Mohon tunggu...
Kadjiro
Kadjiro Mohon Tunggu... Lainnya - Pedagang

Seorang introvert yang hobi bermain mobile legend dan menulis blog sebagai sarana untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Hidup Memaksa Kita untuk Bersabar

16 Juli 2022   23:17 Diperbarui: 16 Juli 2022   23:21 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam sunyi dan pikiranku

Malam yang sunyi sepi. Hanya terdengar suara jangkrik dan sebangsanya. Hanya Denting suara jam dingding yang menemani. Sesekali suara tikus berlarian diatas plafon rumah mengangetkan lamunanku. Yang dari tadi berkelana entah kemana.

Suara nafasku jelas terdengar oleh telinga. Detak jantung yang kusadari semakin berat. Mungkin efek terlalu banyak menghisap rokok. saat itu aku sadar rokok sebenarnya hanya memperburuk kesehatan badanku.

Jam dinding menunjukan pukul 2:00, aku masih tersadar penuh dan tidak ada tanda tanda mengantuk sedikitpun. Mungkin efek kopi yang aku minum satu jam yang lalu masih bereaksi ditubuh. Terjaga seperti ini kadang mendatangkan kecemasan.

Pikiran jadi kemana-mana. Kekawatiran akan hari esok mengerubungi jiwaku. Entah keberuntungan atau kesialan yang datang nanti. aku tidak tahu. Namun aku cemas.

Lamunan membawaku kepada angan - angan indah. Tentang impianku ketika lulus sekolah. yaitu menjadi orang kaya. di hormati tetangga dan digelari panggilan bos dimana - mana.

Kemana-mana naik kendaraan roda empat. Ketika turun disambut senyum ramah orang-orang. Sambil menyapa ' selamat pagi bos'. Aku pun tersenyum dan membalas nya " pagi semua. Saat itu aku turun dipabrik milik sendiri.

Aku tersadar dari lamunanku dan menyadari kondisiku saat ini. Seorang pedagang yang memiliki toko kecil dengan pendapatan pas -pasan. bahkan untuk besok masih belum pasti bisa makan.

Tak perlu berkecil hati dengan takdir ini. Walaupun pendapatan pas-pasan, masih bisa hidup sampai saat ini. Dalam kondisi sehat walafiat. wajiblah disyukuri.

Lihatlah orang diluar sana. ada berapa banyak pasien dirumah sakit. Ada berapa banyak yang mati. belum lagi dipasar dan dijalan. Berapa banyak orang yang terpaksa mengemis dirumah rumah untuk memenuhi kebutuhan perutnya supaya tidak lapar dan sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun