Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Asuransi yang Tidak Meng-cover Probiotik dan Zinc untuk Diare Anak, Please Look Deeper…

27 Desember 2014   18:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:22 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

“Ini probiotik ma zinc nya gak diambil kah sama pasiennya?” tanyaku pada kasir.

“Gak di-cover ma asuransinya, Mbak. Itu kan suplemen. Pasiennya gak mau bayar sendiri juga.” Jawab kasir itu.

Saat itu aku sedang memeriksa resep yang berisi obat mual, antibiotika, probiotik, dan zinc untuk anak-anak. Yang ditebus dari resep itu hanyalah obat mual dan antibiotiknya. Saat aku penyerahan obat, aku mendapat informasi bahwa pasien mengalami diare selama sehari dan anaknya mengeluh sakit perut. Aku jadi mengerutkan dahi dengan resep yang aku pegang itu. Kasian amat ya anak itu. Aku lalu teringat saat aku PKPA di sebuah apotek di Jogja.

“Di panduan penanganan diare untuk anak-anak dari WHO (badan kesehatan dunia), anak-anak yang diare hanya perlu diberi oralit. Sekarang lihat di masyarakat, anak-anak diare diberi probiotik dan zinc itu kan hanya akal-akalan dari bagian pemasaran industri.” Kata pemilik apotek.

Saat itu aku juga mengerutkan dahi mendengarnya. Yang dia baca panduan penanganan diare tahun berapa sih?

Di rumah sakit tempatku bekerja, ada seorang dokter yang memang cukup selektif dalam memberikan obat-obatan pada anak. Suatu saat, ada seorang anak yang terkena diare dan oleh dokter hanya diberikan oralit, suplemen zinc, dan probiotik. Ibu anak ini tidak puas dengan obat yang diberikan. Si ibu ingin anaknya mendapatkan obat yang beneran obat. Aku tak tau bagaimana ceritanya, apoteker yang menyerahkan obat kemudian menelpon dokter menanyakan apakah boleh anak itu mendapatkan attapulgite. Suatu zat yang berfungsi sebagai penyerap racun yang mungkin menyebabkan diare di usus.

Aku hanya memperhatikan dengan diam dan melanjutkan pekerjaanku. Tapi dalam hati aku berujar, ni ibu emang gak khawatir ya kalo anaknya yang masih kecil minum obat yang macem-macem?

***

Pertanyaanku yang sebenarnya adalah, pihak asuransi berharap dokter memberikan apa untuk pasien anak yang terserang diare? Obat mual yang dimaksudkan untuk mengatasi sakit perut si anak? Antibiotik? Atau absorben semacam attapulgite?

Anak yang terkena diare memang pasti mengalami sakit perut, tapi seberapa perlu dia mendapatkan obat golongan antiemetik yang biasanya untuk mengatasi mual-muntah? Tidak semua diare disebabkan oleh infeksi bakteri. Bahkan dalam beberapa jurnal disebutkan bahwa prevalensi diare karena virus lebih tinggi daripada diare karena bakteri. Dan antibiotika, tidak berguna bila penyebab diare adalah virus. Serta, asosiasi gastroenterologist dunia menyatakan bahwa penggunaan absorben tidak efektif untuk diare pada anak.

Jadi, apa yang baik diberikan bila anak terserang diare?

Bila diarenya belum diketahui penyebabnya, WHO, melalui pedoman pengobatan yang dikeluarkan pada tahun 2012, menyarankan pemberian oralit dan zinc untuk pengobatannya. Oralit tentu kita semua tau kegunaannya sebagai pengganti cairan tubuh.

Lalu bagaimana dengan zinc?

Dalam artikel berjudul Zinc Supplementation in the management of diarrhea yang dirilis di website milik WHO, dikatakan bahwa zinc terbukti dapat mengurangi durasi dari diare, mengurangi tingkat keparahan diare, dan mencegah anak terserang infeksi penyebab diare dalam 2-3 bulan ke depan. Bajjait dan Thawani, seorang farmakolog dari India menjelaskan mekanisme kerja zinc dalam artikel berjudul Role of Zinc in Pediatric Diarrhea.

Dengan melakukan penghambatan terhadap kanal-kanal tertentu di dalam sel yang ada di usus, zinc memperbaiki absorbsi air dan elektrolit yang terganggu saat anak mengalami diare. Terganggunya absorbsi air dan elektrolit ini yang menyebabkan penderita diare mengeluarkan feses yang cair dan mengalami dehidrasi. Selain itu, zinc dapat memperbaiki regenerasi sel epitel di usus halus dan meningkatkan respon sistem imun sehingga proses perlawanan dan pembuangan pathogen penyebab diare di usus bisa berlangsung dengan lebih baik.

Untuk probiotik, WHO memang belum menyarankan penggunaannya tetapi asosiasi gastroenterologist dunia sudah menyarankannya. Sebuah artikel di Medscape.com menjabarkan mekanisme probiotik dalam menangani diare.

Probiotik, sebagai mikroorganisme hidup, mampu bersaing dengan pathogen penyebab diare dalam mendapatkan nutrient untuk hidup sehingga pathogen tersebut tidak mendapatkan nutrient yang cukup untuk hidup, probiotik juga dapat menawarkan racun yang dikeluarkan oleh pathogen penyebab diare dan menstimulasi sistem imun untuk memproduksi senyawa yang dapat membunuh bakteri, dan mencegah replikasi dari virus yang dapat menyebabkan diare.

Penggunaan zinc dan probiotik yang cukup efektif dalam mengurangi durasi diare, membuatnya menjadi pilihan pertama dalam penanganan diare dan membuat dokter di beberapa negara menunda penggunaan antibiotika untuk diare. Sebuah penelitian di Bangladesh menyebutkan bahwa penggunaan antibiotika yang tidak tepat 26% nya adalah pemberian antibiotika pada anak yang diare. Bila asuransi menjamin pemberian antibiotika pada diare tetapi tidak menjamin pemberian zinc, bukankah itu bisa memicu penggunaan antibiotika yang tidak tepat?

Sehingga, bila ada dokter yang meresepkan oralit, zinc, dan probiotik untuk anak yang terserang diare sebaiknya diiyakan dahulu dan ditunggu perkembangan anak selanjutnya. Bila memang kondisinya belum membaik setelah 2 hari, anak tersebut perlu kembali ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

***

Dalam tulisan ini, aku hanya ingin berpendapat, ada baiknya perusahaan asuransi kesehatan tidak kaku dengan membuat garis lurus bahwa obat dijamin dan yang bukan obat tidak dijamin. Aku membayangkan bila ada anak terkena diare kemudian orang tuanya menggunakan asuransi kesehatan yang tidak menjamin selain obat, dia berobat ke dokter yang selektif dalam memberikan obat pada pasiennya dan anak ini hanya diberikan oralit, zinc, dan probiotic. Maka orang tuanya harus membayar sendiri pengobatannya.

Padahal, untuk anak diare tidak ada panduan pengobatan yang menyarankan pemberian obat. WHO menyarankan pemberian oralit dan zinc. Serta dari asosiasi gastroenterologist dunia menyarankan pemberian probiotik.

Ada pertimbangan lain yang harus diperhatikan untuk menentukan apakah obat itu dijamin atau tidak. Semoga asuransi yang kaku itu bisa menjadi lebih bijaksana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun