Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencari Jejak Sang Raja di Ranu Kumbolo

18 Desember 2016   11:56 Diperbarui: 18 Desember 2016   19:00 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Kameswara di tepian Ranu Kumbolo

Berita-berita kurang sedap tentang tewas atau hilangnya seorang pendaki di gunung tak lantas menyurutkan nyalih mereka yang memang suka bertualang mendaki gunung. Atau pendaki amatiran seperti saya yang mungkin merasa penasaran dengan cerita banyak orang tentang eksotisme gunung tertentu. Nyatanya di musim hujan seperti inipun tak sedikit minat orang untuk mendaki gunung. Beberapa waktu lalu tersiar kabar, ada seorang pendaki tewas disambar petir saat mendaki Gunung Arjuno. Setidaknya berita itu menjadikan seorang pendaki lebih berhati-hati dan waspada dalam mendaki gunung.

Gunung Semeru di Jawa Timur misalnya, seperti diceritakan seorang petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) saat berada di pos pendataan Ranu Pani beberapa puluh menit sebelum pendakian pada 11 Desember 2016 yang baru lalu, menurutnya beberapa pendaki asing yang hilang di Semeru dan hingga kini belum ditemukan jenazahnya itu semata-mata karena kesalahan mereka sendiri. Mereka memilih jalur sendiri dan kurang mengindahkan masukan petugas. “Semeru tak membutuhkan pendaki tapi pendakilah yang membutuhkan gunung yang masih dianggap suci itu” tegas petugas di pos Ranu Pani.

Perkemahan sekitar Prasasti Kameswara
Perkemahan sekitar Prasasti Kameswara
Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3676 m dpl (meter di atas permukaan laut). Gunung itu memiliki panorama yang bukan saja cantiikk… bro tapi juga penuh dengan kisah sejarah purbakala. Masyarakat dulu (pemeluk Hindu dan Budha) menganggap gunung tak terkecuali Semeru sebagai tempat bersemayam roh-roh suci leluhur mereka. Bahkan mereka meyakini kalau para dewa juga bersemayam di gunung.

Ada sebuah cerukan di lereng Semeru, Danau Ranu Kumbolo namanya yang menjadi favorit para petualang saat mereka menjelajah Gunung Semeru. Ranu Kumbolo sering dijadikan camping ground sebelum para pendaki itu melanjutkan perjalanan menuju Kalimati dan puncak. Setidaknya butuh waktu sekitar 4 jam berjalan kaki atau jarak tempuh 10,7 kilometer untuk bisa sampai ke Ranu Kumbolo dari pos pendataan Ranu Pani. Pihak pengelola TNBTS sudah memaving sebagian jalan pendakian menuju danau yang memesona itu. Namun di musim hujan seperti ini para pendaki tetap harus berhati-hati karena jalan pendakian menjadi berlumpur dan pastinya licin. Meski sederhana, di Ranu Kumbolo juga sudah tersedia warung sederhana dan jamban keren agar para pendaki terhindar dari “ranjau darat”.

Pos-pos peristirahatan juga tersedia di sana, ada 4 pos peristirahatan sebelum mencapai Danau Ranu Kumbolo. Di pos-pos itu, para pendaki bisa beristirahat, memulihkan stamina sejenak sambil mencicipi gurihnya “gorengan” ala warga Tengger yang maknyus. Sebijinya cuma dihargai 2500 rupiah. Lumayan bisa mengganjal perut yang lagi keroncongan saat mendaki. Menurut pemilik warung, pos-pos itu baru dibangun pada tahun 2012 setelah booming film 5 Cm. Bila sedang beruntung di beberapa pos peristirahatan juga terlihat pemilik warung yang sedang menghidupkan kayu bakar nah di situ pendaki bisa bercengkerama dan bertanya banyak hal tentang Semeru khususnya Ranu Kumbolo serta nebeng sejenak untuk menghangatkan badan dengan hawa panas kayu bakar (api unggun).

Alangkah baiknya bila dalam satu tim pendakian berjalan beriringan, tak perlu tergesa-gesa apalagi kalau berbarengan dengan hujan turun. Waktu kami mendaki kemarin, ada seorang pendaki terpisah dari kelompoknya. Hampir seharian anggota lainnya mencari dan menunggu anggota yang terpisah tadi untuk bertemu dan bersama kembali. Hari itu kami juga mendengar kabar ada seorang pendaki masuk Rumah Sakit di Tumpang, Malang gegara jatuh saat mendaki Semeru.

Untuk bisa menikmati pesona danau cantik nan menghipnosis itu, pengunjung Ranu Kumbolo cukup membayar 20 ribu rupiah. Bila dibandingkan dengan sudut-sudut cantik danau yang menakjubkan itu maka ongkos tiket masuknya jelas tak seberapa. Tentu hal itu juga harus disertai tanggung jawab untuk memelihara kelestarian lingkungan sekitar danau. Tidak membuang sampah sembarangan, bawah kembali sampah saat turun gunung. Tidak boleh memotong atau merusak ranting pohon atau batu berbalut kain putih yang dianggap keramat. Memanfaatkan air danau juga tak boleh serampangan dan konon nggak boleh mandi menggunakan air danau yang hingga kini masih dianggap suci oleh masyarakat Suku Tengger itu.

Ranu Kumbolo memang bukan danau biasa, di masa lalu pernah menjadi jejak Raja Kameswara dari Kerajaan Kediri dalam melakukan perjalanan mencari air suci. Para pendaki kini bisa menyaksikan jejak purbakala berangka tahun 1182 masehi itu. Di pinggir danau terdapat sebuah batu prasasti yang hingga kini dikeramatkan orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun