Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengintip Geliat Bisnis Tanaman Hias di Kota Gresik

7 Desember 2018   05:32 Diperbarui: 7 Desember 2018   05:33 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekor monyet, salah satu tanaman hias yang diminati pembeli (dok.pri)

Bagi sebagian orang memelihara tanaman hias merupakan kelangenan (hobi) yang mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri. Berawal dari sekedar hobi bercocok tanam tanaman hias itu kemudian lahirlah passion (semangat/gairah) untuk menjadikan tanaman hias sebagai lahan bisnis yang menjanjikan. Satu orang berhasil berbisnis (baca = berjualan/berdagang) tanaman hias, lalu cerita tentang keberhasilan itu didengar oleh tetangga dekatnya. 

Sang tetangga yang baru mendengar cerita tadi menjadi tertarik, akhirnya ikut memelihara dan berbisnis tanaman hias begitu seterusnya cerita sukses dari mulut ke mulut (tutur tinular) hingga akhirnya warga sedesa beramai-ramai berbisnis tanaman hias. 

Begitu pula dengan sentra tanaman hias yang ada di Dusun Banyu Urip, Desa Miru - Kedamean - Gresik. Anda mungkin tak menyangka kalau Kota Gresik yang selama ini dikenal sebagai pusat industri khususnya industri semen ternyata memiliki perkampungan tanaman hias yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. 

Dusun Banyu Urip sebagai sentra tanaman hias 

Kini perkampungan Dusun Banyu Urip, Miru mayoritas warganya hidup dengan mengandalkan tanaman hias. Sebagian warga menjadikannya sebagai usaha sambilan karena mereka memiliki usaha kecil lainnya seperti warung makanan dan toko sembako (pracangan). Sebagian warga lagi juga bekerja di sektor formal seperti pegawai negeri atau karyawan pabrik karena di sekitar perkampungan itu banyak kita temukan pabrik-pabrik besar.

Ketika pertama kali memasuki Dusun Banyu Urip, Miru, pengunjung disuguhi pemandangan berupa cantiknya beraneka jenis tanaman hias yang dipajang di depan rumah. Hampir setiap halaman rumah warga Banyu Urip, Miru itu dijadikan show room beragam jenis tanaman hias.

Jalan Dusun Banyu Urip, Miru (dok.pri)
Jalan Dusun Banyu Urip, Miru (dok.pri)
Jalan perkampungan sudah dicor layaknya jalan-jalan besar di pusat Kota Gresik atau kota besar lainnya. Lebar jalan kurang lebih 12 meteran. Proses pengerjaan jalan dan pemasangan gorong-gorong (box culvert) hingga saat saya berkunjung ke sana, Selasa (04/12/2018) masih berlangsung. Jalan masuk ke perkampungan sempat ditutup karena ada proyek itu. Arus lalu-lintas dialihkan melewati gang (kampung) di sebelahnya.

Dulu ketika sedang booming tanaman adenium (Kamboja Jepang) Dusun Banyu Urip, Miru penuh dengan tanaman itu. Hampir semua warganya mengusahakan tanaman yang asalnya dari gurun di Afrika itu. Ketika musim anthurium, masyarakat di desa itu juga beramai-ramai mengembang-biakkan anthurium yang asalnya dari hutan Amazone itu. Singkat kata, jenis tanaman yang diusahakan warga Dusun Banyu Urip, Miru tak jarang mengikuti perkembangan trend yang ada.

Ragam tanaman hias (dok.pri)
Ragam tanaman hias (dok.pri)
Kini ketika bisnis tanaman hias menjadi mata pencaharian yang bisa diandalkan, warga setempat mengusahakan hampir semua jenis tanaman hias. Bahkan tanaman-tanaman yang cocok untuk daerah beriklim sejuk sudah banyak dikembangkan di daerah Banyu Urip, Miru. Warga setempat menggunakan penaung (paranet) atau bahkan green house sederhana sebagai tempat pengembangan (budidaya) agar kondisi suhu dan intensitas cahaya matahari terkontrol, mirip dengan keadaan di daerah pegunungan seperti Batu (Malang) dan daerah Pacet (Mojokerto).

picsart-12-07-04-18-53-5c099c47aeebe103592c4de2.png
picsart-12-07-04-18-53-5c099c47aeebe103592c4de2.png
Cerita sukses pedagang tanaman hias Desa Miru 

Ada ratusan bahkan mungkin ribuan warga Dusun Banyu Urip, Miru yang kini menggantungkan hidupnya dari berjualan tanaman hias. Tak jarang dari warga tadi memiliki 2 stan (lapak) atau lebih. Yuk kita simak bersama kiat usaha atau pengalaman salah satu pemilik lapak tanaman hias 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun