Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hukum Rimba yang Besar Pasti Kalah...

4 Agustus 2010   01:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:19 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat sekitar jam 4 sore terjadi sebuah kecelakaan yang menewaskan seorang supir berikut keluarganya di jalan lintas Sumatra tepatnya di daerah wates Lampung Selatan.

Kecelakaan terjadi antara sebuah mobil fuso yang datang dari arah Jakarta dengan sebuah sedan yang datang dari arah berlawanaan. Kecelakaan ini terjadi akibat kelalaian sang supir sedan yang hendak mendahului mobil didepanya tanpa memperhatikan kedatangan Fuso dari arah berlawanan. Akibatnya tabrakanpun tak bisa terhindari meski Fuso sempat banting stir kearah kiri tapi tetap saja mengenai jok sedan tadi. Akibatnya beberapa orang tewas pada sedan tadi.

Seperti biasa di Negara kita yang namanya kecelakan lalu lintas, pihak yang dianggap bersalah pastilah pihak yang lebih besar. Besar dalam artian pisik kendaran mereka. Tak peduli apakah kenderaan besar tersebut berada dalam posisi benar tetap saja ia dianggap salah seumpama ada tabrakan terjadi. Sementara mobil kecil selalu mendapat pembenaran walau ia berada dijalur yang salah. Tapi mungkin inilah hukum di jalan. Hukum lalu lintas. bandingkan .

Nah bagaimana dengan hukum yang tidak ada hubunganya dengan jalan. Contohnya saja hukum yang bersipat pribadi. Kepentingan yang satu dengan yang lainya. Mengapa orang besar dengan artian orang yang memiliki harta dan kekuasaan selalu dimenangkan, selalu dilindungi dan dibebaskan dari jebakan hokum walaupun mereka berada jelas pada posisi yang salah, mengapa? Apa mungkin karena mereka orang berkuasa, punya duit jadi harus diselamatkan dan dibenarkan??? Sementara orang kecil dalam artian orang biasa tak punya kekuasaan,jabatan selalu menjadi kambing hitam, pihak yang selalu saja dengan mudah disalahkan. Dan masuk dalam pahitnay sebuah hukuman. Mengapa? Apa Karena mereka tidak punya duit untuk menyuap, tak punya backing untuk dipamerkan, jadi terpaksa harus dihukum dan dipersalahkan walau mereka benar….kalau sudah seperti ini siapa yang harus dipersalahkan?

Salah kah hukum disini, peraturan yang dibuat untuk dipatuhi ??atau orangnya, orang yang berhak memegang hukum ini, orang yang memilki kapabilitas menjalankanya??? Atau siapa yang harus disalahkan??

mengapa kita tak mengapplikasikan hukum yang sebenarnya saja. salahkan siapa yang bersalah walaupun ia orang besar dan benarkan siapa yang benar walaupun ia orang kecil sekalipun.

Kalau sudah seperti itu terciptalah sebuah keadilan yang sejati di Negara kita ini. Semoga saja hal itu bisa terealisasi..amin

Salam,

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun