Mohon tunggu...
Muhammad Reyhan Fadillah
Muhammad Reyhan Fadillah Mohon Tunggu... Atlet - Part Of Division PUBGM Kompetitif Player

Player aktif dalam dunia kompetitif PUBGM Esports

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Kreatif dan Inklusif dalam Pembelajaran PAI

23 Mei 2024   22:35 Diperbarui: 23 Mei 2024   22:36 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
proses pembelajaran PAI, Gedung UNPAM Victor (DOKPRI)

Dalam upaya memperkuat pendidikan agama Islam di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia, Septian Arief Budiman selaku dosen Manajemen Pendidikan Islam (MPI) memberikan pandangannya tentang tantangan dan solusi terkait peningkatan Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini disampaikan pada Selasa (21/05/2024) di kampus 2 gedung Viktor Universitas Pamulang.

Menurut Septian, PAI merupakan mata kuliah utama yang harus ditekankan karena kesesuaian dengan latar belakang pendidikan, jabatan fungsional, dan sertifikasi yang dimilikinya. “Salah satu tujuan utama pendidikan agama Islam adalah membalikkan fitrah manusia pada agamanya dan menyampaikan ajaran Islam, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Septian yang sudah menyelesaikan gelar doktor di Universitas Perguruan Tinggi Iimu Qur’an (PTIQ)

Untuk mengatasi tantangan ini, Septian mengusulkan penggunaan strategi kreatif dan inklusif dalam proses pembelajaran. Dia percaya bahwa dosen harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan tantangan mahasiswa, menggunakan metode pengajaran yang inovatif dan menarik. Misalnya, dosen dapat menggunakan teknologi dan platform digital untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan mudah diakses, terutama bagi mahasiswa yang memiliki jadwal sibuk.

Septian menyampaikan, bahwa mata kuliah agama Islam mencakup pembentukan akhlak. “Tujuan matkul PAI bertujuan untuk memperkuat hubungan mahasiswa dengan Tuhan, Rasulullah, orang tua, dan sesama. Saya berharap materi ini dapat diaplikasikan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Selain itu, Septian juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk mengingat niat awal dan motivasi dalam memilih jurusan serta untuk memperkuat hubungan dengan kedua orang tua yang memiliki harapan besar. Namun, tantangan yang dihadapi dalam proses mengajar termasuk kesenjangan waktu antara harapan dosen dan mahasiswa, serta kesulitan dalam mempertahankan fokus dan konsentrasi, terutama pada jadwal kuliah reguler malam.


“Saya ingin menggaris bawahi perlunya adaptasi terus-menerus terhadap kebutuhan dan tantangan mahasiswa serta mengusulkan penggunaan strategi kreatif dan inklusif dalam proses pembelajaran. Diharapkan dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan ini, pendidikan agama Islam di lingkungan perguruan tinggi dapat ditingkatkan sehingga mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” 

Ada hal lain yang menurutnya harus di perhatikan juga, Seperti perhatian dari orang tua di rumah untuk mendidik anak sesuai dengan ajaran ajaran yang baik. tidak lupa dibekali dengan pembentukan akhlak juga moral yang baik. Menurutnya tidak hanya di perguruan atau tempat pembelajaran saja yang menjadi tanggung jawab untuk pembentukan karakter anak, Dikarenakan anak sedari kecil sudah sangat dekat dengan orang tuanya, maka dari itu orang tua juga turut andil dalam pembentukan karakter dari anak tersebut.

Banyak tantangan yang harus dilalui ketika mengajarkan Ilmu PAI kepada anak muda di zaman sekarang, Karena di zaman yang sudah modern ini lebih banyak orang memilih memainkan gadget dan semacamnya daripada mereka mengaji atau mempelajari ilmu agama. Sedih jika di fikirkan, Tetapi itulah tantangan yang harus dihadapi di zaman sekarang yang semuanya serba modern.

Perlunya pendekatan inklusif dan adaptif kepada anak atau mahasiswa di zaman sekarang, dengan pendekatan yang lebih inklusif dan adaptif, Septian berharap bahwa pendidikan agama Islam di perguruan tinggi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam memberikan pemahaman mendalam tentang ajaran Islam. Ini pada akhirnya akan membantu mahasiswa tidak hanya menjadi individu yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan di masyarakat. Harapannya, dengan pendekatan ini, PAI dapat menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat pendidikan nasional dan membangun generasi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. “Tutupnya”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun