Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

AS Akan Menutup Aplikasi TikTok dan Wechat, Apa Salah dan Dosa Kedua Aplikasi Itu?

20 September 2020   07:17 Diperbarui: 20 September 2020   07:22 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Berkenalan Dengan Aplikasi Tik Tok dan WeChat

Tik Tok merupakan suatu aplikasi jaringan sosial berisikan vidio  ponsel berdurasi pendek. Di dalamnya, semua pengguna boleh menyajikan aksi, kreatifitas, pengetahuan, dan berbagai momen berharga lain dalam hidup sehari-hari tanpa batas. Akun ini berasal dari negeri Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016 yang lalu oleh Zhang Yiming, pendiri Toutiao (Wikipedia). Sumber dari Tempo. Co, melaporkan bahwa Tik Tok merupakan aplikasi non game yang paling banyak diunduh di dunia. Hebatnya lagi, masyarakat Indonesia diklaim sebagai pengguna nomor satu aplikasi ini.

Sedangkan WeChat merupakan layanan komunikasi pesan suara dan teks telepon seluler yang dikembangkan oleh Tencent di Tiongkok juga. Waktu pelirisan aplikasi ini, jauh mendahului Tik Tok yakni 21 Januari 2011, tersedia dalam 17 bahasa, dan dapat digunakan pada beberapa sistem operasi seperti, android, iPhone, BlackBerry, Windows Phone, dan platform Symbian (sumber Wikipedia). 

Dari pengenalan sekilas tentang kedua aplikasi di atas, tidak ditemukan adanya unsur negatif yang mengiringi maksud dan tujuan pendirian keduanya. Kedua-duanya baik, untuk memperluas komunikasi, memperkaya relasi, membangun semangat kreatifitas, dan memperkaya pengetahuan di antara sesama penggunanya.

Tik Tok dan Wechat Di Amerika

Xinhua melansir bahwa terdapat 100 juta masyarakat Amerika Serikat yang menggunakan aplikasi Tik Tok. Masyarakat negeri paman Sam diketahui menyukai aplikasi itu untuk dijadikan sebagai tempat hihuran, sarana mengekspresikan diri, dan membangun koneksi tidak hanya di antara mereka tetapi juga sesama saudara di tempat lain. 


Maka, ketika kementerian negara adidaya itu mengumumkan bahwa akan melarang pengunduhan akun Tik Tok dan secara efektif memblokir penggunaan Wechat, mereka menjadi kecewa. Itu adalah suatu ancaman bagi kebebasan berekspresi. 

Donald Trum dan beberapa politisi yang mengungkap rencana itu, tidak dilandasi dengan alasan yang disertai dengan bukti pendukung yang jelas. Sang pemimpin hanya berspekulasi bahwa Tik Tok menjadi ancaman keamanan nasional bagi negara. Menjadi pertanyaan adalah apakah dengan menutup atau memblokir keberadaan kedua aplikasi itu, Amerika Serikat akan terbebas dari berbagai ancaman keamanan di muka bumi ini?

Bukanlah Jalan yang Tepat

Menutup atau memblokir dua konten asal negeri Tiongkok itu dengan alasan keamanan nasional bukanlah cara yang tepat bagi sebuah negara sebesar Amerika Serikat. Negera Adi Daya itu diketahui memiliki kecanggihan teknologi informasi yang mengagumkan, akurat, dan jelas. 

Maka, dapat dipastikan bahwa Donal Trump dan para polistisi yang berspekulasi soal ancaman keamanan yang dihadirkan oleh kedua vitur itu, hanyalah sebuah dalih untuk menyembunyikan alasan lain yang lebih besar, yang tentunya berhubungan dengan kehidupan politik kedua negara bersangkutan terutama politik dagang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun