Mohon tunggu...
Mazaya Asla Kayyasah
Mazaya Asla Kayyasah Mohon Tunggu... Pelajar

Saya seorang pelajar dari SMA Global Prestasi School di Bekasi dan saya melakukan research mengenai Desa Buntu Kejajar Wonosobo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Tersembunyi Di Balik Desa Buntu Kejajar Wonosobo

14 April 2025   14:50 Diperbarui: 14 April 2025   14:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama 4 hari dari tanggal 17-20 Februari kita melaksanakan Local Immersion ke Desa Buntu Kejajar Wonosobo. Disana kita tidak hanya sekedar bersenang-senang bersama teman-teman ataupun warga sekitar, tetapi kita disana melakukan observasi lingkungan sekitar, entah itu dari sisi lingkungan, ekonomi, edukasi, ataupun kesehatan warga setempat. Rumah-rumah yang berada disana saling menempel dengan rumah satu sama lain serta jalanan yang sempit dan menanjak membuat kami berolahraga setiap hari untuk menuju satu tujuan. Ketika kita melakukan observasi dengan warga sekitar ataupun keluarga asuh, penulis memakai metode Overt Observation yang berarti partisipasi yang di wawancara mengetahui bahwa sedang di wawancara dan bertuju kepada Pendekatan Teori Dasat yang berarti Penyesuaian teori dengan situasi dunia nyata untuk pemahaman lebih baik.

Di Desa Buntu Kejajar Wonosobo, kami mempelajari pandangan baru dari hasil obeservasi yang berbeda dari kota. Lingkungan yang berada di Desa Buntu Kejajar Wonosobo sangat berbeda dengan kota karena minim nya teknologi yang masuk ke desa tersebut yang membuat desa tersebut masih cukup tradisional secara keseluruhan, entah itu dalam hal mengasuh anak, edukasi, pertanian. Berdasarkan interview bersama Kak Nuri (keluarga asuh penulis), banyak anak yang kurang nya edukasi dalam sikap, hal ini di latar belakangi dengan orang tua disana yang cukup membebaskan anak-anaknya untuk bersikap diluar usia mereka, contoh yang bisa kita ambil dari observasi adalah banyak anak di bawah umur (sekitar kelas 4 SD - 9 SMP) sudah merokok dan membawa motor. Menurut penulis, untuk di pedesaan masih bisa memaklumi kalau anak di bawah umur diperbolehkan membawa motor di karenakan banyak sekolah atau destinasi memiliki jarak yang cukup jauh jadi tidak memungkinan untuk mereka berjalan kaki atau pun menggunakan transportasi umum karena tidak semua warga disana memiliki finansial yang berkecukupan untuk menggunakan transportasi umum Tetapi tidak untuk merokok.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil observasi dalam Local Immersion Global Prestasi School untuk kelas Sosiologi adalah di Desa Buntu Kejajar Wonosobo kurang nya edukasi yang masuk dari orang-orang luar atau orang-orang beredukasi tinggi karena akses yang masih kurang baik untuk kesana sehingga orang-orang lumayan kesulitan untuk pergi kesana, terlebih lokasinya yang cukup jauh dari kota.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun