Di komplek tempatku tinggal ini, yang sebagian besar isinya adalah kontrakan, agak susah. Aku sih nggak tahu sifat asli masing-masing orang. Yang aku rasa semua orang baik-baik saja kecuali yang tidak. Tapi hati orang kan siapa yang tahu?
Aku masih suka mensortir baju-baju. Walaupun tidak sesering dulu. Baju-baju yang aku singkirkan biasanya karena sudah robek atau kekecilan. Untuk baju-baju yang memang sudah kekecilan, biasanya aku titipkan ke mertuaku yang tinggal di kampung. Siapa tahu ada yang membutuhkan baju itu.
Baju yang sudah tidak layak pakai, aku fungsikan sebagai lap dan keset. Lap atau keset yang berasal dari baju bekas ini akan berakhir di tempat sampah ketika kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk digunakan lagi.Â
Entah mengapa, baju yang sudah digunakan sebagai kain lap atau keset kondisinya menjadi mudah lapuk.
Beberapa waktu lalu, aku menonton drama Korea. Di drama itu, ditampilkan seseorang kaya raya yang hendak mengganti semua baju di lemarinya.Â
Asisten rumah tangganya kemudian meletakkan baju-baju tersebut di sebuah kotak berwarna kuning yang diletakkan di pinggir jalan. Tak berapa lama, seorang tunawisma mendatangi kotak itu dan memilih baju yang dia suka untuk dikenakan.
Aku kemudian berpikir, kenapa ya di sini tidak ada yang seperti itu? Sebuah tempat khusus untuk menampung baju-baju layak pakai yang sudah tidak akan digunakan lagi?Â
Kotak ini merupakan perantara yang bagus untuk orang-orang yang sungkan memberikan baju bekas (padahal masih bagus) dengan orang-orang yang membutuhkan.
Ini bagian dari penggunaan kembali (reuse) barang-barang, kan? Bisa mengurangi volume sampah di Tempat Penampungan Akhir. Aku pernah membaca cerita tentang Kampung Pemulung di Bantar Gebang. Warga kampung itu, setiap hari pekerjaannya adalah memilah-milah sampah yang ada di TPA.
Daripada warga kampung itu mencari 'harta karun' di antara tumpukan sampah yang bisa berisi apa saja, mengapa tidak sampah ini sejak masih di rumah-rumah atau lingkungan RT?Â
Baju-baju layak pakai jangan sampai dibuang ke tempat sampah tapi dibuatkan tempatnya sendiri. Demikian juga sampah-sampah yang memiliki nilai jual seperti kardus, kemasan plastik, dan sejenisnya.
Ide yang menarik kan ya?