Mohon tunggu...
mbak Yun
mbak Yun Mohon Tunggu... Pensiun -

Life is beautiful https://penatajam.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelana Malam

1 Oktober 2017   15:43 Diperbarui: 1 Oktober 2017   16:24 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: xochipilli.wordpress.comom

Aku berdiri disini sendiri, kupandangi sekitarku, tak kulihaat seorangpun. Dimana aku?

Aku ada di suatu dunia entah apa namanya, yg jelas bukan dunia tempatku biasa tinggal... bukan dunia nyata.  Aku tak tahu bagaimana aku bisa ada disini, seperti dijatuhkan saja rasanya.

Tiba-tiba seorang lelaki berdiri di depan ku, tinggi, perawakannya bagus, rambutnya sebahu, berwarna merah kecoklatan dan matanya hijau sayu sendu, bibirnya tipis. 

Ketika dia berbicara dari mulutnya keluar bau yg sangat harum, seperti wangi bunga mawar, lidahnya terdiri dari kelopak mawar yg kecil-kecil. Semakin lama dia berbicara, maka kelopak bunga itu akan mengeluarkan madu yg sangat manis, yg bisa kurasakan lewat kata-katanya.

Kupandangi lelaki itu, parasnya menarik, matanya yg sayu seperti magnet yg mampu menarik ku untuk tak henti memandanginya. Tutur katanya sangat santun, kelihatannya dia orang baik, tak pernah kutemui sebelumnya, lelaki seperti itu di dunia nyataku, aku sangat kagum padanya.

" Kamu cantik" kata lelaki itu membuyarkan lamunanku

"Rambutmu indah, glowing, warna lavender dan matamu biru cemerlang seperti topaz, bersinar lembut" tambahnya sambil terus mengamatiku, seolah tidak pernah melihat orang sepertiku sebelumnya. 

" Lihatlah kulitmu, sangat lembut dengan warna caramel muda" lanjut lelaki itu

" Bau badanmu seperti bunga mawar" komentarnya dengan sangat lembut

. "Lihatlah tapak kakimu meninggalkan jejak warna merah muda seperti Cherry Blossoms".

" Ketika kamu berjalan, tanah tempatmu berpijak seakan hidup"  Gumamnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun