Di era globalisasi ini, banyak orang beranggapan bahwa bahasa Inggris adalah segalanya. Tapi, tunggu dulu! Kita harus ingat bahwa Bahasa Indonesia adalah identitas kita sebagai bangsa. Di perguruan tinggi, penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah bukan hanya soal formalitas, tapi juga soal menjaga jati diri dan memperkuat komunikasi di antara sesama akademisi.Â
Data BPS 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 60% mahasiswa merasa kesulitan dalam mengekspresikan ide-ide mereka dalam bahasa Inggris.
Bayangkan ini kamu sedang presentasi di kelas, materi udah dipersiapin mati-matian semalaman, tapi saat harus menjelaskan konsep kompleks dalam bahasa Inggris, tiba-tiba blank. Kata-kata mentok di tenggorokan, padahal sebenarnya paham banget materinya. Ini bukan skenario horor, tapi pengalaman nyata 63% mahasiswa Indonesia (survei Kemendikbud 2023).Â
 Di tengah euforia "go international" kampus-kampus Indonesialam riset terbaru LIPI (2024), 7 dari 10 makalah mahasiswa S1 mengandung kesalahan fatal dalam penggunaan bahasa Indonesia , ada satu hal yang sering terabaikan yaitu penguasaan bahasa Indonesia sebagai fondasi akademik. Fakta mencengangkan, dayang baik dan benar, bahkan lebih banyak daripada kesalahan konsep ilmiahnya sendiri!
Dampak Pada Pembelajaran :Â
Sebagai mahasiswa yang menjalani perkuliahan tiap hari, kita pasti sering mengalami: Â
- Kesulitan memahami modul kuliah yang diterjemahkan secara amburadul dari bahasa Inggris.
- Frustasi saat diskusi kelompok karena pemahaman konsep tidak menyeluruh akibat kendala bahasa.
- Kesulitan menuangkan ide kompleks dalam tugas akhir karena terbiasa "berpikir" dalam bahasa Inggris yang belum dikuasai sempurna.
Tapi ironisnya, banyak dosen masih memaksa mahasiswa untuk langsung menulis dalam bahasa Inggris, dengan alasan "biar internasional".
Memaksa mahasiswa menulis dalam bahasa yang belum dikuasai sama dengan memotong sayap kreativitas mereka  profesor linguistik UI, Dr. Surya Putra
Contoh sukses: Kelompok studi Bahasa Indonesia di ITB berhasil mendorong fakultas teknik untuk memperbolehkan penulisan skripsi dalam bahasa Indonesia dengan kualitas yang tidak kalah dengan karya berbahasa Inggris.
Di Universitas Padjadjaran, penelitian tahun 2023 menunjukkan mahasiswa yang menulis proposal penelitian dalam bahasa Indonesia memiliki tingkat orisinalitas ide 40% lebih tinggi dibanding yang langsung menulis dalam bahasa Inggris.
 Karya Ilmiah: Cerminan Pemikiran dan Budaya Â
Karya ilmiah adalah cerminan dari pemikiran, penelitian, dan kreativitas mahasiswa. Ketika kita menulis dalam bahasa Indonesia, kita tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangun narasi yang lebih dekat dengan konteks budaya dan sosial kita. Misalnya, saat membahas isu-isu lokal seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, atau kesehatan masyarakat, penggunaan bahasa Indonesia akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan meresapi makna yang ingin disampaikan.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa penulisan dalam bahasa ibu dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, mahasiswa dapat lebih bebas mengekspresikan ide-ide mereka tanpa terhambat oleh batasan bahasa asing. Ini penting untuk menciptakan karya yang orisinal dan relevan dengan kondisi masyarakat kita.
Bahasa Indonesia juga berperan penting dalam menjaga keberagaman budaya. Dengan menulis karya ilmiah dalam bahasa kita, kita turut melestarikan bahasa dan budaya lokal. Ini adalah bentuk penghargaan terhadap warisan nenek moyang kita. Selain itu, dengan memperkuat penggunaan bahasa Indonesia di perguruan tinggi, kita juga mendorong inovasi.