Mohon tunggu...
Meha Middlyne
Meha Middlyne Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sie. Dokumentasi Handal

Berkepribadian dalam Kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hiking Through Mt Slamet 3.428 Mdpl

20 Agustus 2019   10:20 Diperbarui: 20 Agustus 2019   11:12 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka mengucapkan kata "kami duluan ya" "Semangat". Hal yang tabu bagi saya mendengar ucap ramah dari pendaki lain, tapi lama kelamaan saya terbiasa juga justru menjadi hal yang saya senangi. Hari menjadi semakin gelap, jalanan mulai sempit dengan dinding tanah sekitar 30 cm. 

Lama kelamaan tracknya menaik, udara semakin dingin. Hingga hari menjadi begitu gelap dan maghrib. 19.00 kami berhenti di pos 1 dan mendirikan tenda tepat di sebelah pohon tua yang sangat besar. 

Tidak aku sangka ternyata sedingin itu suhu pada malam pertama. Aku jadi tidak ingin banyak beraktivitas ditambah gelapnya malam dan hanya kami berempat. Aku pun lebih dulu tidur setelah kami makan (fyi menunya nugget + nasi + kopi susu).

Day 2 : Pos 2 s/d Pos 6 (terakhir)
Malam itu, berkali-kali aku terbangun mendengar suara binatang dan juga karena kekhawatiranku yang terus menerus aku pikirkan sambil menutup mata. 

Pagi harinya kami memasak menu nasi nugget, bubur, coklat panas. Waktu kami makan, ternyata ada pendaki sejumlah 15-an orang yang baru saja naik lalu berbincang sejenak dengan kami.

 Rombongan mereka sempat menunggu kami untuk pergi besama tapi kami memutuskan untuk segera menyusul karena masih harus merapikan barang-barang dan melipat tenda. 09.00, kami bergegas melanjutkan track kami. 

Sesekali kami berhenti di setiap pos yang ada sambil minum dan duduk sebentar berhubung jalurnya semakin tinggi dan menaik. Jalurnya cukup membuat kami harus meloncat sambil membawa carrier yang sangat berat. 

Aku sudah semakin letih menjelang sampai ke pos terakhir tetapi tetap saja aku lupa dengan letih saya saat aku merasakan dinginnya udara serta pemandangan yang super aduhai dengan sunset kala itu. 

Puncak Gunung Slamet pun sudah tampak nyata dihadapan mata kami. Pos 6 kami jangkau pada pukul 18.30. Seperti biasa, kami mendirikan tenda yang dilapisi akar rerumputan supaya mencegah dingin agar tidak begritu menusuk ke badan kami saat tidur karena tanah sangat cepat menyerap suhu. 

Malam itu begitu aku nikmati obrolan masing-masing kami, dengan taburan bintang yang masih penuh dilangit. Sudah jarang kami melihat di daerah perkotaan bintang sepadat itu diatas gunung. 

Day 3 : Puncak Slamet
Malam sebelumnya kami sepakat untuk muncak pukul 04.00 dini hari untuk mengejar sunrise. Tapi apadaya, dingin yang luar biasa menyerang kami, sampai membuat tubuh kami mati rasa dan tidak berani beranjak.  08.00, kami pun memilih untuk membawa perintilan kecil saja seperti handphone untuk dokumentasi, madu TJ dan coklat. Hari sudah terang, tapi tetap saja selama kami berjalan muncak, dinginnya masih saja melekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun