Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Memaknai Tradisi "Bukber" sebagai Simbol Solidaritas Sosial di Tengah Keterbukaan Multikultural

23 Maret 2024   22:13 Diperbarui: 24 Maret 2024   15:35 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bukber sebagai simbol solidaritas sosial di tengah keterbukaan multikultral. (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Setiap tahun, saat bulan Ramadan tiba, cahaya kemeriahan buka bersama (bukber) menyinari hati masyarakat Indonesia. Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya kita.

Bukan hanya sekadar ritual makan bersama setelah berpuasa, tetapi juga sebuah perayaan kebersamaan, toleransi, dan kebaikan.

Sejak dulu, buka bersama telah menjadi momen yang dinanti-nantikan, tidak hanya oleh umat Muslim, tetapi juga oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Buka bersama bukanlah semata tentang memenuhi kebutuhan fisik setelah berpuasa seharian. Di balik sajian makanan yang menggugah selera, tersimpan nilai-nilai luhur yang mengikatkan hubungan sosial antara sesama manusia.

Dalam suasana yang penuh kehangatan dan kegembiraan, orang-orang dari berbagai latar belakang saling berkumpul, menyatu dalam kebahagiaan bersama, dan melupakan perbedaan yang mungkin ada di antara mereka.


Lebih dari itu, buka bersama menjadi simbol solidaritas, di mana setiap orang memiliki bagian dalam menyediakan hidangan dan menjaga kebersamaan yang erat.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang makna yang terkandung dalam tradisi buka bersama, bagaimana ia mampu memperkuat ikatan sosial, dan mengapa penting bagi kita untuk terus merayakan tradisi ini dengan penuh semangat dan kepedulian.

Melalui pembahasan yang mendalam, diharapkan kita semua dapat lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam buka bersama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga sepanjang tahun.

Simbolisme Hidangan

Hidangan yang disajikan dalam acara buka brsama tidak hanya sekadar makanan untuk mengisi perut yang kosong setelah seharian berpuasa.

Setiap hidangan yang disiapkan memiliki makna dan simbolisme yang dalam, mencerminkan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh para penyaji kepada para tamu dan peserta Buka Bersama.

Pertama-tama, makanan yang disajikan dalam buka bersama sering kali melambangkan kemakmuran dan kelimpahan.

Dalam suasana berpuasa, di mana kita menahan diri dari makan dan minum sepanjang hari, hidangan-hidangan yang melimpah seperti nasi, daging, sayuran, dan minuman segar menjadi simbol keberlimpahan rezeki yang diberikan oleh Tuhan

Ini mengingatkan kita untuk bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan dan mengingatkan kita untuk berbagi dengan sesama yang mungkin tidak seberuntung kita.

Selain itu, ada juga simbolisme dalam variasi hidangan yang disajikan. Hidangan yang terdiri dari berbagai jenis makanan, mulai dari hidangan tradisional Indonesia hingga makanan internasional, mencerminkan keragaman budaya dan etnis yang ada di Indonesia.

Ini mengajarkan kita untuk menghargai keberagaman dan memahami bahwa meskipun kita memiliki perbedaan dalam hal budaya dan tradisi, kita tetap satu dalam persaudaraan manusia.

Tidak ketinggalan, dalam persiapan hidangan buka bersama, terdapat pula simbolisme dalam proses persiapan dan pembagiannya.

Proses memasak dan menyajikan hidangan menjadi momen kolaborasi dan kebersamaan antara anggota keluarga atau komunitas yang terlibat.

Ini mengajarkan kita nilai-nilai kerja sama, saling percaya, dan penghargaan terhadap peran masing-masing individu dalam menciptakan kebersamaan.

Dengan demikian, setiap hidangan yang disajikan dalam Buka Bersama bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga mengandung pesan-pesan moral dan nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada seluruh peserta.

Melalui simbolisme hidangan, kita diajak untuk merenungkan arti kemakmuran, menghargai keberagaman, dan memperkuat ikatan kebersamaan dalam masyarakat.

Kedermawanan dan Solidaritas

Salah satu aspek yang sangat mencolok dari tradisi buka bersama adalah kedermawanan dan solidaritas yang tercipta di antara pesertanya.

Tradisi ini menjadi momentum yang tepat untuk menunjukkan kemurahan hati dan kepedulian terhadap sesama, terutama kepada mereka yang kurang beruntung.

Banyak komunitas, organisasi sosial, dan individu yang menggunakan acara buka bersama sebagai sarana untuk menyediakan makanan bagi mereka yang membutuhkan, baik itu kaum dhuafa, pengemis, atau anak-anak jalanan.

Kedermawanan yang terwujud dalam buka bersama tidak hanya terbatas pada pemberian makanan, tetapi juga meliputi berbagai bentuk bantuan sosial lainnya. Misalnya, ada yang menyediakan paket sembako, perlengkapan sekolah, atau bantuan medis bagi mereka yang membutuhkan.

Hal ini mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama yang telah menjadi bagian integral dari budaya Indonesia.

Selain itu, buka bersama juga menjadi ajang untuk memperkuat solidaritas antarindividu dan komunitas.

Melalui kegiatan ini, orang-orang dari berbagai latar belakang dan status sosial berkumpul dalam semangat persaudaraan, saling menghargai, dan saling menyayangi.

Tidak ada perbedaan di antara mereka saat mereka duduk bersama di meja makan, menikmati hidangan yang sama, dan berbagi cerita serta tawa.

Keberadaan solidaritas dalam buka bersama juga tercermin dalam upaya bersama untuk mempersiapkan dan menyajikan hidangan.

Setiap orang, terlepas dari usia, jenis kelamin, atau status sosial, berkontribusi dalam menyediakan hidangan, membersihkan meja, atau menyambut tamu. Hal ini menciptakan ikatan yang kuat antara peserta dan memberikan rasa memiliki terhadap acara tersebut.

Dengan demikian, buka bersama bukan hanya menjadi momen untuk menikmati hidangan lezat, tetapi juga untuk membuka hati dan tangan kepada sesama.

Kedermawanan dan solidaritas yang terwujud dalam tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya saling berbagi dan saling mendukung dalam menjalani kehidupan ini.

Pengalaman Kultural

Buka bersama juga memberikan pengalaman kultural yang kaya dan beragam bagi pesertanya.

Di Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman budaya dan etnis, buka bersama menjadi ajang untuk merayakan dan menghargai keanekaragaman tersebut.

Setiap daerah dan kelompok etnis memiliki cara tersendiri dalam merayakan buka bersama, mulai dari jenis hidangan yang disajikan hingga tradisi-tradisi khas yang dilakukan selama acara.

Misalnya, di daerah Jawa, buka bersama sering kali diwarnai dengan sajian hidangan tradisional seperti nasi liwet, sate, dan gudeg.

Di samping itu, masyarakat Jawa juga memiliki tradisi khas seperti "ngabuburit", yaitu kegiatan menghabiskan waktu sebelum berbuka puasa dengan melakukan kegiatan menyenangkan bersama teman atau keluarga.

Sementara di daerah Aceh, Buka Bersama mungkin disajikan dengan hidangan khas seperti nasi goreng Aceh, mie Aceh, dan rendang.

Di samping itu, masyarakat Aceh juga sering mengadakan kegiatan amal seperti pemberian makanan gratis kepada yang membutuhkan sebagai bagian dari tradisi Buka Bersama.

Tidak hanya dalam hal hidangan, buka bersama juga menjadi ajang untuk menampilkan seni dan budaya setempat. Misalnya, ada yang menghadirkan pertunjukan musik tradisional, tarian daerah, atau pentas teater sebagai hiburan bagi para peserta.

Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman budaya peserta, tetapi juga membantu melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda.

Lebih dari itu, buka bersama juga menjadi momen untuk bertukar cerita dan pengalaman antarbudaya. Ketika orang-orang dari latar belakang yang berbeda berkumpul untuk berbuka bersama, mereka memiliki kesempatan untuk saling berbagi tentang tradisi dan kebiasaan mereka sendiri.

Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman lintas budaya, tetapi juga mempererat ikatan antarindividu dan kelompok dalam masyarakat.

Dengan demikian, buka bersama bukan hanya sekadar acara makan bersama, tetapi juga sebuah perayaan keanekaragaman budaya yang memperkaya dan memperkuat identitas bangsa Indonesia.

Melalui pengalaman kultural yang unik ini, peserta dapat lebih menghargai keberagaman budaya Indonesia dan memperkuat rasa persatuan dalam keberagaman.

Kesejahteraan Psikologis

Buka bersama juga memiliki dampak positif yang signifikan pada kesejahteraan psikologis pesertanya.

Dalam konteks ibadah puasa Ramadan, buka bersama menjadi momen yang dinanti-nantikan setiap hari sebagai puncak dari kesabaran dan pengendalian diri selama berpuasa.

Ketika akhirnya tiba waktu berbuka, rasa syukur dan kegembiraan yang dirasakan tidak hanya karena memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga karena merasakan pencapaian spiritual dan kemandirian diri.

Selain itu, suasana kebersamaan dan persaudaraan yang tercipta selama buka bersama juga memberikan dukungan sosial yang penting bagi kesejahteraan psikologis peserta.

Melalui interaksi positif dengan orang-orang di sekitarnya, peserta merasa didukung, dihargai, dan dicintai.

Hal ini dapat mengurangi rasa kesepian, kecemasan, dan stres yang mungkin dirasakan oleh sebagian individu, terutama mereka yang tinggal jauh dari keluarga atau yang tidak memiliki jaringan sosial yang kuat.

Selain itu, buka bersama juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk melepaskan diri dari tekanan dan kesibukan sehari-hari.

Sejenak, mereka dapat melupakan masalah-masalah yang mengimpit dan fokus sepenuhnya pada momen kebersamaan yang penuh kegembiraan.

Ini memberikan kesempatan bagi pikiran dan jiwa untuk bersantai, merefresh, dan mengisi kembali energi positif.

Tidak hanya itu, buka bersama juga menjadi wadah untuk memperkuat hubungan interpersonal, baik itu dengan keluarga, teman, tetangga, atau anggota komunitas.

Dengan saling berbagi cerita, tertawa bersama, dan mengalami momen kebersamaan yang berharga, ikatan sosial pun semakin diperkuat.

Hal ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan psikologis peserta secara individu, tetapi juga menguatkan kohesi sosial dalam masyarakat secara keseluruhan.

Dengan demikian, buka bersama bukan hanya memberikan manfaat fisik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi setelah berpuasa, tetapi juga memberikan dampak yang positif pada kesejahteraan psikologis pesertanya.

Melalui momen kebersamaan yang penuh kegembiraan dan dukungan sosial yang diberikan, peserta merasa lebih bahagia, terhubung, dan bermakna dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Tantangan dan Inovasi

Meskipun tradisi buka bersama telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menjaga dan mengembangkan tradisi ini. Salah satunya adalah tantangan logistik, terutama di wilayah perkotaan yang padat penduduk.

Penyediaan tempat yang cukup luas untuk menampung jumlah peserta yang banyak sering kali menjadi kendala, terutama bagi komunitas atau organisasi yang ingin mengadakan acara Buka Bersama berskala besar.

Selain itu, tantangan terkait dengan penyediaan makanan yang cukup dan berkualitas juga menjadi perhatian, terutama mengingat adanya lonjakan harga bahan makanan selama bulan Ramadan.

Di samping itu, ada juga tantangan terkait dengan keterbatasan waktu dan tenaga. Banyak individu yang sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, sehingga sulit bagi mereka untuk menyisihkan waktu untuk berpartisipasi dalam acara Buka Bersama.

Hal ini dapat mengurangi minat dan partisipasi masyarakat dalam tradisi ini. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan inovasi dalam penyelenggaraan acara, seperti memanfaatkan teknologi untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi antarpeserta, serta menyediakan opsi partisipasi jarak jauh melalui platform daring.

Namun demikian, tantangan-tantangan ini juga menjadi peluang untuk melakukan inovasi dan perbaikan dalam pelaksanaan tradisi buka bersama.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup masyarakat, ada banyak ruang untuk pengembangan tradisi ini agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.

Misalnya, dengan memanfaatkan media sosial dan aplikasi daring, kita dapat menggalang partisipasi lebih luas dari masyarakat dalam acara Buka Bersama, serta meningkatkan efisiensi dalam pengorganisasian acara tersebut.

Selain itu, inovasi dalam penyediaan makanan juga dapat dilakukan untuk menjawab tantangan logistik dan ketersediaan bahan makanan.

Pengembangan menu-menu buka bersama yang praktis, sehat, dan ekonomis dapat membantu mempermudah persiapan acara dan memastikan semua peserta dapat menikmati hidangan dengan cukup dan nikmat.

Dengan demikian, tradisi buka bersama dapat tetap berlanjut dan berkembang, menjaga nilai-nilai kebersamaan dan kebaikan yang telah menjadi bagian integral dari budaya Indonesia.

Menghidupkan Ruhiyah dan Jasadiyah

Buka bersama tidak hanya memberikan manfaat secara jasadiyah (fisik), tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam memperkuat dimensi ruhiyah (spiritual) bagi para pesertanya.

Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, tradisi buka bersama menjadi momen yang berharga untuk menyegarkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam suasana berpuasa dan beribadah, peserta buka bersama diajak untuk merenungkan arti kehidupan, mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan, dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan serta sesama.

Dalam tradisi agama Islam, Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana amal ibadah memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Buka bersama menjadi bagian integral dari ibadah puasa, di mana setiap suapan makanan yang diambil setelah berbuka puasa memiliki nilai yang luar biasa di mata Tuhan.

Oleh karena itu, tradisi ini menjadi ajang untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan, serta memperbaiki hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.

Selain itu, buka bersama juga menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kegiatan ibadah lainnya, seperti shalat tarawih, bacaan Al-Qur'an, dan berdzikir.

Suasana yang penuh kebersamaan dan semangat saling mendukung dalam tradisi buka bersama memotivasi peserta untuk menjalankan ibadah-ibadah tersebut dengan lebih khusyuk dan penuh keikhlasan.

Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya memberikan manfaat secara jasadiyah, tetapi juga membantu memperdalam hubungan spiritual dengan Tuhan.

Melalui pengalaman ruhiyah yang diperoleh dalam tradisi buka bersama, peserta diharapkan dapat membawa dampak yang positif dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dengan memiliki hubungan spiritual yang lebih kuat, mereka diharapkan dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih tabah, lebih berempati terhadap sesama, dan lebih berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Dengan demikian, tradisi buka bersama tidak hanya menjadi acara makan bersama, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkaya dan memperdalam dimensi spiritual dalam kehidupan manusia.

Bukber di Era Modern

Dalam era modern yang didominasi oleh kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, tradisi buka bersama (bukber) telah mengalami transformasi yang signifikan.

Perkembangan teknologi informasi, seperti media sosial dan platform daring, telah memengaruhi cara orang merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengikuti acara buka bersama.

Sekarang, kita dapat dengan mudah menggunakan aplikasi dan situs web untuk membuat undangan, mengatur lokasi, atau bahkan berbagi resep hidangan untuk acara bukber.

Selain itu, media sosial juga memainkan peran penting dalam mempopulerkan tradisi buka bersama dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

Orang-orang sering membagikan momen-momen buka bersama mereka di platform media sosial, mulai dari foto hidangan yang disajikan hingga video suasana kebersamaan.

Ini tidak hanya memberikan inspirasi bagi orang lain untuk mengadakan acara serupa, tetapi juga memperluas jangkauan tradisi ini hingga ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di luar negeri.

Selain teknologi, perubahan gaya hidup juga telah mempengaruhi cara kita melihat dan menjalani tradisi buka bersama.

Di tengah kesibukan dan mobilitas yang tinggi, banyak orang cenderung mencari alternatif yang lebih praktis untuk berpartisipasi dalam acara buka bersama. Salah satunya adalah dengan mengikuti acara bukber di restoran atau kafe yang menyediakan menu khusus untuk berbuka puasa.

Ini tidak hanya memudahkan peserta untuk menikmati hidangan tanpa harus repot memasak, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih santai dan nyaman bagi mereka yang ingin bersantai setelah seharian bekerja.

Namun, di balik kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh era modern, penting bagi kita untuk tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan spiritual dalam tradisi Buka Bersama.

Meskipun kita menggunakan teknologi untuk mengorganisir acara dan membagikan momen-momen tersebut, esensi dari Buka Bersama tetaplah tentang kebersamaan, kepedulian, dan keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa.

Oleh karena itu, dalam menghidupkan tradisi bukber di era modern, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan antara kemudahan teknologi dengan kehangatan dan kebersamaan yang tercipta dalam tradisi ini.

Kehadiran Non-Muslim dalam Bukber

Salah satu hal yang menarik dari tradisi buka bersama (bukber) di Indonesia adalah kehadiran non-Muslim yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Meskipun bukber secara tradisional merupakan kegiatan yang terkait dengan umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa, namun semakin banyak non-Muslim yang ikut serta dalam acara ini sebagai tanda solidaritas, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama.

Kehadiran non-Muslim dalam bukber tidak hanya mencerminkan semangat saling menghormati dan memahami antaragama, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antarwarga yang berbeda keyakinan.

Acara bukber menjadi momentum penting untuk memperdalam pengetahuan tentang agama dan budaya masing-masing, serta memperluas lingkaran persahabatan dan kebersamaan di antara mereka.

Selain itu, kehadiran non-Muslim dalam bukber juga memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk berbagi pengalaman tentang Ramadan dan puasa dengan teman-teman atau tetangga non-Muslim.

Ini tidak hanya membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang tradisi agama Islam, tetapi juga mempererat hubungan antarumat beragama dalam semangat kebersamaan dan toleransi.

Di samping itu, kehadiran non-Muslim dalam bukber juga merupakan wujud nyata dari semangat gotong royong dan solidaritas dalam masyarakat Indonesia.

Mereka seringkali turut berkontribusi dalam persiapan acara, baik itu dengan menyediakan hidangan, membantu mengatur tempat, atau bahkan mengadakan kegiatan amal sebagai bagian dari acara Bukber.

Ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan kebaikan tidak mengenal batas agama atau kepercayaan, tetapi bersifat universal bagi semua orang.

Dengan demikian, kehadiran non-Muslim dalam bukber tidak hanya menjadi contoh konkret dari kerukunan antarumat beragama, tetapi juga menguatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan dalam masyarakat yang multikultural.

Ini adalah bukti bahwa tradisi seperti Bukber memiliki potensi besar untuk memperkuat hubungan sosial dan membangun fondasi yang kokoh untuk kehidupan beragama yang damai dan harmonis.

Menyambut Kedamaian dan Kekuatan Melalui Bukber

Bukber bukan hanya menghidupkan ruhiyah (dimensi spiritual) umat Muslim, tetapi juga menjadi sumber kekuatan bagi masyarakat secara keseluruhan.

Dalam suasana kebersamaan yang dihadirkan oleh bukber, kita tidak hanya merayakan perbedaan, tetapi juga menghargai persatuan dalam keberagaman.

Tradisi ini memperkuat ikatan sosial, mempererat tali persaudaraan, dan mendorong semangat gotong royong di antara beragam lapisan masyarakat.

Dalam bukber, setiap orang merasakan kehangatan dan kebaikan, yang menciptakan suasana yang memancarkan kedamaian dan kegembiraan.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, momen ini memberikan kesempatan untuk melupakan perbedaan, menyingkirkan prasangka, dan menyatu dalam cinta dan kasih sayang.

Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu untuk bersama-sama merayakan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar, seperti empati, pengertian, dan kepedulian terhadap sesama.

Selain itu, bukber juga mengajarkan kita untuk menghargai waktu yang berharga bersama keluarga, teman, dan tetangga.

Di tengah kesibukan yang semakin meningkat, tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya meluangkan waktu untuk bersama-sama, berbagi cerita, tertawa bersama, dan menikmati kebersamaan yang berharga.

Dengan begitu, bukber tidak hanya menciptakan kenangan indah, tetapi juga menguatkan fondasi keluarga dan hubungan sosial yang kokoh.

Dalam kerangka yang lebih luas, bukber juga menjadi peringatan bagi kita semua akan pentingnya perdamaian dan toleransi dalam masyarakat yang multikultural.

Melalui kehadiran non-Muslim dalam acara bukber, kita menyaksikan bahwa persaudaraan dan persatuan dapat mengatasi segala perbedaan dan membangun fondasi yang kuat untuk harmoni sosial.

Oleh karena itu, bukber bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memberikan inspirasi dan harapan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih damai, adil, dan berkeadilan bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun