Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Momen Penuh Cinta Bersama Keluarga di HokBen

28 Juni 2016   03:55 Diperbarui: 28 Juni 2016   04:09 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang nggak kenal HokBen? Adalah jaringan restoran waralaba makanan cepat saji dengan menyajikan menu spesial makanan Jepang, yang dulunya bernama Hoka Hoka Bento? Ya. Sejak 15 Oktober 2013, Hoka Hoka Bento berubah nama menjadi HokBen dengan tujuan memberikan nuansa yang lebih segar dan bersahabat.

Sejak tahun 1985, HokBen sudah cukup di kenal di Indonesia meskipun masih buka di Jakarta saja. Kemudian di susul pada tahun 1990 buka di Bandung. Baru tahun 2005 membuka gerai di Surabaya. Saya sendiri sudah lupa, sejak kapan jatuh cinta dengan restoran yang mempunyai konsep “Japanese Fast Food” ini. Tapi sejak anak bungsu saya lahir tahun 2005, saya sudah menjadi pelanggan setia dan suka mengumpulkan koleksi mainan dari paket Kidzu Bento. Sampai sekarang tidak terhitung lagi jumlahnya. Sampai saya harus membuatkan lemari khusus untuk menyimpan mainan-mainan dari HokBen tersebut.

Sebagian koleksi mainan dari Kidzu Bento (dok.pri)
Sebagian koleksi mainan dari Kidzu Bento (dok.pri)
Lama-lama kebiasaan mengumpulkan mainan paket Kidzu Bento itu, menjadi kegiatan yang mengasyikan tersendiri bagi saya. Menjadi hiburan juga ketika bisa memandangi koleksi mainan yang semakin lengkap dan bertambah. Saya merasa itu bukan satu kesia-siaan. Karena tiap mainan yang dikeluarkan oleh HokBen, meninggalkan jejak sejarah tersendiri. Tentu saja juga menjadi tanda bahwa anak-anak saya mengkoleksi mainan itu sejak kecil hingga sekarang sudah pada besar semua.

Saya pernah menulis artikel dengan judul Semangat Ngaji Karena HokBen. Yang menceritakan bahwa betapa semangatnya si kecil Adham untuk lebih rajin mengaji lagi, ketika saya menjanjikan untuk mengajaknya ke HokBen sepulang dari sekolah. Karena setiap hari saya yang menjemput dia pulang sekolah, tentu saja dia sering saya ajak untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang salah satunya adalah ketemu relasi. Ketika waktunya jam makan siang, pasti saya sempatkan untuk mampir ke HokBen. Tempat favourite kami berdua.

Sering makan siang bersama si bungsu di HokBen (dok.pri)
Sering makan siang bersama si bungsu di HokBen (dok.pri)
MOMEN KEDEKATAN DENGAN BUAH HATI DI HOKBEN

Saya mempunyai 3 putra yang sudah mulai beranjak dewasa. Si sulung Thomi sudah mahasiswa, yang nomor 2 Naufal kelas 3 SMA dan yang bungsu Adham kelas 6 SD. Kebiasaan anak cowok memang sedikit introvert terutama pada orang tuanya. Hampir jarang sekali mau bertukar cerita atau menyampaikan masalah yang dihadapinya. Dan saya tidak mau kalau anak-anak saya merasa orang tuanya mau dekat kalau hanya ketika ada masalah saja.

Oleh sebab itu, saya mempunyai solusi supaya bisa lebih dekat dengan anak-anak. Saya mempunyai kegiatan rutin setiap bulan. Yaitu meluangkan waktu untuk ngedate dengan mereka secara bergiliran. Disesuaikan tanggal lahir masing-masing. Kalau dengan Thomi setiap tanggal 7 karena dia lahir di tanggal 7 Juni 1994. Yang Naufal dapat giliran setiap tanggal 12, karena dia lahir di tanggal 12 Nopember 1998. Dan si bungsu Adham setiap tanggal 17 dikarenakan dia lahir pada tanggal 17 Maret 2005. Kenapa harus saya sendirian tanpa ayahnya? Karena ayahnya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan mereka di rumah saja secara face to face. Dimakhlumi juga sih, karena hari-hari ayahnya sudah terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan. Jadi saya yang full sebagai ibu rumah tangga, bisa lebih intens memperhatikan perkembangan mereka.

Dan tempat yang selalu kami pilih dan menjadi favourite adalah HokBen. Dimanapun lokasinya, karena HokBen sudah mempunyai 13 cabang di kota Surabaya. Dan semuanya mempunyai lokasi yang nyaman dan enak untuk menjadi tempat ngobrol antara saya dan anak saya.

Pada momen tersebut, saya manfaatkan untuk menanyakan kegiatan mereka selama di sekolah maupun di lingkungan pergaulan. Si sulung biasanya curhat tentang kuliah dan kerjaannya. Kebetulan dia kuliah semester 6 sambil bekerja di salah satu Event Organizer. Meskipun begitu, saya selalu mencoba menawarkan dia untuk mau berbagi cerita. Baik yang suka maupun yang duka.

Sedangkan yang nomor 2 lebih tertutup. Saya harus lebih hati-hati dan sabar untuk mencari kesempatan dia mau menceritakan apa saja kegiatannya, terutama mungkin ada masalah yang sedang dihadapinya. Suatu waktu dia sempat curhat. Ketika itu dia baru putus dengan pacarnya. Saya sempat terkejut. Apalagi dia menuturkannya sambil menangis. Pada kesempatan itulah saya mencoba membesarkan hati dan menghiburnya. Bagaimanapun juga sebagai orang tua, saya juga harus memberi pemahaman bahwa itulah dinamika hidup yang memang akan dijalaninya. Dan yang terpenting, saya menanamkan optimism pada dia bahwa jalan yang dilaluinya masih panjang. Banyak cita-cita yang masih harus di kejar.

Sedangkan yang bungsu,  meskipun sehari-hari cukup punya banyak waktu bersama saya. Tapi dia sangat antusias setiap bercerita tentang kegiatan di sekolahnya. Terutama ektra kulikuler drum band yang baru diikutinya beberapa bulan terakhir. Setiap ada kesempatan untuk berbicara secara dekat, saya selalu memberi semangat dia untuk berlatih dengan baik. Dan Alhamdulillah, pada kejuaraan yang diikutinya beberapa waktu yang lalu. Group drumband dia meraih Juara I lomba drum band tingkat Surabaya dengan merebut Piala Walikota Surabaya. Padahal kakinya sempat terkilir dan tidak mengikuti latihan selama 2 minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun