengenai hal ini dari pihak luar.

Partai Demokrat

Partai ini merupakan partai pemenang dalam 2 pemilu terakhir, tidak dapat dipungkiri kalau partai ini seharusnya masih mempunyai pengaruh yang kuat di masyarakat. Kampanye yang dilakukan pun terbilang unik menurut saya, mengambil beberapa tokoh masyarakat untuk dijadikan bakal calon Presiden, dan akan diumumkan nanti sebelum capres.

Mengapa saya mengatakan unik? Dikarenakan mereka tidak perlu bersusah payah untuk kampanye, dikarenakan beberapa peserta seleksi capres tersebut telah berkampanye dengan sendirinya, sebut saja Anies Baswedan, Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan. Mereka gencar mempromosikan diri mereka untuk menjadi capres partai ini, bahkan mereka mempunyai basis massa masing-masing. Basis masa inilah yang nantinya diharapkan untuk memilih partai ini pada pileg nanti.

Gerindra

Partai ini juga berusaha menggaet pemilih muda dengan organisasi Tidar-nya, hal yang baik sebagai partai muda. Ya walaupun hal yang menyentil Capres partai ini selalu masalah pelanggaran HAM. Lucunya kalau beliau merasa tidak bersalah pada pelanggaran HAM tersebut, kenapa beliau tidak mau untuk diwawancarai mengenai masalah tersebut?

Aneh tapi nyata ya, seperti orang yang tidak mengaku bersalah tapi sebenarnya…

Hanura

Partai ini selalu berusaha untuk mendapatkan suara dari masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah, dapat dilihat dari tempat-tempat kampanye partai ini yang kemarin ini sempat berada di perkampungan nelayan. Namun ada hal yang menggelitik pikiran saya, pada saat saya iseng-iseng untuk mencari gambar di twitter, saya menemukan gambar ini:

1396591514844003340
1396591514844003340

Hal yang lucu menurut saya, undangan wajib bagi seluruh karyawan untuk mengikuti kampanye. Menurut saya otoriter sekali ya? Dimana kebebasan berpendapat kita?

Partai Golkar

Partai ini selalu berusaha untuk menggaet pemilih pemula, hal ini dibuktikan dengan mengundang girlband Cherrybell pada kampanye kemarin di Senayan. Ya seperti yang kita ketahui basis masa girlband tersebut adalah anak-anak dan pemuda-pemudi yang berada pada umur sekitar 15-19 tahun, yang merupakan umur-umur awal untuk memilih pada pemilu kali ini. Mungkin partai ini mau menempa mereka menjadi kader yang berprestasi nantinya, sudah banyak kader Golkar yang berprestasi bahkan Prabowo, Wiranto, Surya Paloh dan bahkan Ahok pun awalnya berada di partai ini.

Di media cetak pun memberitakan kinerja Partai Golkar merupakan yang terbaik di Senayan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi).

13965915461470218667
13965915461470218667

Selain itu, Partai Golkar juga sering menjual kenangan masa lalu yang penuh keemasan, tapi yang dijual bukanlah hal-hal negatif seperti yang sering kita lihat di berita-berita nasional namun yang dijual adalah stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan seperti yang pernah kita rasakan dulu pada masa Orde Baru. Dan hal ini lah yang sering kali menjadi “bahan” bagi Partai Golkar “haters” untuk menjatuhkan Partai Golkar.

Saya hanya sekedar berpendapat, pilih partai apapun boleh, tapi kita harus kritis dan yang penting jangan golput, karena suara kita walaupun hanya satu, tapi akan berpengaruh bagi kemajuan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun