Tahukah Anda bahwa 90% perkembangan sel otak manusia terjadi sebelum anak berusia 6 tahun?
Fakta ini bukan sekadar angka, melainkan gambaran betapa cepat dan pentingnya perkembangan anak pada masa awal kehidupannya. Usia 0--6 tahun disebut sebagai periode emas (golden age) dalam pertumbuhan dan perkembangan, karena apa yang dialami anak di masa ini akan menjadi pondasi bagi kehidupannya kelak.
Pada fase inilah stimulasi yang tepat terhadap aspek penglihatan, bahasa, kognitif, sosial, dan emosional sangat menentukan. Misalnya, anak yang sering diajak berbicara dan mendengarkan cerita sejak kecil akan memiliki kosakata lebih kaya saat memasuki sekolah dasar. Begitu juga anak yang terbiasa berinteraksi dengan teman sebaya di PAUD, biasanya lebih mudah beradaptasi dalam lingkungan baru.
Menurut artikel SINDOnews berjudul "Orang Tua Wajib Tahu, PAUD Bukan Sekadar Tempat Bermain tapi Pondasi Belajar", periode emas bahkan dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan---yaitu sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Pada masa ini, gizi, stimulasi, dan kasih sayang orang tua akan sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Jika kemudian stimulasi pendidikan yang tepat diberikan melalui PAUD, anak akan lebih siap dalam hal literasi, numerasi, keterampilan sosial, hingga pembentukan karakter yang kuat.
Sumber: sindonews.com
PAUD sebagai Fondasi Karakter Anak
Sering kali kita mendengar anggapan bahwa PAUD hanyalah tempat bermain anak-anak sebelum masuk SD. Padahal, bermain di PAUD adalah bagian dari pembelajaran itu sendiri. Anak-anak tidak belajar dengan duduk diam mendengarkan ceramah panjang, melainkan melalui aktivitas bermain yang terarah, menyenangkan, dan penuh makna.
Di ruang PAUD, anak-anak belajar berbagi mainan, menunggu giliran, mengekspresikan perasaan, hingga mengenal huruf dan angka dengan cara yang tidak kaku. Semua ini membentuk dasar yang sangat penting: rasa percaya diri, kemampuan sosial, kesiapan belajar, serta regulasi diri.
Riset menunjukkan bahwa anak yang mengikuti PAUD cenderung lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Mereka terbiasa berpikir kritis, mampu menyelesaikan masalah kecil dengan kreatif, dan perlahan belajar menjadi self-regulated learner-pembelajar yang dapat mengatur dirinya sendiri. Hal ini jauh lebih berharga daripada sekadar bisa membaca atau menulis sejak dini.
Langkah Strategis Pemerintah: Wajib Belajar 13 Tahun
Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini membuat pemerintah menegaskan komitmennya melalui kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun. Artinya, anak usia 5-6 tahun wajib mengikuti minimal 1 tahun pendidikan prasekolah sebelum masuk SD.