Amira : "Mei, udah cek data dari client? coba tolong review dulu ya. Nanti minta tolong send ke
vendor"
Meivi : "Siap nanti dicek ya. Deadlinenya kapan?"
Amira : "Deadlinenya jam 3 sore nanti nih"
Meivi : "Okay siap"
Sebagai pekerja, terlebih lagi yang bersinggungan dengan data, kita pasti sudah tidak asing percakapan diatas. tidak ada yang salah dalam percakapan seperti contoh diatas. Namun dalam percakapan seperti itu apakah kita memperhatikan bahwa kita menggunakan lebih dari satu bahasa? ya kadang tanpa kita sadari kita memakai lebih dari satu bahasa untuk berbicara maupun melakukan percakapan. Percakapan seperti contoh di atas sudah menjadi bahasa sehari-hari yang kita gunakan.
Pada lingkungan kerja, seringkali kita mendapati para pekerjanya berbicara dalam dua atau lebih bahasa. Ini sudah menjadi suatu kebiasaan yang cukup menjadi trend, terkhususnya jika kita bekerja didaerah Jakarta. Penggunaan dua atau lebih bahasa saat berbicara baik mengobrol maupun memberikan presentasi, seringkali dianggap keren serta berwibawa. Tidak hanya untuk dianggap keren, berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan dicampur dengan bahasa asing juga menjadi salah satu faktor seseorang bisa diterima dalam suatu lingkungan.
Dalam dunia pekerjaan, terkhusus pada kantor saya sendiri, penggunaan lebih dari satu bahasa seringkali terjadi. Di kantor saya, seringkali kami menggunakan bahasa Inggris atau istilah asing lainnya (yang kemungkinan berbahasa Latin) saat berbicara dengan rekan sekerja. Tidak menutup kemungkinan hal yang sama terjadi pada kantor atau lingkungan kerja lainnya. Setelah melakukan survei terhadap 30 orang teman saya yang bekerja kantoran, semua dari mereka melakukan pencampuran bahasa saat sedang berbicara. Ini dapat menunjukan bahwa hal ini sudah seperti kebiasaan umum untuk para pekerja.Â
Bahasa yang paling umum digunakan sebagai campuran bahasa adalah Bahasa Inggris. Ada banyak sekali alasan mengapa orang-orang seringkali menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ketika berbicara dengan rekan sekerjanya di kantor. Beberapa orang mengatakan mereka mencampur penggunaan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris karena sulit mengartikan suatu kata dalam Bahasa Indonesia. Mereka menyebutkan bahwa dalam percakapan, ada maksud yang lebih mudah disampaikan (lebih mudah mengerti) jika menggunakan bahasa Inggris. Ada juga beberapa orang yang sebelumnya pernah bekerja atau sedang bekerja dengan orang asing. Mereka terbiasa menggunakan bahasa Inggris sehingga ketika berbicara dengan rekan kerja yang sama-sama orang Indonesia.Â
Alasan berikutnya adalah terbiasa dengan sistem komputer yang menggunakan bahasa Inggris. Sistem komputer yang berbahasa Inggris juga seringkali membuat orang sering menyebutkan beberapa kata dalam bahasa inggris kita berbicara tentang pekerjaan. Sebagai contoh, dalam dunia kerja, kita sering kali menggunakan dan lebih mengerti kata "Edit" dibanding kata "Sunting". Ada juga yang lebih sering menggunakan kata "Send" dibanding "Kirim". Ketika mereka ditanya mengapa lebih memilih kata yang sama dengan sistem komputer jawabannya adalah agar lebih mengerti maknanya.
Ada lagi suatu hal yang menjadi alasan ketika seseorang menggunakan lebih dari satu bahasa ketika mengobrol atau melakukan percakapan, yaitu lebih merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya. Zaman yang berkembang, teknologi yang maju serta banyak pribadi dengan karakter yang berbeda menjadi salah satu alasan orang takut merasa tertinggal atau merasa dikucilkan. Terkhusus mereka yang sudah berusia diatas 35 tahun. Agar tidak merasa terbeban seperti itu, mereka melakukan penyesuaian. Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah menyesuaikan gaya bicara saat berinteraksi dengan generasi milenial yaitu menggunakan dua bahasa atau lebih sesuai dengan kebiasaan zaman sekarang.Â