5. Rajin mengamati, Â mencatat dan mengolah menjadi tulisan.
Jadi penulis harus tajam mengasah pendengaran dan penglihatan, harus jeli membaca lingkungan sekitar dan peka terhadap apa yang terjadi di sekeliling. Dengan Ketajaman, kepekaan dan kejelian maka tuangkan dalam tulisan, catat semua yang kita dengar dan lihat untuk dirajut menjadi tulisan yang menarik. Seorang penulis bisa mengubah peristiwa biasa saja yang didengar dan dilihat menjadi peristiwa yang menarik untuk disimak. Abaikan berfikir apakah tulisan kita sempurna, karna yang paling penting adalah proses, terus berlatih menulis setiap hari, dengan ketekunan berlatih maka tulisan akan menemukan kesempurnaannya sendiri.Â
6. Belajar menulis kepada Penulis.
Untuk menjadi seorang penulis yang pandai maka belajarlah kepada penulis yang Handal. Para penulis besar itu, nama mereka besar tentu saja dimulai dari awal perjuangan mereka menorehkan pena. Yang bertahan dengan proses yang akan berhasil. Mereka yang telah memiliki nama besar tersebut, tak jarang telah memulai proses dengan langkah penuh perjuangan hingga sukses menjadi penulis handal. Keuletan para penulis bisa menjadi teladan yang kita ikuti.
Mengutip yang disampikan Andrea Hirata dalam buku "Ayah.
 "Bermimpilah untuk menjadi penulis hebat"  Jangan mendahului nasibmu, belum apa-apa bilang tidak bisa. Untuk menjadi penulis hebat, seseorang harus terus belajar.Â
Nah para pembaca Kompasiana, setelah membaca tips di atas semoga dapat mengalirkan energi positif bahwa menulis itu memang mudah. Untuk manambah semangat dihari saya tutup artikel ini dengan sebuah motivasi dari seorang penulis ternama yaitu mbak HTR alias Helvy Tiana Rosa
"Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tidak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi." Helvy Tiana Rosa.
Salam literasi. Arofiah Afifi .