Mohon tunggu...
Meicky Shoreamanis Panggabean
Meicky Shoreamanis Panggabean Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis biografi BTP dan Munir

www.gurupenulis.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Music

Konser Addie MS dan 'Rujuk'nya Jokowi-Prabowo

14 Juli 2019   11:28 Diperbarui: 14 Juli 2019   11:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 12 Juli 2019, Addie MS mengadakan konser yang beda dari biasanya. Sifatnya tertutup, hanya mereka yang terlibat langsung dan tamu undangan yang bisa datang. Diselenggarakan pakai uang sendiri dan  latihan hanya 2 minggu. Tentu ada alasan khusus mengapa ini terjadi.

Begini ceritanya...

Direktorat Kesenian, Dirjen Kebudayaan dan  Kemdikbud sejak 2015 mengadakan program 'Belajar Bersama Maestro' (BBM). 15 anak dari berbagai propinsi belajar dari 1 maestro:Ada Addie MS, Didik Nini Thowok, dan lain-lain. Nah, ide konser bermula dari sini.

Jadi ceritanya itu 15 ABG mengikuti maestro pilihan mereka selama 2 minggu. Addie mengajak mereka melihat dia  presentasi ke bank, kerja di studio, seminar, dan lain-lain.  Lalu dia pikir begini,"Eh, masa' tidak ada konser?" Dua minggu mengikuti seorang Addie MS tanpa melihat dia  konser, rasanya pasti  seperti diajak ke resto pizza yang tidak ada pizzanya. 

Akhirnya Addie mengadakan audisi untuk umum. Seleksinya obyektif, hanya melihat kemampuan bermusik. Makanya ada penderita kanker stadium 4 yang ikutan main. "Kemdikbud minta supaya saya nggak hanya mengajarkan masalah teknis tapi juga nilai-nilai hidup, misalnya kerja keras,"kata Addie.  Oleh karena itulah ia juga menghadirkan Salwa, lelaki tanpa kaki yang jago main bass, piano, dan drum. Kemarin ia main trumpet.

Konser ini  tidak masuk agenda resmi jadi biayanya dari kantung pribadi. "Saya bentuk orkestra ini  buat mereka. Saya ingin mereka tahu gimana caranya membangun orkestra dan bikin konser dari nol,"tutur Addie. Biaya latihan, musisi, pelatih, dan paduan suara, dia yang tanggung. "Some people have lots of money, some are rich,"begitulah kata seseorang.

Konser tersebut selain dihadiri teman-teman SMA Addie dan orang Kemdikbud, juga dihadiri kaum difabel termasuk penyandang autisme. Sekitar 5 kali Addie batal memulai aba-aba karena ada yang teriak-teriak.  Addie  cuma nyengir.  Selain itu hadir juga Jacob Sutoyo, pemilik Usmar Ismail Hall, tempat konser diadakan. Sebagai pendukung program-program edukasi Addie, Pak Jacob ngegratisin tempatnya,"Butuh berapa hari? Bilang aja."  

***

Konser diawali dengan Indonesia Raya yang dinyanyikan orang satu gedung sambil berdiri.  Lalu  di bawah arahan baton Addie,  orkestra yang diberi nama 'Orkes Kita' itu  memainkan musik daerah seperti Alusi Au (Sumatera Utara) dan O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara).  Setelah itu Twilite Chorus, yang dibentuk Addie tahun 1995, menyanyikan Bangun Pemudi-Pemuda, Rayuan Pulau Kelapa dan Maju Tak Gentar.

 

Menarik untuk melihat bahwa WR Soepratman, pengarang lndonesia Raya, ditangkap Belanda.  Alfred Simanjutak, komposer Bangun Pemuda-Pemudi, hampir dibunuh Jepang. Adapun Cornel Simanjutak, penulis Maju Tak Gentar, diselundupkan ke Karawang untuk menghindari ancaman pembunuhan dari tentara lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun