Mohon tunggu...
Mayang Rengganis
Mayang Rengganis Mohon Tunggu... Lainnya - Just an ordinary INTP

An old soul who trapped in 21st century

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fenomena Prokrastinasi di Kalangan Siswa Saat Masa Pandemi Covid-19

28 Desember 2020   16:08 Diperbarui: 28 Desember 2020   16:24 3496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di masa pandemi ini, pelaksanaan pembelajaran terpaksa perlu dilaksanakan dengan media internet. Pembelajaran via daring di masa pandemic COVID-19 ini memilki dua sisi koin yang berbeda. Untuk sisi positif, pembelajaran efektif lebih efektif waktu, meningkatkan kemandirian belajar siswa, dan melatih kemampuan peserta didik untuk lebih mengeksplor penggunaan gawai dan tekologi yang terus menerus maju dengan pesat.

Di sisi koin yang berbeda juga terdapat sisi negatif yang perlu diawasi. Sisi negatif dari pembelajaran via daring ini adalah peserta didik yang mendapatkan pembelajaran bersifat teoritis karena miimnya interaksi langsung, untuk beberapa peserta didik yang  tinggal di lokasi yang kurang mampu mengakses sinyal sehingga seringkali melewatkan pelajaran yang sudah disetting oleh guru, serta dampak negatif dari kemajuan teknologi sendiri sehingga peserta didik cenderung terdistraksi dengan banyaknya hiburan yang terdapat di platform lain.  

Fenomena yang dapat dilihat  lainnya adalah dapat ditemukannya prokrastinasi akademik. Adapun prokrastinasi akademik merupakan sebuah kecenderungan untuk menunda-nunda untuk mengerjakan pekerjaan. Menurut Seel (dalam Ursia, Siaputra, dan Sutanto, 2013: 2) prokrastinasi merupakan menunda dengan sengaja tugas dan kegiatan yang diinginkan. Prokrastinasi juga merupakan sebuah penundaan

 Prokrastinasi akademik perlu segera diperbaiki karena apabila terus-terusan dibiarkan maka akan mengganggu potensi dan kelancaran belajar siswa. Prokrastinasi terkait dengan kecemasan, pikiran irrasional, tidak percaya diri akan kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya, rendahnya self-esteem, bahkan depresi.

Selain itu, prokrastinasi akademik juga sangat berdampak negatif dengan kegiatan akademik siswa. Siswa cenderung sering menunda-nunda tugas dan kewajibannya sehingga menumpuk di akhir dan banyak yang merasa keteteran dalam menyelesaikannya. Siswa yang melakukan prokrastinasi akademik memiliki kecenderungan mendapat nilai rendah pada setiap mata pelajaran dan nilai ujian akhir (Steel, Brothen, & Wambach, 2001)

Prokrastinasi akademik di kalangan peserta didik di sekolah merupakan sebuah tantangan, baik untuk peserta didik, orangtua, dan guru sebagai pendidik di sekolah. Khususnya untuk tenaga kependidikan, perlu adanya intervensi yang diberikan. Pendidik perlu membuat sebuah assessmen yang mengetahui sejauh mana prokrastinasi akademik dialami di dalam satu kelas binaan dan menerapkan hasilnya untuk membuat media pelajaran yang lebih menarik bagi peserta didik.

Setelah itu, peran konselor sekolah untuk memfasilitasi siswa dengan menyebarkan instrumen, baik ITP, sosiometri, ataupun DCM di sekolah. Setelah itu konselor mengidentifikasi siswa dan membuat layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok untuk menanggulangi prokrastinasi yang terjadi di kalangan siswa dengan inovasi pendekatan yang sesuai.

Peran orangtua untuk bekerja sama dengan pendidik dan sekolah dalam mendidik anak di rumah. Orangtua perlu memberikan dukungan serta motivasi bagi anak sehingga anak terdorong untuk terus berprestasi dan aktif dalam pembelajaran. Orangtua diharapkan mampu menjadi sahabat anak dan pendengar yang baik untuk menunjang prestasi anak.

Adapun dalam menanggulangi perilaku prokrastinasi anak, orangtua dapat mencoba berbicara dan mengajak anak dalam berdiskusi dan membantu anak membuat skala prioritas untuk mengerjakan tugasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun