Mahasiswa UNNES Sosialisasikan PHBS di SDN 02 Babalanlor: Edukasi Cuci Tangan Lewat Lagu dan Praktikum Seru
Pekalongan, 21 Juli 2025 --
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar kegiatan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN 02 Babalanlor, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, pada hari Senin, 21 Juli 2025. Kegiatan ini difokuskan pada edukasi pentingnya cuci tangan dengan sabun kepada siswa kelas 1, dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak.
Sosialisasi ini merupakan bagian dari program pengabdian mahasiswa dalam rangka mendukung upaya promosi kesehatan di lingkungan sekolah dasar. Mengingat tangan merupakan media utama penyebaran kuman dan penyakit, cuci tangan menjadi kebiasaan sederhana namun sangat penting untuk ditanamkan sejak dini.
Belajar 6 Langkah Cuci Tangan Lewat Lagu Anak.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa UNNES memperkenalkan enam langkah cuci tangan yang benar sesuai standar WHO. Namun, untuk menyesuaikan dengan kemampuan belajar anak usia dini, metode penyampaian disesuaikan agar lebih menarik dan mudah diingat. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah menyisipkan gerakan cuci tangan ke dalam lagu anak-anak yang familiar, Lagu "Becak-Becak"
Para siswa diminta menyanyikan lagu tersebut sambil mempraktikkan gerakan enam langkah cuci tangan, mulai dari menggosok telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, hingga bagian bawah kuku dan pergelangan tangan. Metode ini terbukti efektif karena para siswa terlihat antusias, ceria, dan cepat menghafal urutan gerakannya.
"Anak-anak cenderung lebih mudah menyerap materi jika disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Dengan lagu dan gerakan, mereka tidak hanya hafal, tapi juga menikmatinya," ujar salah satu mahasiswa UNNES yang menjadi fasilitator kegiatan.
Praktikum "Kuman Kabur" dengan Lada dan Sabun.
Tidak hanya bernyanyi dan bergerak, kegiatan juga diisi dengan praktikum sederhana yang memperlihatkan secara visual bagaimana sabun dapat menghilangkan kuman. Dalam praktikum ini, mahasiswa menggunakan bahan-bahan sederhana seperti lada bubuk, air, dan sabun detergen.
Setiap siswa diajak mengamati reaksi lada dalam air saat disentuh dengan jari yang sudah diberi sabun. Saat jari tersebut dicelupkan ke dalam air, lada secara ajaib menyebar menjauh dari sabun. Simulasi ini menggambarkan bahwa sabun memiliki kemampuan untuk "mengusir" kuman yang menempel di tangan.
"Wah, kumannya takut sama sabun!" ujar salah satu siswa dengan penuh kekaguman setelah melihat reaksi tersebut.
Tujuan dari praktikum ini adalah menanamkan pemahaman konkret kepada anak-anak bahwa mencuci tangan dengan sabun bukan sekadar rutinitas, tetapi benar-benar efektif dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Respons Positif dari Guru dan Siswa