Hukum III Newton, pelajaran kelas 2 SMP, yang dikenal sebagai hukum aksi-reaksi. Bunyinya: Jika benda pertama memberikan gaya (tarikan atau dorongan) pada benda kedua maka benda kedua akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Contohnya, saat kita menarik tali busur, maka ketika tali yang di tarik itu di lepas, reaksinya anak panah akan terdorong ke depan, semakin besar tarikan yang diberikan, maka semakin kecanglah anak panah terdorong ke depan. Contoh lainnya, ketika kita menekan meja berarti kita memberikan gaya pada meja. Tangan kita akan merasa sakit sebab meja akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya tekan tangan kita, tetapi arahnya berlawanan. Jadi, jika kita perhatikan, gaya bukanlah sesuatu dalam benda tersebut tetapi merupakan interaksi antara dua benda. Demikian yang saya sampaikan kepada siswa saya. Ya, saya guru, bahasa Upin-Ipin "Cik Gu". Namun, ada pemaknaan luar biasa  yang saya pahami, di kehidupan. Ada kesesuaian (mengetik ini, sama sulitnya seperti almarhum Timbul Srimulat berucap, "kesuaian eh kesesusuaian, eh kesesuaian". Saya harus mendelete beberapa kali), ya sekali lagi ada kesesuaian di dalam kehidupan pemberlakuan hukum III Newton ini. Contohnya saja, ketika kita memberi kepada orang, InsyaAllah kita juga akan menerima hal yang sama, bahkan lebih, dari orang lain, walaupun berbeda orangnya. Saya pernah mengalami hal ini, (sebenarnya malu saya menceritakannya), di depan sebuah toko, ada seorang pengemis, wanita renta, karena teringat seperti almarhum nenek saya. Iba menelusup ke hati saya, saya merogoh saku, ada uang 5000 rupiah, saya masukkan ke baskom kecil kepunyaan  wanita renta itu. Sorenya, saya membeli bakso seharga 10.000 rupiah, ketika saya akan membayar, kasirnya bilang, sudah dibayar mbak. Saya bingung, ternyata ketika melihat ke luar warung seorang teman melambaikan tangan dan tersenyum. Ah ya.... cepat sekali Allah membalas, cash, dua kali lipat pula. Di sini, ada perbedaan sedikit dengan hukum III newton, kalau di kehidupan, reaksi, atau balasan belum tentu sama besar. Bisa sama besar atau berkali lipat. Dan, semakin yakinlah saya ketika kita memberi, maka kita akan menerima. Jadi andai kita mencintai, maka bersiaplah kita akan dicintai, ketika kita menyayangi, maka kita pun akan di sayangi. Hal yang sama pula, ketika kita membenci, bersiaplah juga kita akan dibenci, ketika kita bersikap curang, bersiaplah kita akan menerima balasannya hal yang sama pula. Dan, sebagai muslim saya meyakini, firman Allah, sebiji zarah pun kebaikan ada balasannya, dan sebiji zarah pun kejahatan ada balasannya. Jadi, lakukanlah aksi-aksi kebaikan, InsyaAllah kita akan meneima reaksi yaitu menerima atau menuai kebaikan pula. Semoga tulisan ini bermanfaat.