Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bisanya Keroyokan Saja

4 Agustus 2011   02:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:06 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berita pengeroyokan yang terjadi beberapa hari yang lalu disebuah daerah yang akhirnya menelan korban jiwa, mengingatkan saya pada beberapa kejadian dimasa yang lalu saat saya masih duduk di bangku pendidikan tepatnya di bangku STM di kota Pematang Siantar.

Dahulu perkelahian dan keroyokan antara anak stm kerap terjadi sekitar tahun 2003 an. Perkelahian dan keroyokan ini biasanya antara siswa yang datang dari sekolah yang berbeda. Perkelahian ini biasanya membawa korban meski tidak sampai ada korban jiwa. Pihak aparat keamananpun tak bisa berbuat banyak karena perkelahian ini biasanya tak direncanakan.

Awal perkelahian itu biasanya hanyalah karena hal hal yang kecil saja. Dan awalnya hanyalah bersipat pribadi saja. Contohnya saja seorang anak sekolah dari sekolah yang satu berkelahi dengan anak dari sekolah yang satu. Alasan perkelahian merekapun biasanya hanya diakibatkan ketidak sengajaan. Contohnya tak sengaja menambrak saat berjalan ataupun karena masalah remaja, pacaran. Nah perkelahian pribadi antar pribadi biasanya menghasilkan sisi kepuasan dan ketidak puasan. Bagi yang puas maka akan diam diam saja, tak ada masalah lagi tapi bagi yang kurang puas maka akan menyusun rencana berikutnya untuk ajang balas dendam.

Dalam pelaksanaan ajang balas dendam bagi mereka yang kurang puas dengan perkelahian sebelumnya akan membawa bawa nama institusi atau kampungnya sebagai backingnya. Sekarang masalah bukan lagi terletak pada pribadi tapi sudah memasuki ranah massa, institusi bahkan organisasi. Akibatnya saat seorang anggota dari institusi/organisasi yang berbeda yang tidak tahu menahu akan masalah awal akan menjadi kambing hitam dari keganasan dari orang orang dari institusi/masyarakat yang lain yang tidak tahu menahu masalah awalnya pula. Hal yang sebaliknyapun terjadi, A menyerang B dan sekarang giliran B menyerang anggota dari si A, begitulah seterusnya sampai konfrontasi jalan damai diselenggarakan oleh kedua pihak.

Gotong royong adalah peninggalan yang baik dari nenek moyang kita untuk kehidupan kita. Saling membantu dalam melakukan sesuatu hal yang membuat pekerjaan menjadi mudah adalah hal yang baik. Tapi masalah yang kadang sering disalah gunakan.  Kerjasama dan gotong royong dijalankan tanpa mahu tahu akan akar permasalahanya, tak perlu tahu yang penting bantu saja. Walau teman atau kerabatpun berada disisi yang salah, itu bukanlah menjadi masalah. Kita terkadang buta untuk yang ini yang penting kita mau membatu teman atas dasar menghargai dan kesetiakawanan. Apakah arti kesetiakawanan itu selalu berpihak pada teman atau orang terdekat kita walau dia berada dijalur yang salah juga? Intinya sebenarnya bukan pada permasalahan reaksi atas benar atau tidaknya tapi ketidak mau tahuan kita akan seluk beluknya. Ah nggak penting, hajar saja terus,keroyok aja, soal alasanya nanti dibelakang saja!! Begitulah istilahnya, ujung ujungnya ikut salah juga.

Opini yang menganggap bahwa kaum mayoritas dipandang sebagai sisi yang selalu benar dibandingkan dengan kaum minoritas adalah salah satu indikasinya. Ketika banyak orang dengan bersama sama melakukan sesuatu hal walau hal yang dianggap salahpun bisa dianggap sebagai sebuah kegiatan yang wajar, sementara perlakuan kaum minor dipandang sebagai hal yang kurang wajar. Padahal bukan menjadi garansi bahwa kaum terbanyak selalu benar dan benar dibanding kaum yang hanya digandrungi sedikit orang.

Sebagai konklusi dari refleksi perkelahian yang saya utarakan diatas, ada baiknya kita menyelesaikan masalah pribadi kita secara pribadi saja. Bersikaplah gentlement jangan membawa ranah pribadi ke ranah umum, sehingga orang lain tidak perlu menderita akibat masalah pribadi kita. jangan bisanya cuma main keroyokan. keroyokan yang negatif seperti diatas akan membawa dampat yang negatif pula tapi bila keroyokan untuk positif maka berbuah positif pula.

Kesetiakawanan dan kebersamaan dalam melakukan sesuatu hal harusnya didasari oleh sebuah alasan yang baik. Mari kita pahami terlebih dahulu urat masalahanya baru beraksi. Keterbukaan dan kejujuran adalah hal yang perlu. Jangan karena untuk mendapatkan dukungan dan backup lantas kita memodifikasi scene yang sebenarnya tidak seperti itu. Diatas semua itu hidup damai lebih baik dari pada perkelahian hingga memakan korban jiwa.

Salam sayang,


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun