Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Imlek Komed] Yang Tak Terpisahkan dari Tahun Baru Imlek

5 Februari 2019   22:04 Diperbarui: 13 Februari 2019   15:32 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok musik yang mengiringi Barongsai (dok.pri)

Tak hanya pukulan tambur, kelompok musik pengiring tarian barongsai dan naga juga menggunakan alat musik berupa dua (2) bilah piringan logam (zimba) yang saling dibenturkan hingga menghasilkan kombinasi suara yang bukan saja memekakkan telinga para penonton yang ada di dekatnya namun juga menambah meriahnya suasana tempat pergelaran kesenian asli Tiongkok itu.  

Bukan namanya Imlek tanpa acara makan-makan meski sesederhana apapun itu. Kue Keranjang dan jeruk serta beragam jenis makanan lainnya menjadi santapan yang wajib ada saat perayaan Imlek.

Belakangan ini buah naga (dragon fruit) juga dilirik sebagian orang sebagai pelengkap sajian di tahun baru Imlek. Kita ketahui bersama bahwa jeruk (Mandarin) dan buah naga merupakan jenis buah yang bisa saja dinikmati setiap saat. Namun belakangan ini (menjelang perayaan Imlek) hasil panen buah naga sangat berlimpah. Di pusat-pusat perbelanjaan (mal) dan pasar tradisional belakangan ini banyak kita temukan buah naga dan harganyapun murah. 

Wayang potehi menjadi hiburan  menarik saat Imlek 

Penampakan Wayang Potehi di Museum Surabaya (dok.pri)
Penampakan Wayang Potehi di Museum Surabaya (dok.pri)
Wayang (kulit, kelir, orang, golek dan beber) merupakan seni budaya asli Indonesia. Lain halnya dengan Wayang Potehi yang asalnya dari Cina (Tiongkok). Wayang Potehi juga menjadi pertunjukan yang sangat menarik pada momen perayaan tahun baru Imlek selain Barongsai dan tarian naga.

Kini pergelaran Wayang Potehi tidak hanya digelar di klenteng-klenteng atau wihara sebagai tempat peribadatan umat Konghucu yang sedang merayakan Imlek. Isi cerita seputar kisah kepahlawanan tokoh-tokoh masyarakat Tiongkok terutama yang berkaitan dengan Agama Konghucu dan tahun baru Imlek.


Pertunjukan Wayang Potehi juga menjadi hiburan meriah masyarakat luas selain umat Konghucu karena di gelar di mal atau pusat keramaian lainnya.

Dikutip dari laman indonesiakaya.com bahwa Wayang Potehi merupakan seni pertunjukan boneka tradisional asal Cina Selatan. "potehi" berasal dari akar kata "pou" (kain), "te" (kantong), dan "hi" (wayang). Secara harfiah, bermakna wayang yang berbentuk kantong dari kain. 

Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang.

Logo Komed screenshoot (dok.Komed)
Logo Komed screenshoot (dok.Komed)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun