Indonesia merupakan negara yang memiliki kemajemukan budaya, memiliki kekayaan akan keberagaman budaya, etnis, dan agama. Meskipun merupakan kekayaan bangsa, hal ini juga menyimpan potensi konflik apabila tidak dikelola dengan bijaksana. Keragaman agama di Indonesia dapat mengancam persatuan bangsa yang diakibatkan oleh intoleransi dan radikalisme. Sebenarnya ajaran agama mengajarkan kebaikan, dan sikap saling menghormati dan menghargai serta tidak memusuhi orang yang berbeda agamanya dengan kita. Karena itu moderasi beragama sangat diperlukan, perbuatan ekstrem dalam beragama menjadi tidak sesuai dengan esensi dari ajaran agama itu sendiri.
Melihat fenomena ini maka kami melakukan penelitian terhadap berbagai publikasi penelitian ilmiah yang berjudul :
"Moderasi Beragama di Indonesia: Kajian Tentang Toleransi dan Pluralitas di Indonesia" yang dilakukan oleh Juli S, Timotius B, Sutrisno dan Bobby K (2024)
"Moderasi Beragama: Landasan Moderasi dalam Tradisi Berbagai Agama dan Implementasi di Era Disrupsi Digital" yang dilakukan oleh Muria Khusnun Nisa, Ahmad Yani, Andika, Eka Mulyo Yunus, Yusuf Rahman (2021)
"Strategi Dalam Membangun Kerukunan Antar umat Beragama Di Indonesia" yang dilakukan oleh Kiki Mayasaroh & Nurhasanah Bakhtiar (2020)
"Pengarusutamaan Islam Wasathiyah: Studi Gerakan Ulama Nusantara dalam Memutus Corong Radikalisme di Indonesia" yang dilakukan oleh Yayuk Siti Khotijah (2023)
"Kerukunan Umat Beragama dalam Pemberitaan Kunjungan Paus Fransiskus oleh Tempo.co". Â penelitian yang dilakukan oleh Jasmine Azzahra (2025).
Berdasarkan penelitian yang telah kami kaji dapat disimpulkan bahwa moderasi beragama merupakan elemen penting dalam menjaga persatuan dan harmoni di tengah keberagaman agama di Indonesia. Moderasi beragama menekankan pentingnya sikap saling menghormati, menghindari ekstremisme, serta menumbuhkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sosial. Penelitian-penelitian yang dianalisis menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan hanya konsep yang relevan di satu agama tertentu, tetapi menjadi prinsip universal yang diajarkan dalam berbagai tradisi keagamaan.
Peran ulama, media, dan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan moderasi beragama untuk mencegah radikalisme. Era digital juga membawa tantangan baru, di mana narasi ekstrem dapat dengan mudah menyebar, sehingga diperlukan strategi yang lebih efektif untuk mempromosikan sikap moderat. Dengan mengedepankan strategi seperti meningkatkan nilai toleransi, penghormatan terhadap perbedaan, pembangunan kepercayaan, serta pendekatan berbasis budaya lokal, moderasi beragama dapat menjadi solusi dalam membangun masyarakat yang harmonis. Media juga memiliki peran penting dalam menyebarkan isu-isu keagamaan secara positif guna memperkuat persatuan bangsa.
Maka, untuk mencapai keharmonisan antar umat beragama yang dapat menciptakan persatuan bangsa, maka beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk meningkatkan moderasi beragama, yaitu :
Pembelajaran moderasi beragama yang lebih baik. Hal ini bertujuan agar generasi muda memahami pentingnya toleransi dan persaudaraan antar umat beragama. Kurikulum sekolah, baik formal maupun non-formal, harus menyertakan nilai-nilai moderasi beragama. Pesantren dan lembaga keagamaan lainnya harus memperkuat pengajaran Islam Wasathiyah atau ide moderasi sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
Meningkatkan peran media dalam meningkatkan moderasi beragama. Media harus dapat menciptakan isu-isu keagamaan dengan sudut pandang yang mendorong toleransi, persatuan, dan dialog antar agama. Jurnalis diharapkan lebih berhati-hati dalam memberitakan isu-isu agama agar tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Kolaborasi pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat Pemerintah harus terus mendukung keberagaman dan kebebasan beragama sesuai dengan Pancasila. Tokoh agama dan komunitas lintas agama harus lebih banyak berbicara, dan mendukung program yang membantu memperkuat kebersamaan antar umat beragama.
Meningkatkan literasi digital untuk mengurangi ekstremisme masyarakat. Generasi muda, memerlukan literasi digital agar mereka dapat menyaring informasi dan menghindari narasi radikal yang berkembang di media sosial. Pemerintah dan lembaga keagamaan harus bekerja sama untuk membuat konten positif yang menekankan moderasi beragama.
Penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan diskriminasi Aparat penegak hukum harus lebih tegas dalam menindak orang atau kelompok yang menyebarkan kebencian berbasis agama, baik di dunia nyata maupun di media digital. Selain itu, perlindungan kelompok minoritas harus diperkuat untuk mencegah diskriminasi atau persekusi atas dasar keyakinan mereka.
Penulis : Yayan T, Nabhan R, Mega P, NM Indrawati, Sesca V.S (Mahasiswa Prodi Komunikasi PJJ Universitas Siber Asia)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!