Mohon tunggu...
Mega Pradewi
Mega Pradewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mimosa asperata

Sedang mengabadikan memori lewat menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kilas Balik JNE Saat Bencana dan Aspirasi untuk JNE

31 Desember 2020   23:18 Diperbarui: 31 Desember 2020   23:18 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun bukan cerita yang hangat, tapi salah satu kenangan berbagi bersama JNE adalah kala JNE melakukan program kepedulian terhadap korban gempa lombok pada agustus tahun 2018. Patut diacungi jempol, JNE sebagai perusahaan di bidang ekspedisi ikut andil dalam penyaluran logistik bencana bantuan dari masyarakat.

Mari kita kilas balik situasi Gempa Lombok 2018. Berdasarkan data dari BNPB, rangkaian gempa beruntun yang melanda Lombok selama tiga pekan yang berawal dari gempa sebesar 6,4 magnitudo pada tanggal 29 juli 2018 dan gempa 7,0 magnitudo pada 5 Agustus 2018 disusul dengan beberapa gempa susulan dengan magnitude lebih kecil. Bencana gempa tersebut mengakibatkan 564 korban meninggal dunia, 1.584 jiwa luka - luka dan 445.343 jiwa mengungsi serta kerusakan infrastruktur. Dengan berita yang menyebar begitu cepat, simpati dan empati kepada korban jiwa mengalir dari berbagai lini dalam bentuk doa dan open donation yang dilakukan. Animo masyarakat saat itu untuk bisa menyalurkan bantuan sangat tinggi. Donasi dilakukan lintas organisasi hingga penggalangan dana di lampu merah.

Kepedulian masyarakat Indonesia memang sangat tinggi. Bahkan tercatat dalam 2018 CAF World Giving Index, Indonesia menjadi negara yang paling dermawan menggantikan Myanmar. Penilaian melalui indeks skor dari beberapa kegiatan yaitu membantu orang asing, donasi dan menjadi relawan.

Salah satu organisasi sosial kemanusiaan yang vokal menyampaikan informasi donasi bencana adalah Sedekah Rombongan. Pada gempa Lombok 2018, selain menerjunkan relawan langsung, relawan juga giat melakukan campagne bagaimana cara memberikan bantuan bencana Lombok. Salah satu pesan yang saya terima dari broadcast kawan bersumber dari relawan di lapangan adalah kebutuhan akan terpal karena dari ratusan ribu pengungsi tersebut membutuhkan tempat tinggal sementara. Informasi tersebut berbarengan dengan program JNE yang sebelumnya telah melakukan gerak cepat dengan pendirian Posko Bencana JNE Mataram di kantor JNE Mataram, Jalan Amir Hamzah Nomor 102. JNE memfasilitasi animo berbagai masyarakat dengan menampung bantuan dalam bentuk apapun kecuali makanan yang mudah busuk dan cairan dari 11-13 Agustus 2018. Bahkan di beberapa kantor cabang diperpanjang hingga 19 Agustus 2018.

Pengalaman Menyalurkan Bantuan lewat JNE

                Gempa Lombok 2018 juga menggugah nurani saya dan suami untuk bisa memberikan bantuan terbaik semampunya. Kami termasuk salah satu dari ribuan orang yang mengirimkan bantuan kepada korban gempa Lombok. Informasi menyebar dengan cepat perihal penyaluran donasi untuk korban gempa Lombok. Begitu mendapat informasi dari kawan Sedekah Rombongan akan kebutuhan terpal dan rekomendasi kawan untuk bisa memilih layanan pengiriman gratis menumbuhkan tekad kami untuk meringankan beban saudara sebangsa.

                Kami segera meluncur ke toko penjualan terpal yang lumayan terkenal di Semarang. Begitu sampai di tempat, kami melihat gulungan -- gulungan terpal dari berbagai bahan. Semakin tebal dan bagus bahannya mempengaruhi harga yang ditawarkan. Saya selalu ingat pesan suami bahwa kita harus memberikan yang terbaik untuk orang lain. Termasuk teladan dari ibu saya, ketika memberikan makanan ke orang misalnya, maka ibu akan memilih makanan yang bentuknya paling bagus, tingkat kematangan yang terbaik, dan rasa terenak. Sehingga kami sekeluarga menikmati makanan yang enak juga tapi minus di rupa.

                Setelah memilih bahan terpal dan spesifikasi ukuran seperti petunjuk yang diberikan tim SR, kami berdiskusi untuk memilih layanan pengiriman. Saat itu, ada 2 jasa ekspedisi yang menggratiskan pengiriman ke NTB dan Lombok. Pilihan suami jatuh kepada JNE karena suami selalu puas dengan layanan JNE. Sejak kuliah di Semarang tahun 2008, suami menggunakan JNE untuk berkirim barang dengan keluarga di Bontang. Kami pun meluncur ke kantor JNE di Jalan Veteran, Semarang. Alangkah terkejutnya melihat animo masyarakat untuk menyalurkan bantuan, terbukti dengan antrian yang ramai serta tumpukan bantuan dari masyarakat dalam berbagai bentuk menumpuk di belakang konter pelayanan. Setelah mendapat giliran antrian dan menulis isi paket terpal kami menyerahkan bantuan tersebut dan diberi tanda terima oleh JNE.

JNE menyalurkan spirit berbagi kepada seluruh lapisan masyarakat

Pada 22 Agutus 2018, semua bantuan sampai di Lombok mencapai total 103 ton dari 54 cabang JNE dari berbagai kota. Jika berat maksimal barang yang diterima JNE adalah 5 kilogram maka ada minimum sekitar 20.600 paket dari masyarakat. Jumlah itu bisa lebih mengingat berat barang bisa kurang dari 5 kg. Kehadiran JNE saat bencana adalah bentuk kepedulian JNE untuk bisa terdepan dalam menyalurkan donasi masyarakat. JNE peka dalam menangkap situasi serta memanfaatkan informasi sosial media yang menyebar begitu cepat.

Mengapa animo masyarakat begitu tinggi untuk menyalurkan bantuan? Ada beberapa alasan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

1. Berbagi saat itu tidak harus mahal

Berbagi dalam bencana biasanya membutuhkan biaya tidak sedikit. Sehingga masyarakat ekonomi menengah ke bawah urung menyalurkan bantuan. Namun dengan dibukanya pos penyaluran bantuan logistik, tidak hanya masyarakat kelas atas yang bisa menyalurkan bantuan, tapi siapapun dengan apa yang dipunyai, contohnya pakaian layak pakai, sembako yang tidak mudah busuk dengan berat kurang dari 5 kg, alat kebutuhan bayi/balita yang sudah tidak dipakai, hingga mainan dan alat tulis yang bisa dipakai saat masa recovery korban.

2. Membelanjakan sendiri apa yang akan diberikan

Beda rasa antara memberi dengan uang dan memilih sendiri barang yang akan diberikan. Jika memberi dengan uang kita tidak bisa melihat hasil pembelanjaan uang yang kita donasikan. Bahkan pada salah satu paket yang pernah saya lihat ada kalimat penyemangat dengan tulisan khas anak TK. Membelanjakan sendiri memberikan rasa puas bahwa barang yang kita berikan adalah yang terbaik sesuai kemampuan serta bisa memberikan pelajaran berbagi pada anak -- anak.

3. Informasi penyalur bantuan yang kredibel

Dengan segala persiapan bantuan yang akan diberikan tentunya kita butuh kepercayaan bahwa bantuan kita benar -- benar disalurkan. Lembaga penyalur yang kredibel juga memiliki tim yang melakukan manajemen barang -- barang bantuan agar disalurkan dengan tepat.

4. Teknis pengumpulan yang jelas

JNE dengan selebaran informasi yang tersebar melalui jaringan pesan berantai memiliki aturan yang cukup simple. Sehingga, dengan pengumpulan yang jelas masyarakat pun tidak ragu lagi menyalurkan bantuan.

                JNE menggugah nurani masyarakat dari kalangan menengah ke bawah hingga atas untuk turut andil. JNE memfasilitasi berbagai bantuan untuk bisa disalurkan ke korban terdampak. Terima kasih JNE!

Harapan Bagi JNE di 3 Dekade Bahagia Bersama

Tema yang diangkat JNE dalam rangkaian peringatan JNE 3 Dekade adalah Bahagia Bersama melalui berbagi, memberi dan menyantuni. Dari harbokir, giveaway melalui sosial media, hingga lomba menulis, foto dan video. Dari berbagai karya tulis di kompasiana yang saya baca, JNE memberikan efek berantai bahwa spirit berbagi itu menular dari berbagi dengan keluarga, menyantuni kerabat dan anak yatim hingga pengabdian pada masyarakat.

Menulis merupakan salah satu cara menyampaikan aspirasi. Maka dari itu, saya ingin memberikan aspirasi juga bahwa di 3 Dekade Bahagia Bersama dan kepedulian JNE terhadap bencana yang pernah saya rasakan. JNE bisa menjadikan program penyaluran bantuan bencana masyarakat ini sebagai program yang selalu ada. Tidak harus bencana nasional, melainkan bencana lokal. Contohnya di musim penghujan saat ini, banyak daerah rawan banjir dan rawan longsor. JNE bisa membuka pos penyaluran bantuan di ring sekitar lokasi bencana. Misalnya yang terkena bencana adalah di Banyumas, maka JNE bisa membuka pos bantuan untuk area Banyumas yang tidak terdampak, Purwokerto, Kebumen, dan Cilacap. Dengan adanya akun sosial media per kantor cabang JNE, maka informasi tersebut juga bisa tersebar dengan cepat. Jika program tersebut bisa diadakan, JNE di mata masyarakat tentunya memiliki ruang tersendiri, masyarakat akan menanamkan di alam bawah sadar siapa yang sigap memberikan bantuan ketika dalam musibah? Sehingga ketika ada kebutuhan yang mengharuskan pengiriman paket tentunya ingat JNE!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun