Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yang Beda di Hutan Mangrove Surabaya

21 Desember 2015   16:31 Diperbarui: 21 Desember 2015   22:42 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Monyet sedang makan buah mangrove"][/caption]Ada yang lain saat kami sekeluarga mengunjungi kembali objek wisata hutan mangrove di kawasan Desa Wonorejo, Kedung Baruk – Rungkut - Surabaya Timur itu. Beberapa waktu yang lalu saya sendirian mendatangi objek wisata alam satu-satunya di Surabaya itu. Mungkin karena kunjungan yang saya lakukan waktu itu berlangsung pada hari-hari biasa, bukan hari Minggu atau hari libur lainnya sehingga lokasi wisata murah meriah itu terlihat sepi pengunjung.

Minggu (20/12/2015) kemarin saya mengajak serta keluarga untuk mendatangi tempat yang sama. Wow.. ternyata tempat bersantai dengan udara yang masih bersih dan segar itu menjadi ramai dijubeli orang. Warga Kota Surabaya yang setiap harinya disibukkan dengan rutinitas yang menjemukan tentu merasa perlu tempat refreshing di kotanya. Dipilihlah kawasan hutan mangrove Wonorejo yang selain kondisinya masih alamiah, lokasinya juga tidak jauh dari kediaman mereka, masih di wilayah Surabaya.

[caption caption="Rimbunnya hutan mangrove Surabaya"]

[/caption]

[caption caption="Jalan (gladak) menuju rimbunya hutan mangrove Surabaya"]

[/caption]

[caption caption="Bibit mangrove yang siap ditanam di lahan"]

[/caption]

Sayangnya, baru beberapa tahun berselang kondisi jalan (gladak kayu) menuju sentra kuliner dan lokasi jogging track sudah ambruk. Jalan di kawasan hutan mangrove Surabaya terbuat dari kayu, dirancang lebih tinggi sehingga pengunjung dengan leluasa menikmati panorama hutan mangrove yang teduh itu.

Meski sudah ambruk, sebagian pengunjung tetap saja nekad menuruni jalan yang terputus itu agar bisa segera sampai ke lokasi sentra kuliner untuk menikmati berbagai makanan dan minuman yang ditawarkan lalu melanjutkan penjelajahan menuju jogging track yang memberikan suasana lain di hutan wisata mangrove Surabaya.

[caption caption="Ular Sanca sedang tidur di sangkarnya di objek wisata hutan mangrove Surabaya "]

[/caption]

Tiket masuk jogging track kini naik menjadi 2000 rupiah, dulu waktu saya ke sana masih 1000 rupiah. Tidak ada perubahan yang berarti mengenai keadaan dan fasilitas di dalam area jogging track. Tapi pada kunjungan kami kali ini terasa lain. Pengelola hutan mangrove menempatkan seekor ular sanca (phyton) berukuran besar pada sebuah kotak yang dindingnya terbuat dari kawat berlubang (kawat ram).

Hadirnya koleksi tambahan berupa ular sanca besar itu menjadi tontonan menarik bagi para pengunjung. Tak mau melewatkan begitu saja momen melihat ular berukuran besar yang sedang tidur, para pengunjung langsung mengabadikan wujud ular itu dengan kamera masing-masing.

[caption caption="Kepiting menuju liangnya"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun