Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilema Keselamatan Pasien, Kepanikan, dan Hoaks Covid-19

15 Juli 2021   23:11 Diperbarui: 16 Juli 2021   02:12 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah fakta ini kebetulan atau tidak. Akan tetapi, kebijakan terhadap lansia ini tentunya berdasar dan menjadi upaya antisipatif yang sudah diprediksi sebelumnya. Imunitas tubuh kelompok lansia lebih rentan, dan rata-rata memiliki penyakit komorbid yang akan membahayakan jika sudah terpapar dan terinfeksi virus bernama SARS-Cov-2 ini.

Masalahnya kemudian, apakah vaksinasi sudah berjalan dengan maksimal? Contoh kasus di Kabupaten Malang misalnya, sesuai data Dinas Kesehatan setempat per 13 Juni 2021 lalu, masih sekitar 30 persen sasaran vaksinasi yang sudah tercover vaksin sejak program ini diluncurkan pemerintah.

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Malang memastikan, sejumlah 33.640 orang sudah tervaksin covid-19, dari total sasaran vaksin 123 ribu lansia (per 13/6/2021). Sempat dijadualkan vaksinasi masal sebelumnya, namun akhirnya harus ditunda dengan berbagai pertimbangan.

Kadinkes drg Arbani Mukti Wibowo, sempat membenarkan hal ini dengan alasan menunggu persiapan lebih matang. Diantaranya, terkait pendataan sasaran, dan pendaftaran secara online agar sasaran bisa terbagi agar tidak terjadi penumpukan peserta. Pihaknya juga masih harus mempersiapkan petugas vaksinator. Ini dilakukan agar prokes tetap terjaga pada saat pelaksanaan vaksinasi.

Belum kelar soal vaksinasi lansia ini, masyarakat sudah keburu diterpa kepanikan soal informasi sejumlah varian baru virus penyebab Covid-19. Salah satunya, varian Delta yang disebut-sebut lebih ganas dan membahayakan. Dan kini, pemerintah tengah sibuk mempersiapkan vaksin baru dengan prioritas sasaran anak-anak, usia 14 tahun ke atas.

Situasi darurat pandemi kini lebih mengkhawirkan, ketika bersamaan lonjakan kasus covid-19 ini ketersediaan tabung dan ventilator oksigen di rumah sakit menjadi langka, jumlahnya tak sebanding yang dibutuhkan pasien. Ini diperparah lagi, ketika tabung ini sulit dicari di pasaran. Entah karena latah panik berlebihan, atau memang ada yang sengaja memanfaatkan situasin krisis ini.

Situasi karena kepanikan seperti ini memang bukan fenomena baru. Kita ingat, dalam beberapa kali situasi krisis atau menjelang momen tertentu, bagimana BBM atau beberapa kebutuhan pokok sulit didapatkan. Jika ada, dipastikan harganya selangit dan mencekik rakyat kecil yang membutuhkan.

Dalam konteks sulitnya tabung oksigen (ventilator), setidaknya memunculkan pertanyaan: bagaimana sebenarnya alat kelengkapan kesehatan di rumah sakit? Berkaca pada pelayanan rawat inap, maka ada standar rasio tempat tidur pasien (BOR) rawat inap yang harus tersedia. Lalu, bagaimana dengan alat ventilator dan tabung oksigen?

Faktanya, alat ventilator sangat penting karena dibutuhkan semua pasien dengan gejala sakit yang berhubungan dengan suplai oksigen dalam tubuh. Ini biasanya karena penyakit jantung maupun ada masalah di paru-paru. Akan tetapi, ventilator memang butuh ruangan tersendiri, sehingga tidak semua rumah sakit mampu menyediakannya.

Ada sebuah pernyataan menarik soal melonjaknya pasien di rumah sakit akhir-akhir ini. Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Prof Ahmad Sulaeman menyebutkan, meningkatnya jumlah pasien pascalebaran terjadi hampir setiap tahun. Rata-rata peningkatannya hingga 20 persen, dan didominasi kasus diabetes dan hipertensi. Hal ini karena kebiasaan buruk pola makan yang tidak terkontrol (dilansir Antara, 20 Juni 2019).

Pertanyaan selanjutnya layak dikemukakan, apakah rumah sakit tidak cukup mampu menyediakan tabung dan ventilator lebih banyak? Apakah Dana Kapitasi yang sudah disediakan pemerintah sejak beberapa tahun terakhir, tidak cukup membantu kelengkapan alat kesehatan vital ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun