Proses penginderaan jauh tidak sekadar mengambil gambar dari luar angkasa, tetapi melibatkan beberapa langkah ilmiah yang tersusun secara sistematis.
1. Perekaman Data (Acquisition)
Sensor berfungsi menangkap energi pantulan dari permukaan Bumi dan mengubahnya menjadi sinyal digital yang dapat dianalisis. Â
2. Koreksi dan Kalibrasi (Processing)
Data awal kemudian dikoreksi dari gangguan atmosfer maupun kesalahan geometrik agar posisi dan ukuran objek sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3. Interpretasi (Interpretation)
Citra yang telah diproses selanjutnya dianalisis untuk mengenali berbagai objek atau fenomena berdasarkan warna, bentuk, pola, serta teksturnya. Â
4. Penyajian (Output)
Tahap akhir berupa penyajian hasil analisis dalam bentuk peta, diagram, atau laporan tematik yang siap dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Jenis penginderaan jauh
Berdasarkan sumber energinya, penginderaan jauh dibedakan menjadi dua:
1. Penginderaan Jauh Pasif
Jenis ini memanfaatkan energi alami dari sinar matahari sebagai sumber utama. Energi yang dipantulkan oleh permukaan Bumi ditangkap oleh sensor satelit, seperti pada citra dari Landsat dan Sentinel-2 (European Space Agency, 2022).Â
2. Penginderaan Jauh Aktif
Berbeda dengan sistem pasif, penginderaan jauh aktif menggunakan energi buatan yang dipancarkan oleh instrumen seperti Radar atau LiDAR. Teknologi ini mampu merekam pantulan gelombang sendiri, sehingga efektif digunakan pada malam hari maupun di daerah yang tertutup awan (Richards, 2013).
Penginderaan jauh adalah perpaduan antara ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan manusia memperoleh informasi mengenai permukaan Bumi tanpa perlu melakukan pengamatan secara langsung. Dengan memanfaatkan energi elektromagnetik, sistem ini mampu menangkap, mengolah, serta menampilkan data secara tepat untuk mengenali berbagai karakteristik objek di Bumi.
Setiap unsur dalam penginderaan jauh --- seperti sumber energi, atmosfer, sensor, hingga tahap analisis data --- memiliki keterkaitan yang erat dalam membentuk citra yang bernilai informasi. Prinsip ilmiah di baliknya memperlihatkan bagaimana hubungan antara energi, medium, dan teknologi dapat menghasilkan pengetahuan yang berguna bagi manusia.