Mengganti lampion-lampion yang usang dengan lampion baru serta memasangnya di berbagai sudut klenteng. Membersihkan (memandikan) patung para dewa-dewi yang mereka sembah. Menyiapkan lilin dengan berbagai ukuran, mulai dari yang berukuran kecil hingga sebesar tubuh manusia dewasa seperti yang pernah saya saksikan dalam Klenteng Hong Tiek Hian Surabaya dan Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur.
Imlek memang identik dengan jamuan makan dan bersenang-senang. Meski demikian umat yang merayakannya juga tetap menunjukkan kepeduliannya kepada sesama dalam hal ini sanak saudara, tetangga dan kerabat lainnya antara lain dengan membagi-bagikan makanan, kado dan juga angpao.Â
Masih dalam suasana Imlek, tepatnya lima belas (15) hari setelah Imlek yang oleh umat Konghucu dinamakan peringatan Cap Go Meh, para umat melakukan ritual tolak bala (buang sial) dengan membakar kertas ciswak.Â
Para umat Konghucu berdoa dan berharap dengan ritual itu agar mereka terbebas dari segala naas dan kesialan serta mengisi hari-hari di tahun baru ini dengan berbagai kegiatan bermanfaat yang mendatangkan banyak rezeki.Â
Barongsai, Dragon dan Buah NagaÂ
Kedua tarian yang sangat atraktif itu seolah sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Bahkan tak sedikit dari para pemain kedua tarian tadi merupakan warga asli Indonesia jadi bukan hanya menjadi dominasi anak-anak muda keturunan Tionghoa saja.
Baik kesenian tari barongsai maupun naga dimainkan oleh lebih dari satu orang. Tarian barongsaiakan semakin menarik untuk disaksikan karena dimainkan oleh para pemain yang sudah terlatih dengan stamina yang prima pula. Variasi atraksinya akan semakin mengundang decak kagum para penontonnya manakala  para pemainnya tampil gemilang dan memang benar-benar sudah terlatih.
Tarian naga (liang liong atau dragon dance) juga demikian. Tarian ini menuntut kekompakan tim yang melibatkan banyak pemain. Pemain dragon dance sedikitnya 8-10 orang bahkan bisa lebih dari itu. Variasi atraksinya turut menentukan apakah sajian tarian naga tadi memukau para penontonnya atau hanya biasa-biasa saja.
Baik Barongsai maupun tarian naga biasanya bisa kita saksikan di mal atau tempat-tempat wisata sebagai daya tarik tambahan dengan memanfaatkan momen tahun baru Imlek.
Pergelaran kesenian tari barongsai dan naga tak lepas dari kelompok musik pengiringnya yang dengan piawai memainkan alat musik pukul berupa genderang semacam bedug (tambur) yang menghasilkan suara bukan hanya keras namun juga mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya.Â