Mohon tunggu...
Ayub Abner Martinus Mbuilima
Ayub Abner Martinus Mbuilima Mohon Tunggu... -

Pastor Indonesia Fukuin Kyokai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin yang Patut Diteladani (2)

27 Februari 2015   20:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:24 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemimpin yang diharapkan untuk diteladani adalah pemimpin yang melayani. Hal ini berkaitan dengan injil Matius 20 : 28

Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Istilah Anak Manusia yang dipergunakan oleh Yesus Kristus menunjukkan kepada Yesus Kristus yang adalah Allah ( Yohanes 1:1-4) menjadi manusia untuk menyelesaikan tugas-Nya didalam dunia guna menebus dosa manusia melalui karya kelahiran, penderitaan dan kematian serta dalam ke Allahan-Nya Ia bangkit dari kematian dan kembali ke Surga.

Selama Ia didalam dunia, Yesus Kristus memberikan contoh sebagai seorang pemimpin yang patut diteladani secara khusus dalam melayani. Bahkan Ia menegaskan bahwa dalam melayani tidak pernah lepas dari sikap memberi. Ia memberikan contoh pelayanan-Nya dengan memberikan yang paling berharga dari diri-Nya bagi manusia yang dilayaninya yaitu nyawa-Nya.

Contoh keteladan Yesus Kristus seharusnya menjadi contoh bagi kita yang dipercayakan untuk mengemban jabatan. Seringkali pejabat pemerintah menjalankan tugasnya dalam pemerintah  tidak dalam kesadaran untuk melayani melainkan berkuasa sehingga bertindak sewenang-wenang terhadap tugas yang dipercayakan. Bahkan tidak disadari bahwa tugas tersebut hanyalah sebuah kepercayaan dari rakyat bukan sebuah jabatan kepemilikan seutuhnya, maka seringkali pejabat bertindak  seolah-olah tidak mau bertanggung jawab kepada rakyat dalam keputusan-keputusan yang diambil. Lebih lagi program-program yang dicanangkan dibuat atas nama rakyat namun motifasi pembuatan bertujuan untuk meraup keuntungan bagi diri sendiri. Pada hal motif dasar dalam kepemimpinan adalah pelayanan yang dilandasi oleh sikap memberi dari apa yang ada padanya bukan untuk mendapat sebanyak-banyaknya untuk pembuasan nafsu diri, apalagi  dengan cara yang ilegal maupun yang legal tetapi disusupi oleh motif yang tidak halal.

Dalam kasus Konflik yang terjadi antara DPRD DKI dengan Gubernur DKI saat ini sebagai pemimpin Jakarta, seharus semua sadar bahwa mereka sedang melayani rakyat jakarta yang sudah mempercayakan tugas kepemimpinan ini bagi mereka seharusnya:

1. Buanglah kebencian dan dendam didalam tugas kepemimpinan yang diemban, sebab pelayanan yang dijalankan dengan kebencian tidak memberikan dampak membangun namun berakibat menghancurkan. Seharusnya keberadaan DPRD DKI menjadi rekan yang baik bagi gubernur untuk menjalankan roda pemerintahan di kota Jakarta. Harapan saya hak angket yang dilakukan bukan didasarkan kebencian dan dendam, melainkan karena kejujuran dan ketulusan bertujuan untuk kepentingan rakyat bukan dipenuhi oleh pemuasan nafsu diri untuk menghancurkan bapak Basuki Purnama dari posisinya sebagai gubernur DKI. Pertanyaannya apa yang akan didapatkan oleh rakyat ketika bapak Ahok diturunkan dari jabatannya saat ini?

2. APBD yang menjadi polemik saat ini, jikalau disusupi oleh maksud yang mencari keuntungan diri, maka spirit itu tidak lagi sesuai dengan slogan yang dimiliki oleh DPRD yaitu sebagai wakil rakyat untuk melayani rakyat. Sebab spirit melayani bukan mengumpulkan bagi diri tetapi memberi. Pertanyaannya adalah sudah berapa banyak apa yang ada pada anggota DPRD yang diberikan kepada rakyat, sebagai bukti pelayanan kepada rakyat.

3. Semua rakyat Jakarta  tahu bahwa seorang Basuki Purnama adalah seorang pemimpin yang tegas, jujur dan tulus. Namun sikap diatas tidaklah cukup jikalau tidak diikuti oleh sikap keramahtamahan (yang merupakan adat bangsa kita) dalam menjalankan kepemiminan. Oleh sebab diharapkan agar bapak gubernur dapat memohon hikmat Tuhan agar bertindak, bersikap dan berbicara secara tepat, benar dan santun kepada siapun yang dijadikan Tuhan menjadi rekan sekerja dalam menjalankan tugas yang diemban. Kami mendukung dan mendoakanmu pak Ahok. Kebenaran tidak pernah dikunci oleh ketidakbenaran melainkan kebenaran akan melompatkan keatas panggung untuk membuktikan dirinya sendiri bahwa ia benar adanya.

Ayub Abner Martinus Mbuilima

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun