Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menanam Nangka di Halaman Sempit, Bisa Kok

30 November 2018   22:42 Diperbarui: 30 November 2018   22:54 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak perlu lahan khusus, di halaman rumah yang sempit juga bisa berbuah (dok.pri)

Kemajuan yang pesat di bidang pertanian memberikan manfaat yang tidak sedikit bagi umat manusia. Dengan melalui proses seleksi, perkawinan silang (hibridisasi) atau bahkan rekayasa genetika (bioteknologi) kini dihasilkan benih atau bibit tanaman berkualitas bagus.

Dulu para petani bisa menikmati hasil panen padi setelah berbulan-bulan membudidayakan tanaman padinya belum lagi kalau terjadi serangan hama dan penyakit yang menjadikan para petani tadi bekerja ekstra keras. Resiko gagal panen menanti di depan mata manakala tanaman padinya tidak tahan serangan hama dan penyakit. 

Setelah melalui proses rekayasa genetika kini dihasilkan padi varietas  unggul dengan kualitas yang bagus pula (rasa pulen dan produksi meningkat) serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Hanya dalam waktu beberapa bulan saja, para petani itu sudah bisa memanen tanaman padinya.

Di bidang perkebunan juga demikian. Dulu masyarakat bisa menikmati buah nangka setelah para petani menumbuh-kembangkan dan memanen hasil buah nangka dari kebun khusus yang membutuhkan areal cukup luas. Kini masyarakat awampun bisa bercocok tanam buah nangka dan menikmati buahnya tanpa membutuhkan lahan khusus.

Dengan melalui teknologi kultur jaringan (tissue culture) akan dihasilkan bibit-bibit tanaman nangka berkualitas bagus, dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Bibit nangka yang dihasilkan bukan hanya menjadi dominasi para petani nangka saja, masyarakat luas juga bisa mendapatkannya dengan mudah.

Bisa ditanam di halaman rumah yang sempit 

Kini orang awampun bisa menanam pohon nangka di halaman rumahnya yang mungkin tak begitu luas. Bibit tanaman nangka juga bisa didapatkan dengan mudahnya di toko tanaman (nursery) atau toko online dengan harga terjangkau dan kualitas yang tak mengecewakan.

Menumbuh-kembangkan tanaman nangka bisa dengan mudahnya kita lakukan. Sebelum bibit ditanam, coba siapkan lubang tanam. Lubang tanam disesuaikan dengan ukuran bibit yang dibeli. Usahakan menanam sedikit lebih dalam agar bila tanaman tumbuh dewasa, sistem perakarannya tidak merusak bangunan yang ada di dekat pohon nangka tadi.

Minimal dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 50 cm X 50 cm X 50 cm. Sebelum memasukkan bibit nangka ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat, tambahkan pupuk organik dalam kantong plastik 6 kg an yang bisa didapatkan dengan mudah di toko pertanian atau toko tanaman hias. Usahakan menggunakan tanah yang remah dan subur agar perakaran baru segera terbentuk dan bisa berkembang sempurna untuk proses absorbsi (penyerapan) unsur hara.

Kadang sebagian orang juga menggunakan kotoran kambing yang sudah matang (sudah dikomposkan). Kotoran kambing diketahui kaya akan unsur hara nitrogen yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif (daun dan percabangan) tanaman nangka. 

Tidak menggunakan tambahan pupuk organik juga tidak masalah yang penting tanah yang dimasukkan ke dalam lubang tanam merupakan jenis tanah yang subur dengan tekstur gembur (remah) dan sedikit liat (berlempung / clay). Bukankah "orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat-kayu dan batu bisa jadi tanaman" demikian cuplikan lagu Koes Plus yang sering kita dengar itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun