Mohon tunggu...
Medha Zeli Elsita
Medha Zeli Elsita Mohon Tunggu... Jurnalis - Living on the jetplane

Sedang menikmati perjalanan menjadi penulis paruh waktu

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Gili Trawangan : Pulau Bebas Polusi

27 November 2020   15:43 Diperbarui: 27 November 2020   18:38 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deru suara mesin kapal memecah ombak lautan. Penumpang duduk berdesakan barang-barang bawaan. Tidak bisa berdiri atau jalan-jalan. Hanya dapat melihat antarpenumpang, atraksi nahkoda yang gesit mengemudikan kapal, dan arus ombak di lautan dari kejauhan.

Berangkat dari Pelabuhan Bangsal di Pemenang, akhirnya saya tiba di Gili Trawangan. Proses 'menyeberang' menggunakan kapal motor ini menghabiskan waktu 45 menit perjalanan. Sebenarnya bisa saja lebih cepat menggunakan fast boat. Hanya saja biaya yang dikeluarkan lebih besar.

Gili Trawangan menyambut setiap pengunjung yang datang dengan papan nama berhuruf balok balok warna-warni bertuliskan "Gili Trawangan". Titik papan nama ini menjadi lokasi favorit pengunjung untuk mengabadikan momen foto pertama sesaat setelah menjejakkan kaki di Pulau Trawangan. Sebenarnya papan nama ini dibuat untuk memudahkan nahkoda kapal menentukan lokasi dari kejauhan.

Sesampainya di daratan pengunjung disarankan untuk melakukan check in penginapan terlebih dahulu untuk meletakkan barang bawaan. Jika datang di hari biasa, jangan khawatir kehabisan kamar. Penginapan berbentuk resor, hotel, villa, dan kamar khusus backpacker berbandrol ratusan hingga jutaan rupiah banyak tersedia disini.

Untuk mendapatkan penginapan dengan harga dan lokasi sesuai, jauh-jauh hari harus melakukan reservasi. Pemesanan kamar dapat dilakukan melalui proses online, telepon, atau pembayaran uang muka yang ditentukan. Selesai urusan administrasi penginapan saatnya menyusuri Gili Trawangan.

Pulau seluas 362 Ha ini masuk dalam kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra atau Gili Indah bersama Gili Ayer dan Gili Meno. Taman wisata perairan merupakan upaya dari pemerintah dalam menjaga kawasan konservasi kelautan. Hal ini jelas tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 67 Tahun 2009 yang diakses melalui kkji.kp3k.kkp.go.id. Tanpa proteksi dari pemerintah, potensi sumber daya alam Gili Trawangan dikelola oleh pihak tak bertanggung jawab sangat besar dan riskan.

Gili Trawangan dibuka oleh pemerintah sebagai tempat wisata dengan segala macam potensi baharinya. Pengunjung dapat berjemur, berenang, snorkling, dan scuba diving dengan pemandangan menakjubkan di dasar laut lepas. Alam bawah laut Trawangan memang menjadi magnet bagi para diver untuk berkunjung. Di sisi timur Gili Trawangan terdapat blue coral yang hanya ada dua di dunia selain di Laut Karibia.

Di gili ini terdapat penangkaran penyu yang dikelola oleh swadaya masyarakat Trawangan. Di seluruh dunia penyu merupakan salah satu hewan yang dilindungi dari perburuan satwa liar. Habitatnya yang semakin sedikit dikembangbiakkan melalui penangkaran. Di tempat ini penyu yang berusia lima bulan akan di lepas ke laut lepas dan menjadi hiburan yang menarik bagi wisatawan.

Selain kegiatan tersebut, wisatawan juga dapat ikut serta dalam island hopping ke Gili Meno dan Gili Air. Suasana di Gili Meno diceritakan Abdullah Said sangat sepi dan tenang. Disana terdapat Danau Air Asin dan Meno Bird Park atau taman burung yang memiliki ribuan burung cantik nan eksotis.

"Di Meno suasananya tidak seperti di Trawangan. Meskipun ada kehidupan disana (red-penduduk) listrik juga masih jarang. Tapi disana enak buat bersantai tanpa terganggu riuh suasana orang lalu lalang kehidupan seperti disini," ujar Thoha Amir yang bekerja sebagai tour guide di Gili Trawangan.

Di bawah teduhnya bale (rumah santai di tepi pantai) dari sengatan terik matahari laki-laki yang akrab disapa Pak Tok ini bercerita kepada saya tentang keadaan di Gili Air. Di Air wisatawan dapat snorkling dan diving dengan kedalaman 1,5 -- 3 meter. Di gili ini terdapat beberapa spot yang menawarkan pemandangan bawah laut yakni ikan-ikan cantik dan keunikan karang yang berbeda dari Meno dan Trawangan.

"Kalau mau kesana bisa pakai boat rame-rame tarifnya lima belas ribu per orang. Berangkatnya dua kali, jam 8 sama jam 3 sore. Kalau diluar jam itu juga bisa tapi sewa sendiri dan tarifnya lebih mahal memang," tutur Pak Tok sambil sesekali menawarkan jasa tour guide-nya kepada wisatawan yang lalu lalang.

Cukup dengan informasi seputar Gili Meno dan Gili Air, saya beranjak menjelajahi Gili Trawangan. Sepanjang jalan setapak utama gili ini tidak tampak kendaraan bermotor. Hanya ada pejalan kaki, pengendara sepeda, dan kendaraan tradisional khas Lombok sejenis delman bernama cidomo (cikar dokar motor).

Sejak tahun 1990-an penduduk yang tinggal di Gili Indah melarang adanya kendaraan motor di pulau-pulau tersebut. Menurut cerita warga, aturan sengaja dibuat karena kehadiran kendaraan bermotor hanya akan membuat gili-gili polusi asap dan penuh sesak. Keadaan ini menjadikan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air menjadi barisan pulau bebas polusi di Indonesia.

Di Trawangan sepeda menjadi alat transportasi favorit untuk menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Hampir setiap tempat disana menyewakan sepeda. Berbandrol harga Rp 25.000; - Rp 50.000; pengunjung dapat menyewa sepeda 24 jam lengkap dengan bel sepeda, kunci, dan gemboknya. Saya memilih perjalanan menggunakan sepeda. Selain menyehatkan, sepeda mampu blusukan ke jalan-jalan tersempit yang terdapat disana.

Kafe, bar, resor, hotel, villa, dive operator, money changer, minimarket, bahkan mesin ATM banyak tersedia di sepanjang jalan setapak dermaga (Pantai Sunrise) sampai Pantai Sunset Gili Trawangan. Karena banyaknya bar di sebelah timur, hampir setiap hari ada pesta yang dibuat secara bergantian di malam hari. Tak heran inilah yang membuat gili ini jauh lebih 'ramai' dibandungkan dua gili lainnya.

Saya bersepeda menyusuri jalan setapak dari Pantai Sunrise ke Pantai Sunset. Sepanjang jalan di bahu kanan kiri penuh kedai dan toko yang menyediakan keperluan bagi wisatawan. Penjaja stand by di muka halaman berebut menarik wisatawan yang lewat untuk mampir dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sangat ramai.

Pejalan kaki tampak menikmati bebasnya jalanan tanpa polusi. Wisatawan lokal maupun mancanegara yang lalu lalang pun tampak menikmati paket liburan 'sehat' di Trawangan. Udaranya benar-benar bersih. Hal ini didukung dengan tingkat kenyamanan berpergian tanpa kendaraan bermotor.

Banyak sudut menarik di sepanjang jalan ini. Beragam keunikan dekorasi ditawarkan untuk menarik wisatawan. Contohnya ada salah satu spot payung berjejer warna-warni yang disangga tali menjadikannya seolah-olah melayang. Sesekali kami berhenti. Mengabadikan keunikan tiap titik sudutnya dengan kamera. Hati-hati gengs kalau berhenti. Terkadang kuda cidomo yang lewat senang menyerempet tanpa permisi.

Jalanan tidak selalu nyaman dilewati. Di sisi barat pantai terdapat jalanan yang rusak dan belum diperbaiki. Batu kerikil pun masih berserakan tak karuan dan membahayakan pengendara sepeda. Meski resiko kecelakaan tidak sebesar menggunakan kendaraan bermotor, pengendara sepeda tetap dianjurkan untuk berhati-hati apalagi di malam hari.

Di sisi sebelah barat pembangunan infrastruktur belum sebaik sisi sebelah timur. Selain jalan yang belum rata oleh semen, penerangan di daerah ini pun terbatas. Jika hari sudah mulai gelap dan tidak berhati-hati, kecelakaan sepeda dapat terjadi karena tergelincir di lokasi ini. Ditambah apabila fasilitas sepeda tidak dilengkapi dinamo sepeda yang menjadi penerangan di malam hari. Be careful.

Menikmati detik-detik tenggelamnya matahari di Pantai Sunset adalah moment terbaik yang dinantikan pengunjung saat berkunjung ke pulau ini. Di waktu-waktu ini banyak orang pergi menuju spot "Ayunan Pasangan" di Pantai Sunset. Ayunan Pasangan adalah ayunan untuk dua orang yang sengaja dibuat di tengah laut oleh beberapa resor di dekat sana. Tidak ada artinya apa-apa. Tapi konsep ini cukup menarik wisatawan untuk datang ke Gili Trawangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun