Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Raga Terpinang Jauh, Cinta dan Rindu Tetap Ada di Kampung Halaman

9 Mei 2021   20:18 Diperbarui: 9 Mei 2021   20:30 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak rantau (Dream.co.id)

TERHITUNG sudah dua dasawarsa lebih saya meninggalkan kampung halaman, tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Tidak ada lagi momen kebersamaan yang bisa dilalui sewaktu-waktu bersama keluarga dan sanak saudara, karena terpisah jarak yang berjauhan kini.


Mungkin, anda juga mengalami seperti saya, harus jauh dan terpisah dari keluarga di kampung halaman. Kondisi yang sudah jadi pilihan, karena pekerjaan tetap dan kewajiban kepada keluarga sendiri yang memang mengharuskannya.


Masa kecil, atau apapun yang terjadi di lingkungan keluarga di kampung halaman, tentu menjadi bagian pengalaman hidup yang tak mudah begitu saja dilupakan. Pengalaman ini bisa terasa begitu bermakna karena mungkin terjadi sekali saja seumur hidup.


Bahkan, mungkin saja sangat berkesan sebagai pengalaman pertama yang didapatkan, saat kita masih usia anak-anak atau remaja. Nah, pengalaman berkesan inilah yang akhir memunculkan kerinduan dan keinginan hati untuk bisa mengulangi merasakan nuansanya.


Pemerintah jelas-jelas melarang mudik tahun ini, tersebab masih masa pandemi dan tingginya kasus Covid-19. Mudik yang sebenarnya punya batasan bagi yang mau bepergian untuk kemudian menetap dalam waktu yang lama. Menjelang lebaran, berkunjung dan singgah sementara di kampung pun bisa dimaknai begitu saja sebagai aktivitas mudik.


Karena sudah berkeluarga dan menetap di daerah lain, bertahun-tahun sebelum adanya larangan mudik akibat pandemi pun, tidak serta merta bisa berkunjung sanak saudara di kampung saat lebaran. Kalaupun bisa, terkadang tidak semua kerabat dan teman dekat bisa kita kunjungi rumahnya.

Keterbatasan waktu yang ada saat mudik lah yang menyebabkannya. Jika komunikasi kurang bagus, maka hal ini tak jarang bisa diartikan berbeda. Tak berkunjung sanak saudara dan teman saat mudik, bisa-bisa kita disangka sombong, lupa diri, atau kurang peduli sesama.


Kita tidak bisa mudik sekadar bertemu keluarga pada lebaran kali ini? Eitt...jangan keburu sedih berlebihan, laa tahzan! Substansi lebaran bermakna merayakan hari 'Kemenangan', dengan saling bersilaturahmi untuk bermaaf-maafan (halal bihalal). Jika kondisi tidak memungkinkan, halal bihalal ini tetap bisa dilakukan dari jauh, secara daring dan virtual.


Memang, silaturahim dan perayaan lebaran jauh akan lebih berkesan jika dilakukan secara langsung bersama-sama kerabat. Silaturahim pastinya menjadi bentuk cinta dan kasih sayang yang saling dijaga.


Lebih dari itu, silaturahim lebaran juga sarat akan hikmah dan keutamaan. Jika bisa dijalankan sebaik-baiknya, mudik dan silaturahim akan mendatangkan kebaikan dan keberkahan bagi semua. Orang yang suka menyambung tali silaturahim, akan mendapati kemurahan nikmat dan keberkahan selama usianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun