Mohon tunggu...
Laborator
Laborator Mohon Tunggu... Pekerja

Juara 2 Blog Competition Bersama BRI Tahun 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Branding Diri: Menerobos Ketidakpastian Masa Depan

25 Juni 2025   16:12 Diperbarui: 25 Juni 2025   16:12 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era digital yang serba cepat dan penuh persaingan ini, kemampuan dan pengetahuan saja tidak cukup untuk bertahan dan berkembang dalam dunia profesional. Kita hidup di zaman di mana siapa kita dan bagaimana kita dikenal oleh orang lain---baik di dunia nyata maupun maya---menentukan seberapa besar peluang yang akan datang menghampiri. Di sinilah pentingnya personal branding atau branding diri sebagai investasi jangka panjang dalam karier dan kehidupan pribadi.

Apa Itu Branding Diri?

Branding diri adalah proses membentuk dan mempromosikan citra diri yang kuat, autentik, dan positif agar dikenal luas oleh masyarakat, khususnya dalam konteks profesional. Sama seperti perusahaan menciptakan merek (brand) untuk membedakan produknya, individu pun perlu membangun merek pribadi agar dikenal, dipercaya, dan diingat oleh orang lain.

Branding diri tidak hanya tentang bagaimana kita berpakaian atau berbicara, tetapi juga tentang nilai-nilai yang kita pegang, keahlian yang kita kuasai, kontribusi yang kita berikan, dan kesan yang kita tinggalkan.

Perjuangan: Branding Diri dan Pengorbanan

Saya menyelesaikan Pendidikan sarjana filsafat di sebuah perguruan tinggi di Flores pada tahun 2024. Saya memiliki mimpi untuk menjadi seorang akademisi yang dapat mengkaji persoalan sosial politik yang terjadi di Indonesia saat ini lebih jauh, hasil kajian tersebut akan membaca letak persoalan yang Indonesia jumpai. Berdasarkan persoalan yang ada penentuan pendekatan dan strategi penyelesaian masalah yang baik dapat diterapkan.

Setelah bergumul cukup lama saya memutuskan untuk mengejar beasiswa LPDP yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang dibuka pada bulan Januari 2025. Sambil mengikuti seleksi saya melamar menjadi relawan di sebuah NGO yang ada di Kota Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Saya diterima bekerja sebagai relawan kemanusiaan. Menurut saya pekerjaan ini penting bagi saya untuk meningkatkan kemampuan membaca Fenomena sosial yang terjadi dan meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam tim. Berbekal pengalaman menjadi pengurus BEM waktu kuliah, saya mulai bergabung dengan bekerja sebagai relawan sekaligus terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi local yang ada di Maumere.

Saya bekerja sambil giat mempersiapkan diri mengikuti seleksi bertahap yang dibuat oleh LPDP. Bekerja sebagai relawan dan hidup dari kemurahan orang lain memang tidak mudah. Saya berjuang membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam hidupnya sambil saya sendiri hidup dalam berbagai keterbatasan. Walau demikian saya berjuang menjadi berguna bagi orang lain dalam keadaan terbatas tersebut. Saya mengiringi perjalanan menuju mimpi dengan tekun belajar, berdoa dan berbuat baik.

Di tempat kerja, saya tidak memiliki spesifikasi tugas keahlian tertentu. Saya melaksanakan setiap pekerjaan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh semangat. Saya mengajar Bahasa Inggris pada setiap hari Sabtu, terlibat dalam sosialisasi UU TPKS, terlibat dalam penjangkauan korban kekerasan seksual dan KDRT di lapangan hingga terlibat dalam pendampingan korban di kantor polisi dan pengadilan. Saya percaya bahwa waktu, tenaga dan pikiran yang saya luangkan saat ini pasti berbuah manis suatu saat nanti.  

Ketika bekerja sebagai relawan saya ditawari untuk menjadi sekretaris di sebuah Yayasan dengan jaminan gaji yang cukup baik. Saya langsung menolak tawaran tersebut karena semangat dan rencana kontribusi yang lebih luas yang saya bawa sejak awal. 

Saat pengumuman kelulusan beasiswa, saya dinyatakan tidak lulus. Kampus tujuan saya Leiden University dan bidang studi Philosophy of law governance and politics Kembali menjadi mimpi. Perasaan kecewa mulai muncul. Sejak awal saya begitu optimis dan merasa sudah melakukan segala sesuatu serta berjuang dengan maksimal, tetapi hasilnya berkata lain. Saya harus menerima realitas perjalanan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun