Mohon tunggu...
mcDamas
mcDamas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Orang biasa (seperti kebanyakan rakyat Indonesia) yang sok ikut kompasiana meskipun terbata-bata. Bila teman bersedia, klik juga http://kitabiza.com, http://lampungsae.com, http://inacraftmart.comdan http://englishsolutioncenter.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hikayat Si Poltak yang Selalu Sewot pada Jokowi

17 September 2013   17:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:45 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_279444" align="aligncenter" width="500" caption="Gambar: Tribunnews.com, Saat si Poltak diusir dari Rakernas PD."][/caption]

Sengaja menulis judul dengan kata "hikayat" untuk si poltak alias Ruhut Sitompul karena orang ini kalau bicara seperti mendongeng, kata-katanya selalu kontras dengan fakta: fiktif. Anehnya orang ini seperti selalu dijadikan rujukan oleh awak pers, bahkan termasuk oleh Karni Ilyas. Bila kita cermati, ketidaksinkronan pola pikir si Poltak dengan realita lah yang membuat orang ini dicari. Hanya ada beberapa orang yang unik seperti ini yang masih hidup dan yang cuma beberapa ini, yang memiliki "nilai jual" hanya si Poltak. Sebenarnya malas membaca berita yang sumbernya si Poltak atau memlihat acara TV dengan bintang tamu manusia aneh ini, tetapi seperti selalu terpancing untuk tetap melakukannya -lebih lebih bila sang penjilat ini "ngenyek" atau sewot sama Jokowi. Hikayatnya, bila ada wartawan meminta pendapat atau komentar pada Ruhut tentang Jokowi, suara yang keluar dari mulutnya selalu sumbang dan bernada merendahkan. Masih ingat saat si Tumpul mengatakan bahwa Jokowi hanyalah seorang tukang mebel, maka tidak level untuk jadi presiden, Jokowi tak pantas jadi Gubernur, Jakarta makin amburadul di tangan Jokowi, dan kometar-komentar lainnya yang senada. Yang paling aktual ketika sang mantan calon (gagal) ketua Komisi 3 DPR RI mengomentari tentang keberhasilan Jokowi memimpin Jakarta. Menurut si Poltak, era Foke jauh lebih bagus dan indah dibanding saat ini. Pada zaman Foke tidak ada penggusuran, banjir atau macet. Yang ada setiap orang dipersilahkan menggunakan ruang publik untuk berdagang, orang bebas memanfaatkan tanah-tanah kosong atau tanah negara semaunya. Banjir juga hanya sekedar air yang menggenang dan macet adalah karena adanya antrian panjang di jalan raya. Si Poltak ini tidak pernah menyadari bahwa setiap dia mencela Jokowi, setiap itu pula dia membuat Jokowi makin dicintai rakyat. Inilah kontrasnya otak si Poltak dengan realitas yang mengitarinya. Niatnya mendiskreditkan Jokowi dan mengangkat tokoh yang dia sedang jilati berdampak terbalik. Kira-kira komentar apalagi yang akan Poltak lontarkan selanjutnya tentang Jokowi? Kita tunggu episode berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun