Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menguak Misteri Prasasti Ranu Kumbolo di Semeru

20 Maret 2021   17:46 Diperbarui: 25 Maret 2021   08:25 2587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Ranu Kumbolo (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Menulis tentang misteri kepurbakalaan yang belum terungkap mengingatkan saya akan sosok arkeolog sejati yang juga kompasianer handal yakni Pak Djulianto Susantio, Wuri Handoko dan kalau di Jawa Timur kita juga mengenal Mas Teguh Hariawan, Mbah Ukik dan Ikrom Zain yang meski bukan arkeolog namun ketertarikannya pada dunia kepurbakalaan boleh dibilang setara dengan ahlinya. 

Mereka tak jarang membuat catatan tentang situs-situs purbakala yang mereka datangi. 

Saya sendiri sebenarnya bukan seorang arkeolog yang memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian khusus di bidang kepurbakalaan namun karena alasan suka dan dilandasi ajian Bondo Nekad (bonek) maka jadilah saya arkeolog gadungan he..he..he..  

Makanya untuk keperluan ini saya mencoba menyolek beberapa kawan kompasianer yang memang memiliki ilmu, keahlian atau pengetahuan memadai tentang dunia kepurbakalaan. 

Siapa tahu kawan-kawan tadi pernah melakukan riset atau penjelajahan ke Ranu Kumbolo dan melihat langsung Prasasti Ranu Kumbolo itu atau setidaknya ikut memberikan saran serta masukan seputar prasasti itu. 

Tampak pula Danau Ranu Kumbolo yang memesona (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Tampak pula Danau Ranu Kumbolo yang memesona (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Waktu saya bertandang ke Semeru beberapa waktu lalu, kondisi Prasasti Ranu Kumbolo dalam keadaan tertutup lumut. Sehingga goresan huruf Jawa Kuno yang kabarnya berbunyi: 'Ling deva 'pu Kameswara tirthayatra' kurang terlihat dengan jelas. 

Menurut beberapa sumber media online, kalimat berbahasa Jawa Kuno tadi bermakna "perjalanan spiritual yang dilakukan Kameswara dalam mencari air suci". Coba kita kupas kata demi kata kalimat Ling Deva pu Kameswara tirthayatra ini. 

Pendapat para ahli tentang tulisan prasasti

Menurut sebagian arkeolog, kata Kameswara merujuk (ditafsirkan) pada nama raja Kerajaan Kadiri yang bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara Aniwariwirya Anindhita Digjaya Uttunggadewa. 

Sri Kameswara adalah raja ketujuh dari Kerajaan Kediri, hal ini tercantum dalam Prasasti Ceker tahun 1182 masehi serta Prasasti Kakawin Smaradhana. Masa pemerintahan raja Sri Kameswara sekitar tahun 1180 masehi - 1190 masehi. 

Tidak begitu jelas karena permukaan prasasti tertutup lumut (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Tidak begitu jelas karena permukaan prasasti tertutup lumut (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Sedangkan tirthayatra berasal dari dua kata yakni tirtha yang berarti air suci dan yatra (yathra) bermakna perjalanan spiritual. Jadi tirthayatra berarti perjalanan spiritual mencari air suci. Air suci yang dimaksud adalah air Ranu Kumbolo secara keseluruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun