Mohon tunggu...
meira candra
meira candra Mohon Tunggu... mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rahasia Menjadi Lebih Bahagia

29 September 2025   18:28 Diperbarui: 29 September 2025   18:28 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada orang yang tampak selalu bahagia meski hidupnya sederhana? Atau sebaliknya, mengapa ada orang yang memiliki banyak harta, namun masih merasa kosong dan tidak puas? Jawabannya adalah karena kebahagiaan sejati tidak hanya ditentukan oleh faktor luar seperti kekayaan dan status, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh pola pikir, kebiasaan, dan kualitas hubungan yang kita miliki. Kebahagiaan bisa diartikan sebagai kondisi pikiran dan perasaan yang positif, penuh ketenangan, serta kepuasan batin. Orang yang bahagia umumnya lebih sehat secara fisik, lebih produktif dalam bekerja, dan memiliki hidup yang terasa bermakna.

Untuk mencapai kebahagiaan, terdapat tiga pilar utama yang bisa menjadi fondasi

  • Pilar pertama adalah syukur. Bersyukur berarti menghargai setiap hal yang kita miliki, sekecil apapun itu, dan tidak terus-menerus fokus pada kekurangan. Dengan bersyukur, seseorang akan merasa cukup, lebih puas, dan lebih mudah menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.
  • Pilar kedua adalah hubungan sosial, karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Hubungan hangat dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar memberikan rasa aman, dukungan, serta mencegah kesepian.
  • Pilar ketiga adalah makna hidup, yaitu keyakinan bahwa hidup memiliki tujuan. Makna ini bisa diperoleh melalui pekerjaan yang kita cintai, kegiatan membantu sesama, ataupun aktivitas yang membuat kita merasa berguna. Tiga pilar inilah yang membentuk fondasi kebahagiaan yang kokoh dan tahan lama.

Selain tiga pilar utama tersebut, kebiasaan sehari-hari juga berperan besar dalam menciptakan rasa bahagia. Misalnya, olahraga teratur dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang membuat perasaan lebih bahagia. Tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan fisik dan mental, sementara makanan sehat tidak hanya memberi energi, tetapi juga berpengaruh pada kestabilan emosi. Bahkan hal kecil seperti tersenyum atau tertawa mampu memberikan dampak positif langsung pada suasana hati. Kebiasaan sederhana ini, jika dilakukan secara konsisten, mampu meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Faktor dari dalam diri juga sangat menentukan kebahagiaan seseorang. Kemampuan untuk mengendalikan emosi membuat kita lebih tenang dan sabar dalam menghadapi masalah. Self-love, atau mencintai diri sendiri, membantu kita untuk lebih menerima kekurangan diri dan menghargai kelebihan yang ada. Sementara itu, percaya diri menumbuhkan keyakinan bahwa kita mampu menghadapi tantangan tanpa terlalu bergantung pada penilaian orang lain. Ketiga hal ini membentuk kekuatan internal yang membuat seseorang lebih tangguh secara emosional dan lebih mudah merasa bahagia. Namun, lingkungan sekitar pun turut berperan penting. Lingkungan yang positif dapat membantu menjaga suasana hati tetap baik, sementara pertemanan dan keluarga berfungsi sebagai support system yang menguatkan ketika kita merasa lemah. Lebih jauh lagi, keterlibatan dalam aktivitas sosial seperti kerja sukarela atau membantu sesama mampu memberikan rasa puas yang tidak bisa didapatkan hanya dari kesenangan pribadi. Dengan berbagi, kita justru menemukan kebahagiaan yang lebih dalam karena merasa hidup kita berarti bagi orang lain.

Meski begitu, ada pula hal-hal yang justru dapat menghambat kebahagiaan. Stres berlebihan dapat membuat pikiran lelah dan tubuh rentan sakit. Overthinking, atau kebiasaan terlalu memikirkan hal-hal kecil, seringkali merampas ketenangan batin. Bahkan, membandingkan diri dengan orang lain dapat menurunkan rasa syukur, membuat kita merasa tidak pernah cukup, dan merusak kepercayaan diri. Karena itu, untuk meraih kebahagiaan yang sejati, kita perlu belajar melepaskan kebiasaan negatif ini. Dengan melatih diri untuk bersyukur, menjaga hubungan sosial yang sehat, menemukan makna hidup, serta menghindari hal-hal yang menghambat, kita bisa menemukan rahasia sederhana untuk menjadi lebih bahagia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun