ya karena saya sering menangani kasus dimana suami yang sudah kalap sama rayuan pelakor, sudah dibutakan hatinya sama pelakor suami itu akan sering bohong sama istrinya, tidak tanggung tanggung bohongnya bun.
Sikapnya ke istri masih manis, masih perhatian, mainya rapi sekali, tapi yang namanya feeling istri ke suami itu jarang melesetnya, hingga ada klien saya yang sengaja pasang GPS di mobil suami biar bisa crosscheck omongan suami.Â
Pada waktu klien saya bertanya suami ada dimana, suami jawab masih meeting di Bintaro, eh setelah di klien saya melacak ternayata posisi ada di salah satu hotel di purwakarta.
Intinya suami kalau sudah buta hatinya sama si pelakor, suami akan menabung banyak kebohongan sama istri.Â
Silahkan bunda bisa amati dan resapi kalau bunda berada pada posisi seperti ini
3. Gejala yang ketiga
Aura suami terasa panas
Ketika suami sudah dibutakan hatinya oleh pelakor, maka sedikit banyak alam bawah sadar suami akan terkontaminasi dengan energi negatif pelakor, inilah yang menyebabkan aura suami terasa panas, akibatnya ketika bunda ingin berbicara baik baik pada suami ujung ujung nya pasti cekcok,suami akan balik marah marah, suami balik nyerang dan nyalah nyalahin bunda.
Memang tidak bisa dipungkiri ya bun, aura itu bisa menular, kalau suami tertular energi negatif dari pelakor sehingga aura suami menjadi panas, bunda juga bisa tertular energi negatif suami dan bisa menjadikan aura bunda menjadi panas juga bun, tapi beda lagi kalau energi positif bunda kuat, maka aura bunda akan sulit dipengaruhi dengan aura buruk dari siapapun, malahan aura baik bunda yang adem bisa bunda transfer dan tularkan pada suami loh, sehingga aura suami bisa adem juga dan biasanya ketika aura suami bisa adem, aura bunda juga adem, komunikasi akan berjalan baik bun, tidak saling serang menyerang, suami istri akan bisa saling memahami dan mengerti.
Pertanyaanya, bagaimana sih cara agar aura bisa adem dan energi positif di dalam diri tetap kuat ?
Caranya dekatilah sang maha pencipta yang berkuasa, bertawassullah pada illah sang pemilik jiwa raga kita.
