Mohon tunggu...
Meirinda Lukluk Innisa
Meirinda Lukluk Innisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

haiii everyone, nama saya Meirinda Lukluk Innisa' biasa di panggil memei. saya lahir pada tanggal 28 Mei 2005 di kota Surabaya, hobi saya yaitu bermain bola voli. saya adalah mahasiswa dengan NIM 2440023017 dari Fakultas Kesehatan Prodi D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Trip

Gunung Arjuno Welirang

26 Oktober 2023   10:45 Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:11 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kisah ini berawal dari saya dan ketiga teman saya yaitu bintang, kevin, dan mefrandy atau yang sering di panggil ndung untuk mendaki Gunung Arjuno via purwosari pada tahun 2018. Ini adalah kali kedua saya mendaki gunung setelah 1 tahun fakum dari dunia pendakian dikarenakan cidera kaki saya yang memutuskan untuk istirahat sejenak dari pendakian. Kejadian horor ini bukan terjadi kepada saya akan tetapi kepada teman saya yaitu ndung dikarenakan Gunung Arjuno ini adalah kali pertama dia mendaki gunung dan bisa dibilang gunung yang sangat tinggi.

Berawal dari pembahasan random waktu nongkrong dimana saya dan ketiga teman saya iseng-iseng untuk merencanakan mendaki gunung yang dimana terdapat beberapa pilihan gunung untuk di daki antara lain Gunung Penanggungan, Gunung Buthak, dan Gunung Arjuno-Welirang. Dari ketiga gunung tersebut kita sepakat untuk mendaki Gunung Arjuno via Purwosari dengan ketinggian sekitar 3339 Mdpl, dengan dibekali pengalaman dan tekat yang cukup akhirnya kita memulai pendakian dari 3 hari setelah kita merencanakan untuk mendaki Gunung Arjuno. Kita berangkat hari sabtu pagi dengan estimasi waktu pendakian sekitar 3 hari 2 malam. Tanpa waktu lama kita sampai di pos simaksi Gunung Arjuno via purwosari, seperti biasa kita mengurus simaksi terlebih dahulu dengan mengisi data diri dan menyerahkan berkas-berkas persyaratan untuk mendaki gunung tersebut yang di mana sebelum kita sampai di basecamp Gunung Arjuno kita harus mengurus surat perijinan pendakian Gunung Arjuno di daerah Cangar Batu di situ kita harus ijin terlebih dahulu dan mengecek kesiapan kita untuk mendaki Gunung Arjuno.

Setelah mengurus simaksi selesai kita memutuskan untuk beristirahat sebentar sebelum melakukan pendakian, kita beristirahat di area basecamp sambil mengecek barang bawaan kita, sebelum kita bermalam di Gunung Arjuno. setelah kita istirahat yang cukup kita memutuskan untuk memulai pendakian dari basecamp menuju pos 1 yaitu guo Ontoboego, kita start pendakian siang hari pada pukul 14.00 WIB supaya kita sampai di puncak tidak terlalu malam, perjalanan dari basecamp menuju pos 1 lumayan cepat dikarenakan track jalan yang tidak terlalu terjal dan tanpa butuh waktu lama kita sampai di pos 1 guo Ontoboego tapi kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan langsung ke pos 2 yaitu tampuono. 

Di tengah-tengah perjalanan dari pos 1 ke pos 2 kita bertemu tempat yang bisa dibilang sakral atau keramat yaitu sendang dewi kunthi yang dimana disitu terdapat sumber mata air keramat dan tempat diadakannya sebuah ritual. Tak butuh waktu lama setelah kita melewati sendan dewi kunthi kita sampai di pos 2 Gunung Arjuno yaitu tampuono, di sini kita memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menyeduh kopi dengan menikmati keindahan alam Gunung Arjuno. 

Di sini awal di mana teman saya yang bernama ndung mendapatkan kejadian di luar nalar di mana perkataan dia dan attitude dia yang kurang baik semasa pendakian, dia sering berkata kotor di setiap pendakian dengan keluhan-keluhan saat mendaki gunung tersebut. Setelah beristirahat yang cukup kita memulai pendakian kembali dari pos 2 ke pos 3 yaitu eyang sakri yang dimana waktu menunjukkan jam 18.00 yang menandakan waktu magrib telah tiba dan tak butuh waktu lama kita sampai di pos 3 yaitu eyang sakri dimana teman saya yang bernama ndung mulai dapat gangguan-gangguan di luar nalar, disitu ndung melihat sesosok kakek-kakek dengan berpakaian yang menurut dia tidak lazim di jaman sekarang dimana kakek tersebut menatap tajam ke arah ndung dengan mengucap sebuah kata yang ndung tidak tau apa yang diucapkan kakek tersebut.

Saya sempat mengira ndung memikirkan sesuatu akan tetapi saat saya melihat kedua mata dia yang penuh dengan tatapan kosong akhirnya saya memutuskan untuk mendekat ke dia dan mengajak dia ngobrol karena saat itu saya tau ndung sedang diganggu atau sedang tidak baik-baik saja, saya dengan pengalaman saya berusaha untuk tidak menanyakan keadaan dia akan tetapi saya mengajak ndung untuk merokok berdua sambil berbincang-bincang kecil. 

Setelah istirahat yang begitu lama di Eyang Sakri akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan perjalan menuju pos 4 yaitu Eyang Semar di mana hari yang sudah malam dan badan yang terasa sangat lelah dengan keadaan jalan yang gelap kita perlahan berjalan untuk menuju ke pos 4 tersebut, setelah perjalanan yang cukup lama sampai lah kita di pos 4 yaitu Eyang Semar dimana waktu menunjukkan jam 22.00 malam.

Di sini kita memutuskan untuk beristirahat yang lumayan lama dengan tidur sebentar di sini, saya sudah menyarankan ndung untuk tidak tidur di petilasan Eyang Semar yang di mana tempat itu terbilang sakral menurut orang sekitar akan tetapi saat saya sudah terlelap tidur ndung malah tidur di petilasan Eyang Semar dan kejadian di luar nalar tersebut terjadi kembali yang di mana saat ndung tidur ia bermimpi seorang bapak-bapak yang hanya menggunakan sarung dengan perut buncit berkata ke ndung kalau ndung harus segera pindah dari tempat tersebut dikarenakan tempat tersebut adalah milik dia dan tidak boleh sembarang orang untuk menempati nya di mana.

Setelah orang tersebut berkata begitu ndung langsung terbangun dengan berteriak dan akhirnya kejang-kejang sontak saya dan teman-teman yang lain terbangun dan saya melihat ndung dengan posisi terlentang dengan badan yang kaku dan menggigil dimana ndung mengalami hipotermia.

Saya dan teman-teman yang lain panik dan langsung bergegas mengambil sleeping bag untuk membungkus badan ndung, kita memakai 3 sleeping bag untuk membungkus badan ndung supaya bisa menghangatkan tubuh ndung agar potensi hipotermia itu tidak menyebar luar ke tubuh ndung karena resiko dari hipotermia adalah kematian jika kita telat menanganinya, setelah itu saya dengan rasa kepanikan saya yang cukup besar membatalkan rencana saya dan teman-teman saya untuk ke puncak dikarenakan kondisi ndung yang seperti itu, saya memutuskan turun sendiri untuk meminta bantuan ke tim rescued Gunung Arjuno agar bisa mengevakuasi ndung.

Perjalan yang cukup panjang dengan keadaan yang panik terhadap ndung akhirnya saya sampai ke pos simaksi dan bergegas untuk meminta bantuan ke tim rescued Gunung Arjuno, alhamdulillah berkat penanganan yang cepat dari saya beserta teman-teman saya dan tim rescued, ndung berhasil dievakuasi dan selamat dari hipotermia tersebut tanpa halangan sedikit pun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun