Mohon tunggu...
Didi Widyo
Didi Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pendidik

Pendidik, Trader

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Pemimpin Transformasional di Perguruan Tinggi

9 Oktober 2015   18:46 Diperbarui: 10 Oktober 2015   07:09 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepemimpinan transformasional dan transaksional digambarkan sebagai para pemimpin yang secara aktif mengintervensi dan berusaha mencegah masalah-masalah. Namun terlihat cukup jelas perbedaaanya. Pemimpin transformasional sumber kekuatannya adalah kompetensi dan atau karakter yang melekat di dalam dirinya, bukan posisinya, atau jabatannya sebagaimana pemimpin transaksional. Lihat tabel di atas.

Ketika meneliti dua bentuk kepemimpinan aktif ini, ada bentuk kepemimpinan lain yang tidak masuk kedua karakteristik 2 kepemimpinan di atas, yakni kepemimpinan laissez-faire.

 

Kepemimpinan Laissez-Faire

Deluga*) menggambarkan pemimpin laissez-faire sebagai pemimpin yang sangat pasif yang jarang mempengaruhi bawahan, membuat keputusan atau memberi petunjuk. Pemimpin semacam itu umumnya tidak mengetahui apabila dirinya belum melakukan sesuatu,  menahan diri dari berpartisipasi dalam kelompok, atau membuat keputusan individu lalu memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan untuk melakukan atau melepaskan tanggung jawabnya. Dalam pengertian ini, tipe kepemimpinan yang sangat pasif ini mengindikasikan tidak adanya kepemimpinan.

Apapun bentuk atau karakteristik kepemimpinan yang ada, pada dasarnya kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, sehingga pengikut atau bawahan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi.

 

Bagaimana Mewujudkan Kepemimpinan Tranformasional

Lebih praktis Kouzes & Posner*) menyatakan ada 5 Kunci Mewujudkan Kepemimpinan Transformasional.

  1. Challenging: Para pemimpin yang efektif adalah pelopor. Mereka terus mencari peluang baru untuk melakukan apa yang belum pernah dilakukan dan tidak puas hanya untuk mempertahankan status quo.
  2. Inspiring: Pemimpin transformasional bervisi masa depan dan mengartikulasikan visi misi ke para staf/pengikut. Bahkan, visi ke depan adalah satu karakter paling penting. Diawali dengan membayangkan masa depan untuk diri sendiri dan kemudian mendapatkan orang lain di sekitar Anda untuk berbagi dalam capaian Anda.
  3. Enabling: Keunggulan atau kapasitas individu dan organisasi akan tumbuh ketika orang melakukan sesuatu karena mereka ingin, dan bukan karena mereka harus. Ketika orang percaya bahwa mereka tidak penting, mereka merasa lemah dan tidak diperlukan. Pemimpin transformasional mencapai hal-hal besar dengan memungkinkan orang lain untuk mengambil bagian dan tanggung jawab untuk keberhasilan organisasi mereka.
  4. Modelling: Pemimpin transformasional menetapkan prinsip kepada pengikut (termasuk rekan-rekan, kolega, dan keluarga) bahwa tujuan organisasi harus dikejar. Mereka menciptakan standar keunggulan dan kemudian menjadi contoh bagi orang lain untuk mengikutinya.
  5. Encouraging: Pemimpin transformasional membantu orang lain percaya diri dengan mengakui dan menunjukkan penghargaan untuk prestasi mereka.

 

Note:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun