Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepingan Hati di Jendala(1)

17 Desember 2018   12:31 Diperbarui: 17 Desember 2018   12:38 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudah kubuang!" jawabku singkat.

Parjo menunduk. Angin pagi menyisir hati. Segera kututup jendela, tapi Parjo menghentikan. Keluarlah sebentar, pintanya.

***

Berlalu. Perjuangan cinta Parjo kala itu, aku akui mempu meluluhkanku. Tepat di bulan Desember 2017, kami duduk dalam satu kursi. Tidur dalam satu ranjang. Setelah satu tahun pernikahan, kami dianugerahi seorang anak perempuan yang manis. 

Suamiku memberi nama Alisa. Nama yang cantik bagiku. Kami bahagia, setiap pagi Alisa membangunkanku dengan tangisnya. Anak itu minta minum. Saat itu pula suamikulah yang tertib membangunkanku. Maklum, aku terlalu capek mengurusi Alisa sendirian saat suamiku di kantor desa.

SSuatu malam, suamiku pulang terlambat. Aku begitu khawatir. Kutunggu ia sambil memandangi luar di balik jendela yang pernah ada kepingan hati suamiku. Tak lama dari itu, suamiku pulang. Ia diantar seorang wanita. Aku mengenali wanita itu. Teman kerja suami. Aku menganggap itu biasa. Bahkan wanita itu semakin sering mengantarkan suamiku pulang. Aku juga pernah meminta wanita itu untuk masuk ke rumah. Sayang ia menolak.

*bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun