Republik ini memang sudah cukup lama mengalami senyap dan tertidur. Terlebih dalam masa sulit dan serba tak pasti akibat pandemi kini. Paling anyar, adalah 'Indonesia Maju' yang coba digelorakan saat 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Gerakan moral sudah jarang kita dengar, yang sejatinya bisa menjadi pelajaran terutama bagi milenial dan anak muda kekinian. Sebut saja, 'I Love Indonesia', 'Satu Indonesia', atau bahkan, 'Indonesia Terserah!'
Semua slogan dan gerakan moral di atas merepresentasikan kacintaan, harapan, cita-cita bahkan kekecewaan publik. Tentunya, pemuda, juga mahasiswa lah, yang paling gampang melakukannya. Terlebih, mereka juga mudah dan cepat bisa mengakses apapun yang berkembang sebagai gejala sosial atau isu-isu publik.
Jika orang sudah menyatakan 'Saya Indonesia,' maka sudah tak ada lagi ada pernyataan, Indonesia yang mana? Indonesia yang dipimpin siapa? Menunjukkan kecintaan dan kesetiaan pada Indonesia, maka tak perlu melihat asal darimana dan beratribut apa! Afiliasi dan aliansi memang perlu, tetapi jangan lantas menjadikan kita teralienasi dari sesama anak bangsa yang lain.
Singkatnya, Sumpah Pemuda sejatinya adalah janji kesetiaan dan cita-cita. Indonesia sebagi sebuah Tanah Air, punya banyak entitas bangsa, dan bahasa persatuan Bahasa Indonesia. So, cukup lah Indonesia sebagai satu dan satu-satunya! (*)