Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah Vaksin Palsu Tidak Berbahaya?

28 Juni 2016   16:03 Diperbarui: 28 Juni 2016   21:51 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin palsu. Shutterstock

“Saya pendemen wayang kulit, but jangan salah, saya MASIH farmasis yg menjunjung kode etik saya. ketika bicara gentamisin maka giliran apoteker yg harus bicara, berita di TEMPO mengatakan vaksin palsu yang sudah diteliti mengandung cairan infus dan antibiotin gentamisin. Dampak pemberian cairan itu tidak terlalu membahayakan. Yang lebih dikhawatirkan adalah proses pembuatannya yang diduga tidak steril. "Jika tidak steril, dapat mengakibatkan infeksi,” kata Nila. inilah riwayat gentamisin. 

Gentamisin salah satu dari antibiotika gol. aminoglikosida yang merupakan salah satu golongan antibiotika yang farmakokinetika nya cukup cepat, konsentrasi rendah saja bisa langsung didistribusikan ke ASI, pada anak, karena ginjal belum sempurna maka bisa membuat waktu paruh obat jadi lebih panjang. Waktu paruh lebih panjang membuktikan obat sukar ter-ekskresi dan membuat obat itu melebihi kadar toksik minimal (KTM). Nefrotoksisitas dipandang sepele? rada eror kalik??”

Tulisan tersebut adalah status facebook milik adik tingkatku di bangku kuliah.

Hari hari belakangan ini dunia kesehatan di Indonesia sedang geger karena ditemukannya vaksin palsu. Dan bukan main-main, vaksin palsu ini katanya sudah beredar selama 13 tahun! BPOM kemana saja ya selama itu? 

Aku tidak terlalu terkejut dengan berita itu mengingat obat tidak diberlalukan secara berbeda dengan komoditi lain. Pengawasannya amat sangat lemah.

Coba sekarang, ada gak apotek yang jaga bukan tenaga farmasi? Banyak! Banyak juga toko obat yang menjual obat keras padahal jelas dilarang. Baiklah, untuk hal ini aku akan bahas lain waktu karena aku sendiri sedang tidak tertarik membahas ini.

Yang membuatku tertarik dengan status adik kelasku adalah ada pernyataan kalau vaksin palsu itu tidak berbahaya padahal sudah diketahui si vaksin palsu dibuat dari cairan infus dan gentamisin

Aku juga membaca beritanya tersebut dan yang membuatku terkejut adalah bahwa yang mengeluarkan pernyataan itu Ibu Menteri Kesehatan. Beliau berkata bahwa vaksin yang disuntikkan hanya 0,5 ml. Pertanyaanku, seberapa banyak gentamisin yang masuk dalam tubuh anak dengan volume 0,5 ml?

Aku tidak menemukan informasi berapa kadar gentamisin yang dimasukkan dalam vaksin palsu tersebut. Namun satu hal yang melintas dibenakku. Gentamisin adalah obat dengan indeks terapi sempit. Artinya, jarak antara dosis gentamisin sebagai obat dengan dosis gentamisin sebagai racun itu kecil. 

Penggunaan gentamisin injeksi harus dihitung secara individu. Selain itu, seperti yang dituliskan dalam Medscape.com, banyak kondisi yang harus diperhitungkan dan diperhatikan bisa seseorang menggunakan gentamisin. Seperti kondisi fungsi ginjal, berat badannya, obat-obat yang dikonsumsi, dan kondisi hidrasi. Orang yang menggunakan gentamisin tidak boleh dalam kondisi dehidrasi.

Seperti yang dinyatakan dalam status adik kelasku, bila ibu menyusui menggunakan gentamisin (terutama injeksi), meskipun dalam konsentrasi rendah, bisa terdapat dalam ASI. Sehingga gentamisin tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita yang sedang menyusui. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun