Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Pusara Sunan Bungkul di Surabaya

24 November 2017   20:34 Diperbarui: 25 November 2017   05:13 3970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di kompleks makam Sunan Bungkul (dok.pri)

Perkembangan Agama Islam di Indonesia khususnya yang ada di Pulau Jawa tak luput dari peran dan perjuangan para wali atau sunan. Sebagian umat Islam, terutama bagi mereka yang awam mungkin cuma mengenal sembilan wali atau yang dikenal dengan sebutan wali songo (wali sembilan).

Para Wali Songo itu ialah Sunan Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik / Kakek Bantal), Sunan Giri (Raden Paku), keduanya dari Kota Gresik, Jawa Timur. Sunan Ampel atau Raden Rahmat berasal dari Surabaya, Jawa Timur, Sunan Drajad (Lamongan - Jatim), Sunan Bonang (Tuban - Jatim), Sunan Kalijaga (Demak - Jateng), Sunan Kudus  (Kudus - Jateng), Sunan Muria (Gunung Muria, Kudus - Jateng) dan Sunan Gunung Jati (Cirebon - Jabar).

Sunan Kalijaga adalah anak seorang adipati Tuban. Masa mudanya di Jawa Timur, mendapat gemblengan Sunan Bonang. Di kawasan perbukitan Surowiti, Panceng -- Gresik terdapat petilasan beliau, Gua Langsih namanya, yang menjadi tempat bermunajad sang sunan. Petilasan Sunan Kalijaga dikabarkan juga ada di Cirebon. Beliau memang dikenal gigih mensyiarkan Islam di berbagai penjuru Pulau Jawa. Pusara beliau berada di kawasan Kadilangu Demak, Jawa Tengah.

Musholla yang dulu dibangun Sunan Bungkul namun kini sudah direnovasi (dok.pri)
Musholla yang dulu dibangun Sunan Bungkul namun kini sudah direnovasi (dok.pri)
Meski dalam sejarah disebutkan ada 9 wali (sunan) yang populer namun sebenarnya sunan-sunan yang lain itu juga masih banyak. Kala itu, murid atau anak sunan juga digelari sunan, misalnya Sunan Giri memiliki putra bernama Sunan Prapen dan Sunan Dalem.

Di Surabaya sendiri selain Sunan Ampel yang dikenal sebagai bapaknya para wali karena kedua anak laki-laki beliau juga menjadi sunan yaitu Sunan Drajad dan Sunan Bonang, ada satu sunan lagi yakni Sunan Bungkul yang kompleks pusaranya juga banyak diziarahi orang.

Gerbang masuk kompleks makam (dok.pri)
Gerbang masuk kompleks makam (dok.pri)
Mungkin sebagian pengunjung Taman Bungkul Surabaya atau umat Islam pada umumnya belum mengetahui kalau di belakang Taman Bungkul yang sudah mendunia itu terdapat pusara seorang sunan yang cukup besar jasanya dalam mengembangkan Islam khususnya di Kota Surabaya.

Beberapa catatan di internet menyebutkan kalau Sunan Bungkul atau Ki Ageng Bungkul itu memiliki nama lain Ki Ageng Supa (Jawa = Supo) atau Mpu Supa. Beliau adalah seorang bangsawan (tumenggung) kawasan Bungkul sekaligus ahli pembuat keris pusaka di era terakhir kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Membacakan yassin dan tahlil di pusara Sunan Bungkul (dok.pri)
Membacakan yassin dan tahlil di pusara Sunan Bungkul (dok.pri)
Sebagai ahli pembuat pusaka yang sakti mandraguna, Mpu Supo ternyata juga meninggalkan jejak di beberapa tempat yang tersebar di Jawa Timur. Saya sendiri sempat menelusuri beberapa tempat yang diyakini menjadi petilasan beliau, antara lain ada di Gunung Surowiti, Panceng -- Gresik, di kompleks Giri Kedaton, Kebomas -- Gresik, selain itu di dalam Gua Akbar -- Tuban dan kawasan wisata alam Kahyangan Api -- Bojonegoro juga dipercaya sebagai petilasan beliau.

Seperti kompleks makam para wali lainnya, pusara Mbah Bungkul ini juga tak pernah sepi pengunjung. Setelah memasuki gerbang masuk, pengunjung bisa melihat ada banyak batu nisan tersebar di kanan-kiri jalan menuju pusara sang sunan. Sementara itu di kompleks makam utama terlihat cukup banyak penziarah dengan khusuknya membacakan yassin dan tahlil.

Kendi-kendi berisi air yang diyakini mujarab (dok.pri)
Kendi-kendi berisi air yang diyakini mujarab (dok.pri)
Selain pusara, dua tempat lainnya yaitu musholla dan sumur tua diyakini sebagian penziarah merupakan warisan Sunan Bungkul yang masih terawat dengan baik. Musholla yang bangunannya sudah direnovasi sehingga terlihat seperti musholla jaman sekarang itu konon dulunya memang dibangun Sunan Bungkul. Tak hanya itu, bersama Sunan Ampel keduanya menggali sumur yang hingga kini airnya masih bisa dimanfaatkan untuk minum para penziarah makam. Air yang diyakini berkaromah dan mujarab itu ditempatkan dalam kendi-kendi yang terbuat dari tanah liat.

Sunan Bungkul memiliki seorang putri bernama Dewi Wardah yang akhirnya dinikahi oleh Sunan Giri dari Gresik. Jadi beliau adalah mertua Sunan Giri atau yang punya nama lain Raden Paku itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun